Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Djoko Said Damardjati"

Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Sorgum Inovasi teknologi dan pengembangan
    (IAARD Press, 2013-12) Sumarno; Djoko Said Damardjati; Mahyuddin Syam; Hermanto
    Sorgum merupakan tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan diusahakan oleh sebagian petani di Jawa dan Nusatenggara. Pengelolaan secara tradisional yang tercermin dari penggunaan benih dan pupuk seadanya menyebabkan hasil panen hanya 1-2 ton per hektar. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan pertanaman sorgum yang terdapat di beberapa negara lain seperti India dan Thailand yang juga memberikan hasil panen yang rendah. Penggunaannya sebagai pemenuhan pangan keluarga bagi petani subsisten menyebabkan kurangnya dorongan untuk mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi. Sebaliknya, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Eropa, tanaman sorgum telah dikelola secara modern menggunakan teknologi maju seperti benih hibrida berkualitas dan pemupukan yang disesuaikan dengan kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Penggunaannya pun beragam, untuk pangan, pakan, industri, dan bioenergi. Rendahnya areal panen sorgum dibandingkan komoditas lain, dalam dekade terakhir hanya sekitar 25 ribu hektar per tahun, menyebabkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap upaya pengembangan tanaman ini. Hal serupa terjadi di beberapa negara lain seperti Thailand yang areal panennya menurun cukup tajam dari sekitar 400 ribu hektar pada tahun 1980an menjadi hanya tinggal sekitar 50 ribu hektar dalam beberapa tahun terakhir. India yang dikenal mempunyai areal pertanaman sorgum terluas di dunia, ternyata juga mengalami penurunan areal panen dari 14 juta hektar pada tahun 1990 menjadi 6 juta hektar pada tahun 2012. Meski termasuk tanaman minor, sorgum sebenarnya mempunyai beberapa kelebihan dari tanaman pangan lain seperti lebih toleran terhadap kekurangan dan kelebihan air, tidak memerlukan masukan tinggi, dapat tumbuh baik di lahan marginal, dan relatif lebih sedikit terserang organisme pengganggu tanaman (OPT). Penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian maupun instansi lain seperti perguruan tinggi dan BATAN menunjukkan bahwa melalui pengelolaan yang baik serta penggunaan varietas unggul, tanaman sorgum mampu memberi hasil tinggi. Kajian lapang yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang (kini Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi) pada tahun 1980-1990an membuktikan bahwa dengan waktu tanam dan pengelolaan yang tepat, hasil panen sorgum dapat mencapai 5-7 t/ha. Selain melepas beberapa varietas unggul sorgum, Badan Litbang Pertanian pun telah menginisiasi penelitian sorgum hibrida pada tahun 1990an melalui kerja sama dengan lembaga internasional ICRISAT (International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics). Di sisi lain pengembangan sorgum juga dihadapkan kepada masalah keunggulan komparatif dan kompetitif dengan tanaman lainnya seperti padi dan jagung. Ketidaktersediaan pasar menyebabkan harga sorgum relatif rendah dibandingkan komoditas lain. Kemajuan teknologi yang menghasilkan jagung hibrida dengan hasil di atas 8 t/ha menyebabkan petani semakin enggan menanam sorgum. Sementara itu, selain mudah terserang hama gudang pada waktu penyimpanan, biji sorgum juga mengandung tanin yang memerlukan pengolahan untuk menghilangkannya sebelum dikonsumsi. Melonjaknya harga minyak dunia yang dibarengi oleh terus meningkatnya kebutuhan akan pangan dan pakan telah mendorong berbagai kalangan untuk mengembangkan sorgum sebagai sumber energi terbarukan. Filipina, misalnya, telah mencanangkan pengembangan sorgum manis untuk bioetanol dan pakan. Bioetanol dari sorgum manis diharapkan dapat mensubstitusi sebagian bahan bakar negara lain yang sepenuhnya tergantung dari impor. India juga mempunyai rencana yang serupa dengan menjalin kerjasama dengan ICRISAT. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah melakukan Demfarm Sorgum di beberapa provinsi dalam beberapa tahun terakhir sementara Kementerian BUMN juga melakukan pengembangan sorgum di beberapa lokasi di NTB dan NTT. Suatu kajian yang komprehensif tampaknya perlu dilakukan apakah sorgum memang bermanfaat untuk dikembangkan lebih lanjut dan bagaimana strategi pengembangannya. Beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban termasuk apakah sorgum yang akan dikembangkan adalah sorgum biji untuk mendukung ketahanan pangan dan pakan atau sorgum manis untuk bioetanol, pakan, dan industri atau keduanya. Wilayah pengembangan dan petaninya perlu pula diidentifikasi secara tepat melalui kerjasama berbagai pihak: Pemerintah Pusat dan Daerah, swasta, kelompok tani dan lembaga terkait lainnya. Dukungan penelitian diharapkan mampu menyediakan teknologi yang diperlukan sebagaimana halnya peralatan panen dan pascapanen serta jaminan harga yang layak.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Strategi Pengembangan Pasar Domestik Pertanian dalam Menghadapi Persaingan Global
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2011-12-11) Djoko Said Damardjati
    Membangun pasar domestik yang tangguh dan berdaya saing merupakan kunci dalam menghadapi pasar dunia yang semakin liberal, terbuka, dan global. Struktur pasar di dalam negeri perlu menyesuaikan diri agar selaras dengan pasar dunia. Oleh karenanya, pengembangan infrastruktur pasar, baik sarana dan kelembagaan maupun sumber daya manusia, kebijakan, dan pendukung lainnya harus diarahkan dan dibina sedemikian rupa agar mampu melaksanakan Damardjati: Pengembangan Pasar Domestik Pertanian 153 distribusi pasar secara efisien, sehingga menguntungkan seluruh pelaku kepentingan mulai dari petani sebagai produsen hingga konsumen. Di tingkat petani perlu dilakukan transformasi dari petani produsen menjadi petani pemasok (supplier) melalui Gapoktan. Untuk distribusi dan pemasaran perlu dikembangkan kelembagaan dan sarana pemasaran yang efisien melalui pembentukan terminal agribisnis (TA) dan subterminal agribisnis (STA). Untuk membangun jaringan pemasaran yang efektif dibutuhkan kerja sama yang sinergis antarinstansi maupun pelaku usaha terkait, dalam membangun dan memberdayakan sarana dan kelembagaan pasar yang ada serta mengefisienkan simpul-simpul/titik rawan rantai pemasaran komoditas pertanian. Pasar tradisional dan pasar modern/ritel (super market dan hypermarket) sebagai tujuan utama pemasaran komoditas pertanian merupakan aspek yang perlu tertata dengan baik. Dalam situasi pasar yang sangat dinamis sesuai tuntutan konsumen, pasar tradisional diharapkan mampu membenahi diri ke arah semi modern agar tetap menjadi pilihan konsumen yang tidak kalah bersaing dengan pasar modern. Perkembangan pasar modern, baik super market maupun hypermarket, juga perlu segera dibenahi agar pertumbuhan dan persaingan yang terjadi tidak menjadi counterproductive dengan upaya membangun pasar domestik yang tangguh dan berdaya saing. Daya saing pasar domestik yang semakin kuat yang ditandai oleh produk lokal yang mampu bersaing dengan produk impor, serta penyerapan pasar domestik terhadap produk lokal yang semakin meningkat, akan mampu menghadang masuknya produk impor murah ke pasar Indonesia di era perdagangan dunia yang semakin liberal.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback