Browsing by Author "Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuku Lapang Jambu Kristal(Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah, 2015-05) Direktorat Budidaya dan Pascapanen BuahBuku Lapang Jambu Kristal menginformasikan tata cara penanganan produksi (budidaya) untuk digunakan sebagai pedoman bagi petugas maupun petani di lapangan agar dapat meningkatkan produksi dan mutu serta mempunyai daya saing tinggi.
- ItemBuku Pedoman Pelaksanaan SL - Pascapanen Buah(Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah, 2012) Direktorat Budidaya dan Pascapanen BuahPenanganan pascapanen yang baik sangat berperan untuk menekan kehilangan dan kerusakan hasil serta dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha agribisnis buah. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan pemahaman sikap petugas baik pusat maupun daerah, serta produsen tanaman buah. Penerapan pascapanen yang baik dilaksanakan melalui metode Sekolah Lapang. Sekolah Lapang (SL) Pascapanen atau yang lebih dikenal dengan TOT SL - GHP merupakan salah satu strategi dalam percepatan pemasyarakatan teknologi melalui media pembelajaran langsung di lapangan bagi petugas, petani/ pelaku usaha, melalui pendekatan partisipatif dengan merencanakan, mengerjakan, menemukan/memecahkan masalah sendiri berazaskan kemitraan antara pelatih, peserta secara bertahap dan berkesinambungan.
- ItemDefisiensi Unsur Hara Jeruk(Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah, 2014) Direktorat Budidaya dan Pascapanen BuahJeruk (Citrus SP.) merupakan salah satu komoditas buah unggulan nasional yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan potensi pasar yang baik. Disamping itu, jeruk Indonesia mempunyai keunggulan komparatif, yakni jenis dan varietas yang beragam, wilayah/daerah pengembangan tersebar luas yang memungkinan mempunyai pertumbuhan yang baik pada kondisi biofisik yang ada. Selain itu jeruk Indonesia mempunyai jenis varietas seperti pamelo : 17 varietas, keprok 22 varietas, jeruk siam 5 varietas. Dalam era perdagangan bebas jeruk Indonesia mempunyai kesempatan yang besar untuk mengisi pasar internasional, namun ditengah ketatnya persaingan di pasar internasional jeruk Indonesia dirasakan belum mampu bersaing, hal ini disebabkan karena rendahnya kualitas dan mutu antara lain disebabkan defisiensi unsur hara. Kecukupan unsur hara esensial pada tanaman jeruk merupakan kebutuhan pokok agar pertumbuhan tanaman dapat berkembang dan menghasilkan buah yang bermutu. Namun hingga saat ini pelaku usaha agribisnis jeruk masih banyak yang belum mengenal secara baik peranan unsur unsur hara esensial yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman dan belum begitu memahami gejala defisiensi unsur hara serta cara mengatasinya. Untuk menambah pengetahuan tentang unsur hara esensial, fungsi, gejala kelebihan dan kekurangan unsur hara pada tanaman jeruk, maka disusunlah Buku Defisiensi Unsur Hara pada Tanaman Jeruk.
- ItemPanduan Pascapanen Semangka (Citrulus lanatus thunb)(Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah, 2014) Direktorat Budidaya dan Pascapanen BuahPenyusunan buku Panduan Penanganan Pascapanen Semangka ini dimaksudkan sebagai acuan bagi petani dan pelaku usaha (pedagang pengumpul , pedagang eceran) dalam melakukan penanganan pascapanen serta bagi petugas dalam melaksanakan pembinaan, bimbingan, penilaian, pengawasan, dan evaluasi penanganan panen dan pascapanen semangka yang baik dan acuan bagi pelaku usaha hortikultura dalam menerapkan prinsip-prinsip penanganan panen dan pascapanen semangka yang baik.
- ItemPanduan Penanganan Pascapanen Melon(Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah, 2013) Direktorat Budidaya dan Pascapanen BuahPeluang melon untuk dapat mensubstitusi buah impor yang semakin gencar masuk ke Indonesia terbuka lebar. Tercatat produksi melon dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan Angka Tetap Statistik Hortikultura Tahun 2011, produksi melon mencapai 103.840 ton atau naik 21,93% dibandingkan dengan produksi melon tahun 2010. Sedangkan berdasarkan Angka Sementara 2012, produksi melon mencapai 129.706 ton atau naik 24,9% dibandingkan produksi melon tahun 2011. Namun, seperti buah lain pada umumnya, melon mudah mengalami kerusakan. Potensi kerusakan melon dapat terjadi dalam setiap alur tahapan penanganan pascapanen, dimulai dari pemanenan hingga buah tersebut sampai ke tangan konsumen, dan potensi kerusakannya akan semakin meningkat seiring dengan makin panjangnya alur penanganan pascapanen.