Browsing by Author "Djufry, Fadjry"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- Item5. Keragaan Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Pola PTT di Lima Kabupaten Provinsi Papua(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2012) Djufry, Fadjry; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Provinsi Papua memiliki potensi cadangan lahan untuk pertanian yang sangat luas. Terdapat lahan seluas 1 juta ha yang dipersiapkan untuk program nasional Food Estate di Kabupaten Merauke. Produktivitas padi di Provinsi Papua baru mencapai 3 t/ha GKG. Masalah utama adalah rendahnya penerapan teknologi budidaya oleh petani. Upaya peningkatan produksi padi tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara, diantaranya dengan perbaikan cara budidaya tanaman melalui pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan introduksi varietas padi yang adaptif terhadap lingkungan dan mampu memberikan hasil yang tinggi. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui keragaan pertumbuhan dan produksi varietas unggul baru padi di lima kabupaten lokasi SL-PTT di Papua. Pengkajian dilaksanakan pada musim tanam (MH I) pada bulan Desember 2009 – April 2010 dan Juni- Oktober 2010. Pengkajian dilaksanakan di kabupaten sentra tanaman padi di provinsi Papua yaitu, Kabupaten Merauke, Jayapura, Keerom, Nabire dan Sarmi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang diulang sebanyak tiga kali. Pada tiap kabupaten dipilih 3 (tiga) orang petani kooperator dan ditetapkan sebagai unit percobaan. Pada tiap unit percobaan ditanam 4 (lima) varietas unggul baru yaitu Inpari 1, Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, Inpari 9 dan sebagai pembanding adalah varietas ciherang/mekongga. Variabel diamati meliputi tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan/rumpun, jumlah malai/rumpun, panjang malai, jumlah gabah/malai, gabah isi, bobot 1.000 butir gabah, dan produktivitas gabah kering giling (t/ha). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa perbaikan cara budidaya melalui penerapan pengelolaan tanaman terpadu dan introduksi varietas unggul baru tahan tungro mampu meningkatkan produktivitas padi rata-rata sebesar 1–2 t/ha (50%). Produksi tertinggi berturut-turut dicapai oleh varietas Inpari 9 (9 t/ha GKG), Inpari 8 (8,71 t/ha GKG) dan Inpari 7 (7,76 t/ha GKG).
- ItemBuah-Buahan Spesifik Kalimantan Selatan(BPTP Kalsel, 2006) Djufry, Fadjry; Sabran, M.; Lesmayati, Susi; Hikmah, Zachirotul; BPTP Kalsel
- ItemBudi Daya Jagung Terstandar(Pertanian Press, 2024) Sulaiman, Andi Amran; Djufry, Fadjry; Bahrun, Abd. Haris; Nur, AminJagung mempunyai banyak manfaat, sebagai bahan pangan, bahan pakan untuk ternak, serta bahan baku industri. Kebutuhan jagung terus mengalami peningkatan, namun ketersediaannya sering kali terbatas. Perlu upaya peningkatan produksi baik melalui perluasan lahan (ektensifikasi), maupun peningkatan produktivitas (intensifikasi). Peningkatan produksi yang dilakukan akan lebih efektif jika sesuai standar yang ditetapkan. Buku ini berisi teori dan cara budi daya jagung yang baik. Beberapa aplikasi teknis dan terstandar dapat dikembangkan dan diikuti untuk peningkatan produksi tanaman jagung secara optimal. Penulisan buku ini mengacu pada standar budi daya jagung yang digunakan pada budi daya tanaman pangan yang baik (Good Agriculture Practice) SNI 6989:2021. Buku ini dapat digunakan sebagai referensi bagi para mahasiswa, praktisi, ilmuwan dan masyarakat umum yang tertarik untuk mengembangkan budi daya dan pengelolaan tanaman jagung secara terstandar.
- ItemBuku Ajar Budidaya dan Pengolahan Kelapa(Pertanian Press, 2024) Bahrun, Abd. Haris; Sulaiman, Andi Amran; Djufry, Fadjry; Karouw, Steivie; Trivana, Linda; Matana, Yulianus; Nasarudin; Rafuddin; NurfaidaTanaman kelapa dikenal dengan pohon kehidupan karena semua bagian tanaman kelapa mulai dari akar, batang, bunga, buah, dan berbagai produk turunannya sangat bermanfaat bagi manusia, baik sebagai makanan, minuman, maupun bukan makanan. Buku ini digunakan sebagai Buku Ajar tentang “Budi Daya dan Pengolahan Kelapa” ditulis untuk menginformasikan tentang varietas kelapa, budi daya dan pengolahan produk kelapa. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi petani, pemerhati, akademisi, dan pemerintah daerah, serta stakeholder lainnya. Kami menyadari buku ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan. Masukan dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan
- ItemEKSPLORASI DAN EVALUASI KERAGAMAN GENETIK PLASMA NUTFAH PINANG ASAL SUMATERA BARAT DAN TIMIKA PAPUA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Maskromo, Ismail; Natawijaya, Aziz; Djufry, Fadjry; Syakir, Muhammad; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPinang (Areca catechu) merupakan salah satu palma asli Indonesia yang memiliki potesi ekonomi tinggi, namun belum banyak mendapat perhatian dalam pengembangannya. Keterbatasan bahan tanaman dan sumber benih menjadi faktor pembatas pengembangan pinang di Indonesia. Untuk mengakselerasi pengembangan pinang, adanya sumber genetik dengan variebilitas genetik yang luas merupakan faktor kunci. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang secara informal dilaporkan memiliki keanekaragaman pinang budidaya, sedangkan Papua dilaporkan sebagai pusat keragaman spesies yang berkerabat dengan pinang. Penelitian ditujukan untuk mengeksplorasi dan mengoleksi sumber daya genetik pinang di 5 kabupaten di Sumetera Barat dan di Timika, Papua, menggunaan metode pusposive sampling method. Hasil eksplorasi di lima kabupaten di Sumatera Barat, menunjukkan adanya variasi morfologi yang luas untuk karakter hasil dan komponen hasil. Seleksi genotipe harapan dilakukan secara individual dari semua populasi yang diamati di lima kabupaten. Sebanyak 30 aksesi yang memiliki produksi tinggi dan berumur Genjah berhasil diseleksi. Kegiatan eksplorasi di Kabupaten Timika dilakukan di dua tipe habitat yaitu kebun penduduk dan hutan primer.
- ItemEKSPLORASI DAN EVALUASI KERAGAMAN GENETIK PLASMA NUTFAH PINANG ASAL SUMATERA BARAT DAN TIMIKA PAPUA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Maskromo, Ismail; Natawijaya, Aziz; Djufry, Fadjry; Syakir, Muhammad; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPinang (Areca catechu) merupakan salah satu palma asli Indonesia yang memiliki potesi ekonomi tinggi, namun belum banyak mendapat perhatian dalam pengembangannya. Keterbatasan bahan tanaman dan sumber benih menjadi faktor pembatas pengembangan pinang di Indonesia. Untuk mengakselerasi pengembangan pinang, adanya sumber genetik dengan variebilitas genetik yang luas merupakan faktor kunci. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang secara informal dilaporkan memiliki keanekaragaman pinang budidaya, sedangkan Papua dilaporkan sebagai pusat keragaman spesies yang berkerabat dengan pinang. Penelitian ditujukan untuk mengeksplorasi dan mengoleksi sumber daya genetik pinang di 5 kabupaten di Sumetera Barat dan di Timika, Papua, menggunaan metode pusposive sampling method. Hasil eksplorasi di lima kabupaten di Sumatera Barat, menunjukkan adanya variasi morfologi yang luas untuk karakter hasil dan komponen hasil. Seleksi genotipe harapan dilakukan secara individual dari semua populasi yang diamati di lima kabupaten. Sebanyak 30 aksesi yang memiliki produksi tinggi dan berumur Genjah berhasil diseleksi. Kegiatan eksplorasi di Kabupaten Timika dilakukan di dua tipe habitat yaitu kebun penduduk dan hutan primer. Sebanyak dua aksesi pinang budidaya memiliki produksi tinggi berhasil dikoleksi. Kerabat dekat pinang yang berhasil ditemukan dan dikoleksi yaitu Areca Unipa yang memiliki ukuran buah dua kali lebih besar, Areca macrocalix yang memiliki batang kecil dan Genjah, serta beberapa species Areca. Analisis kekerabatan genetik intra dan interspesies pinang serta analisis keragaman aleliknya lebih lanjut akan dipelajari menggunakan marka SSR. Sumber-sumber genetik yang berhasil dikoleksi selanjutnya akan ditanam dan dievaluasi di kebun percobaan Balit Palma, Badan Litbang Pertanian di Manado, selanjutnya akan digunakan untuk perakitan varietas unggul pinang, melalui hibridisasi dan introgresi sebagai sumber benih pengembangan pinang di masa mendatang.
- ItemKajian adaptasi varietas unggul baru padi sawah yang ditanam pada lahan sawah tadah hujan di Papua(BB Biogen, 2013-12) Djufry, Fadjry; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKajian adaptasi varietas unggul baru padi sawah pada berbagai kondisi lingkungan dan waktu tanam merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui potensi produksi padi. Beberapa varietas unggul baru padi memberikan hasil tinggi pada musim tanam hujan, sedangkan beberapa varietas yang lain mempunyai hasil yang tinggi bila di tanam pada musim kemarau. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui tingkat adaptasi varietas unggul baru padi potensi hasil tinggi yang dapat ditanam pada musim kemarau di kabupaten Merauke. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2010 di desa Sumber Harapan, Kecamatan Tanah Miring, Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Sebelas varietas, yaitu Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 5 Merawu, Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 8, Inpari 9 Elo, Inpari 10 Laeya, dan varietas Ciherang sebagai pembanding. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan produktif per rumpun, , panjang malai, persentase gabah isi (%), bobot 1.000 butir gabah (g), jumlah gabah per malai dan, produksi (t/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Inpari 7, dan Inpari 9 sesuai untuk dikembangkan pada musim tanam II (musim kemarau) di Kabupaten Merauke yang merupakan daerah endemik Tungro. Adaptasi varietas Inpari 7 dan 9 yang telah dikaji memperlihatkan penampilan pertumbuhan dan hasil yang baik. Produksi rata-rata yang diperoleh dari kedua varietas tersebut yang ditanam pada musim kemarau berkisar antara 6,67-6,85 t/ha GKG. Kedua varietas ini tahan penyakit tungro sehingga direkomendasikan untuk dikembangkan di daerah Merauke.
- ItemKesiapan daerah mendukung pertanian modern(IAARD Press, 2019-11-02) Pasandaran, Effendi; Djufry, Fadjry; Suradisastra, Kedi; Balitbangtan
- ItemPengembangan pertanian cerdas iklim inovatif berbasis teknologi budidaya adaptif menuju pertanian modern berkelanjutan(IAARD Press, 2022-01-25) Djufry, Fadjry; Balitbangtan
- ItemPengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman Padi(Pertanian Press, 2024) Suprihanto; Sulaiman, Andi Amran; Djufry, Fadjry; Thamrin, Muhammad; Sasmita, Priatna; Usyati, N.; Dewi, Ratna Sari; Anggara, Agus Wahyana; Effendi, Baehaki Suherlan; Santoso; Kurniawati, Nia; Suhartini; Wening, Rina Hapsari; Hasmi, IndrusTanaman pangan merupakan sub sektor yang paling rentan di pengaruhi iklim. Adanya kenaikan suhu dan peningkatan curah hujan akan berpengaruh pada pola tanam sekaligus berpengaruh terhadap perilaku organisme pengganggu tanaman (OPT). Peningkatan serangan OPT akan menurunkan kuantitas dan kualitas hasil. Tanaman padi memiliki beragam potensi cekaman biotik berupa hama dan penyakit yang sangat mempengaruhi kehilangan hasil sehingga diperlukan pengendalian hama dan penyakit padi, diperlukan pemahaman yang baik tentang jenis dan karakteristik hama dan penyakit tersebut. Berdasarkan Permentan Nomor 13 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) berganti nama menjadi Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi). Sesuai dengan tugasnya, BBPSI Padi melaksanakan pengujian standar instrumen padi. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan upaya-upaya dalam membuat standar instrumen padi salah satunya adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman padi yang dapat diimplementasikan di lapangan dan sesuai dengan peraturan dan kebutuhan pertanian modern. Buku Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi ini memberikan informasi dan tuntunan praktis yang sangat cukup mengenal jenis dan bioteknologi hama dan penyakit utama padi serta solusi pengendalian terbaik berdasarkan rekomendasi BBPSI Padi.
- ItemPOTENSI PENGEMBANGAN KELAPA PUAN KALIANDA (KPK)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Maskromo, Ismail; Novarianto, Hengky; Djufry, Fadjry; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKelapa Puan atau Kelapa Kopyor adalah salah satu di antara kelapa eksotik yang merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman yang diduga merupakan hasil mutasi alami ini, ditemukan dalam jumlah yang terbatas di beberapa sentra produksi kelapa di Indonesia. Ciri khusus jenis kelapa eksotik terletak pada buahnya, yaitu memiliki daging buah yang lunak, dan cenderung lepas dari tempurungnya. Pemanfaatan daging buah puan saat ini, selain dikonsumsi segar juga sebagai bahan baku es krim. Harga buah kelapa ini yang relatif tinggi, yaitu mencapai sepuluh kali lipat dari buah kelapa biasa, memberikan peluang pengembangannya untuk meningkatkan nilai tambah yang diperoleh petani kelapa. Pada tahun 2010 telah dirilis tiga varietas kopyor tipe Genjah asal Pati, Jawa Tengah, kemudian diikuti pelepasan varietas tipe Dalam pada tahun 2016, yaitu varietas Kelapa Puan Kalinda asal Lampung Selatan. Keunggulan Kelapa Puan Kalianda terletak pada ukuran buahnya yang relatif besar, kuantitas endosperm yang tinggi serta kandungan lemak tak jenuh dan asam laurat yang relatif tinggi, dibanding kelapa Genjah kopyor Pati. Dua produk utama yang dihasilkan tanaman heterozigot Kelapa Puan Kalianda adalah buah puan dan benih atau cikal. Potensi produksi buah puan kurang lebih 25 %, sedangkan potensi benih sebanyak 50 % dari jumlah buah total pertandan. Dari rata-rata jumlah buah 8 butir pertandan akan dihasilkan 2 butir kelapa puan dan 4 butir benih. Pada luasan 1 ha lahan dengan jumlah tanaman 164 pohon (jarak dan sistem tanam 8 m x 8 m segitiga) dan menghasilkan 12 tandan per pohon pertahun, akan diperoleh buah puan sebanyak 3.936 butir dan benih puan sebanyak 7.872 butir.
- ItemSawit Indonesia dalam Dinamika Pasar Dunia(Pertanian Press, 2024) Sulaiman, Andi Amran; Djufry, Fadjry; Syamsuri, Prayudi; Setiyanto, Adi; Bahrun, Abd. Haris; Hendrawati, Dwiyana; Ridha, M. FauzanIndonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar secara global dengan kontribusi sekitar 58% dari total produksi Crude Palm Oil (CPO) dunia. Tidak hanya soal produksi, Indonesia juga menjadi pemimpin eksportir CPO dunia dengan menyumbang 56% dari total ekspor CPO global. Data tersebut menunjukkan betapa strategisnya peran Indonesia dalam pemenuhan vegetable oil dunia khususnya minyak sawit. Peran strategis Indonesia ini tentunya tidak terlepas dari tantangan dan hambatan perdagangan internasional yang melingkupinya, utamanya yang bersifat non-tariff barriers. Setidaknya ada lebih dari 15 jenis isu dapat dikategorikan sebagai non tariff barriers yang ditujukan untuk minyak sawit Indonesia. Hambatan non-tarif tersebut sebagian besar berupa penerbitan dan pemberlakuan regulasi di negara tujuan ekspor yang cenderung bersifat diskriminasi, dan sebagian lainnya bersifat negative campaign. Hal yang menarik dari jenis hambatan non-tarif tersebut, sebagian besar berasal dari Uni Eropa yang merupakan negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia terbesar nomor empat setelah India, Cina dan Pakistan.