Browsing by Author "Endriani"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemKAJIAN KORELASI FAKTOR ABIOTIK TERHADAP DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SIRIH DARI BERBAGAI DAERAH DI NTB PADA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Fitrahtunnisa; Endriani; Balai Pengkajian Teknologi PertanianSalah satu penyakit penting pada tanaman panili adalah penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp vanillae. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih dari daerah yang berbeda menunjukkan aktifitas fungisida yang berbeda pula terhadap Fusarium oxysporum f.sp vanillae. Daun sirih yang digunakan adalah daun sirih yang diambil dari empat (4) daerah di NTB. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi faktor abiotik terhadap daya hambat ekstrak daun sirih (EDS) dari berbagai daerah di NTB pada F. oxysporum f.sp vanillae. Konsentrasi EDS yang diujikan adalah 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.25 dan 0.3, masing-masing dengan tiga kali ulangan. Pengujian dilakukan pada media PDA. Pengamatan dilakukan pada hari ke-enam inkubasi. Faktor abiotik yang diukur dan dilihat hubungannya dengan daya hambat adalah suhu, curah hujan, pH tanah, dan kandungan hara tanah (C organik, N, P dan K) tempat tumbuh dari sirih yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan N dan pH tanah memiliki pengaruh signifikan terhadap daya hambat EDS pada F. oxysporum f.sp vanillae. EDS dari daerah Tambora dan Lombok memberikan daya hambat penuh (100%) terhadap pertumbuhan jamur F. oxysporum f.sp. vanillae pada konsentrasi 0,2%, sedangkan EDS dari daerah Bima dan Sumbawa memiliki daya hambat 100% masing-masing pada konsentrasi 0,25% dan 0,3%. Faktor abiotik yang dominan berpengaruh pada daya hambat EDS terhadap F. oxysporum f.sp vanillae adalah Nitrogen dan pH dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,662, bersifat searah dan signifikan.
- ItemKAJIAN KORELASI FAKTOR ABIOTIK TERHADAP DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SIRIH DARI BERBAGAI DAERAH DI NTB PADA (Fusarium oxysporum f.sp vanillae)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Fitrahtunnisa; Endriani; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungSalah satu penyakit penting pada tanaman panili adalah penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp vanillae. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih dari daerah yang berbeda menunjukkan aktifitas fungisida yang berbeda pula terhadap Fusarium oxysporum f.sp vanillae. Daun sirih yang digunakan adalah daun sirih yang diambil dari empat (4) daerah di NTB. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi faktor abiotik terhadap daya hambat ekstrak daun sirih (EDS) dari berbagai daerah di NTB pada F. oxysporum f.sp vanillae. Konsentrasi EDS yang diujikan adalah 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.25 dan 0.3, masing-masing dengan tiga kali ulangan. Pengujian dilakukan pada media PDA. Pengamatan dilakukan pada hari ke-enam inkubasi. Faktor abiotik yang diukur dan dilihat hubungannya dengan daya hambat adalah suhu, curah hujan, pH tanah, dan kandungan hara tanah (C organik, N, P dan K) tempat tumbuh dari sirih yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan N dan pH tanah memiliki pengaruh signifikan terhadap daya hambat EDS pada F. oxysporum f.sp vanillae. EDS dari daerah Tambora dan Lombok memberikan daya hambat penuh (100%) terhadap pertumbuhan jamur F. oxysporum f.sp. vanillae pada konsentrasi 0,2%, sedangkan EDS dari daerah Bima dan Sumbawa memiliki daya hambat 100% masing-masing pada konsentrasi 0,25% dan 0,3%. Faktor abiotik yang dominan berpengaruh pada daya hambat EDS terhadap F. oxysporum f.sp vanillae adalah Nitrogen dan pH dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,662, bersifat searah dan signifikan.
- ItemPengaruh Residu Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Sifat Fisika Ultisol dan Hasil Tanaman(BPTP Jambi, 2003) Endriani; BPTP JambiPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh residu pupuk bokashi kotoran sapi terhadap sifat ultisol dan hasil tanaman. Penelitian dilakukan di desa Kenali Besar Kecamatan Kotabaru Jambi yang berlangsung selama enam bulan.
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI VARIETAS TANGGAMUS DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN RAWA LEBAK DANGKAL(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Endriani; M.Ghulamahdi; E.Sulistyono; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianLahan rawa lebak berpotensi cukup besar untuk pengembangan dan meningkatkan produksi tanaman pangan. Budidaya jenuh air merupakan penanaman dengan memberikan irigasi terus menerus, dan membuat tinggi muka air tanah tetap (sekitar 5 cm di bawah permukaan tanah) sehingga lapisan di bawah permukaan tanah jenuh air.Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan produksi kedelai dan meningkatkan indeks pertanaman di lahan rawa lebak dangkal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam rancangan lingkungan acak kelompok dengan 3 ulangan. Faktor ke-satu: 4 taraf dosis pupuk N yaitu 0, 11.25, 22.50 dan 33.75 kg N ha-1, faktor ke-dua: 4 taraf dosis pupuk P yaitu 0, 36,72 dan 108 kg P faktor ke-tiga : Pupuk hayati penambat N dan Pelarut P yaitu tanpa pupuk hayati, pakai pupuk hayati. Data penelitian dianalisis sidik ragam dengan uji F, apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk melihat perbedaan antar perlakuan pada taraf α 0.05. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas kedelai varietas Tanggamus pada lahan rawa lebak dangkal dengan budidaya jenuh air pada tingkat kesuburan tanah sedang mencapai 4 ton ha . Penerapan pengelolaan air dengan sistem budidaya jenuh air, pengelolaan hara sesuai kebutuhan tanaman dan waktu tanam yang tepat pada lahan rawa lebak akan menghasilkan produksi kedelai yang optimal.
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI VARIETAS TANGGAMUS DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN RAWA LEBAK DANGKAL(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Endriani; M.Ghulamahdi; E. Sulistyono; Balai Pengkajian Teknologi PertanianABSTRAK Lahan rawa lebak berpotensi cukup besar untuk pengembangan dan meningkatkan produksi tanaman pangan. Budidaya jenuh air merupakan penanaman dengan memberikan irigasi terus menerus, dan membuat tinggi muka air tanah tetap (sekitar 5 cm di bawah permukaan tanah) sehingga lapisan di bawah permukaan tanah jenuh air.Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan produksi kedelai dan meningkatkan indeks pertanaman di lahan rawa lebak dangkal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam rancangan lingkungan acak kelompok dengan 3 ulangan. Faktor ke-satu: 4 taraf dosis pupuk N yaitu 0, 11.25, 22.50 dan 33.75 kg N ha -1 , faktor ke-dua: 4 taraf dosis pupuk P yaitu 0, 36,72 dan 108 kg P 2 0 5 ha -1 , faktor ke-tiga : Pupuk hayati penambat N dan Pelarut P yaitu tanpa pupuk hayati, pakai pupuk hayati. Data penelitian dianalisis sidik ragam dengan uji F, apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk melihat perbedaan antar perlakuan pada taraf α 0.05. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas kedelai varietas Tanggamus pada lahan rawa lebak dangkal dengan budidaya jenuh air pada tingkat kesuburan tanah sedang mencapai 4 ton ha -1 . Penerapan pengelolaan air dengan sistem budidaya jenuh air, pengelolaan hara sesuai kebutuhan tanaman dan waktu tanam yang tepat pada lahan rawa lebak akan menghasilkan produksi kedelai yang optimal.
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI VARIETAS TANGGAMUS DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN RAWA LEBAK DANGKAL(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Endriani; M.Ghulamahdi; E. Sulistyono; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungLahan rawa lebak berpotensi cukup besar untuk pengembangan dan meningkatkan produksi tanaman pangan. Budidaya jenuh air merupakan penanaman dengan memberikan irigasi terus menerus, dan membuat tinggi muka air tanah tetap (sekitar 5 cm di bawah permukaan tanah) sehingga lapisan di bawah permukaan tanah jenuh air.Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan produksi kedelai dan meningkatkan indeks pertanaman di lahan rawa lebak dangkal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam rancangan lingkungan acak kelompok dengan 3 ulangan. Faktor ke-satu: 4 taraf dosis pupuk N yaitu 0, 11.25, 22.50 dan 33.75 kg N ha-1, faktor ke-dua: 4 taraf dosis pupuk P yaitu 0, 36,72 dan 108 kg P205 ha-1, faktor ke-tiga : Pupuk hayati penambat N dan Pelarut P yaitu tanpa pupuk hayati, pakai pupuk hayati. Data penelitian dianalisis sidik ragam dengan uji F, apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk melihat perbedaan antar perlakuan pada taraf α 0.05. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas kedelai varietas Tanggamus pada lahan rawa lebak dangkal dengan budidaya jenuh air pada tingkat kesuburan tanah sedang mencapai 4 ton ha-1. Penerapan pengelolaan air dengan sistem budidaya jenuh air, pengelolaan hara sesuai kebutuhan tanaman dan waktu tanam yang tepat pada lahan rawa lebak akan menghasilkan produksi kedelai yang optimal.
- ItemPerubahan Beberapa Sifat Fisika Tanah Akibat Pemberian Janjang Kosong Pada Areal Tanaman Kelapa Sawit PTP VI Jambi(BPTP Jambi, 2005) Endriani; Yunus; BPTP JambiProduksi tanaman kelapa sawit disebut tandan buah segar yang terdiri dari buah (brondolan) sebanyak 65-75% dan tandan kosong (janjang kosong) 25-35%. Tandan kosong umumnya dibakar di sekitar pabrik dan abunya dipergunakan sebagai pupuk karena kandungan K cukup tinggi. Untuk mencegah pencemaran udara, sejak tahun 1990 tandan kosong mulai dimanfaatkan sebagai mulsa di areal tanaman kelapa sawit.
- ItemPerubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Akibat Pemberian Janjang Kosong Pada Areal Tanaman Kelapa Sawit PTP VI Jambi(BPTPJambi, 2006) Endriani; Yunus; BPTP JambiProduksi tanaman kelapa sawit disebut tandan buah segar yang terdiri dari buah (brondolan) sebanyak 65-75% dan tandan kosong (janjang kosong) 25-35%. Tandan kosong umumnya dibakar di sekitar pabrik dan abunya dipergunakan sebagai pupuk karena kandungan K tinggi. Untuk mencegah pencemaran udara, sejak tahun 1990 tandan kosong mulai dimanfaatkan sebagai mulsa di areal tanaman kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan beberapa sifat kimia tanah akibat pemberian janjang kosong pada area tanaman kelapa sawit PTP VI Jambi.
- ItemStudi Degradasi Tanah Andisol Berlereng melalui Pendekatan besar erosi di sub DAS Siulak Tenang Kabupaten Kerinci(BPTP Jambi, 2008) Endriani; BPTP JambiPenelitian yang bertujuan untuk mempelajari tingkat degradasi Tanah Andisol Berlereng Melalui Pendekatan Bahaya Erosi di Sub DAS Siulak Tenang Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi, telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2007.