Browsing by Author "Dianawati, Meksy"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektivitas pelatihan budidaya teknis bawang merah terhadap perubahan perilaku petani di kecamatan pabuaran(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Muhammad Safei, Atang; Dianawati, Meksy; BPTP Jawa BaratPenerapan teknis budidaya bawang merah yang baik dan benar merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas bawang merah. Pada umumnya petani mengendalikan OPT dengan pestisida yang berlebihan. Upaya pengendalian ramah lingkungan masih belum diperhatikan petani. Perubahan perilaku petani dapat dilakukan melalui metode pelatihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani setelah mengikuti pelatihan budidaya teknis bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon pada bulan Juli-September 2016. Jenis penelitian ini adalah pre experimental design dengan desain penelitian pre and post test. Jumlah responden adalah 20 orang peserta pelatihan budidaya bawang merah. Pengambilan data menggunakan instrument kuesioner. Analisis data menggunakan uji wilcoxon dengan taraf signifi kansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan teknis budidaya bawang merah secara signifi kan mampu meningkatkan pengetahuan (nilai Asymp. Sig: 0,016), sikap (nilai Asymp. Sig: 0,013) dan ketrampilan (nilai Asymp. Sig: 0,007) petani dalam budidaya teknis bawang merah. Petani mengetahui karakteristik wilayah yang cocok untuk bawang merah, gejala serangan hama dan penyakit bawang, teknis pemupukan dan penyemprotan pestisida. Petani menjadi lebih yakin bahwa usaha perbenihan bawang merah lebih menguntungkan, pengendalian hama dan penyakit bawang merah dengan memanfaatkan musuh alami dan pestisida nabati lebih baik daripada pestisida kimia. Petani menjadi lebih terampil dalam membedakan karakteristik varietas bawang merah, mengenali hama dan penyakit bawang merah serta teknis pengendaliannya, menentukan dosis pemupukan dan melakukan pemasaran bawang merah.
- ItemEfektivitas pola distribusi dan minat petani terhadap benih upbs bptp jawa barat(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Ramdhaniati, Susi; Yulyatin, Atin; Dianawati, Meksy; Ishaq, Iskandar; BPTP Jawa BaratUnit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat telah memproduksi benih dasar (BD/FS) dan benih pokok (BP/SS) sejak tahun 2007. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan benih padi di Jawa Barat terutama kepada varietas baru yang belum banyak dikenal dan diproduksi oleh petani. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pola distribusi benih dan mengetahui kecenderungan minat kelas benih hasil produksi UPBS BPTP Jawa Barat pada tahun 2013. Evaluasi difokuskan pada distribusi benih dari jumlah transaksi pembelian dan jumlah benih yang didistribusikan (kg). Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif berdasarkan persentase. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pola distribusi melalui petugas BPTP Jabar dinilai efektif dalam penyebaran VUB dan kecenderungan minat petani terhadap kelas benih SS lebih tinggi dibandingkan kelas benih lainnya.
- ItemHubungan Bobot Biji Bawang Merah (True Seed of Shallot=TSS) dengan Peubah Panen Lainnya pada Produksi Benih TSS di Bandung Barat, Jawa Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Dianawati, Meksy; Yulyatin, Atin; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPersaingan hasil asimilasi makanan dalam tanaman untuk menghasilkan biji yang bernas menyebabkan bobot umbi menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bobot biji bawang merah (True seed of shallot=TSS) dengan peubah panen lainnya pada produksi benih TSS di Bandung Barat, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di lahan petani, desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dari Bulan April hingga Agustus 2017. Penelitian dilaksanakan dengan menanam umbi bawang merah untuk memproduksi biji bawang merah TSS pada 4 blok. Setiap blok diambil sampel 25 tanaman untuk diamati bobot kering biji, bobot kering umbi, bobot kering kapsul, bobot kering brangkasan, dan bobot kering seluruh tanaman. Data diuji dengan uji korelasi dengan 95 % taraf kepercayaan. Hasil menunjukkan bahwa blok 3 memiliki nisbah pembentukan biji per bobot total tanaman tertinggi, sedangkan blok 4 membentuk bobot biji paling tinggi. Bobot biji dipengaruhi bobot total tanaman sebesar 59,5% dan bobot kapsul sebesar 58,6%. Bobot umbi dipengaruhi bobot total tanaman sebesar 85%.
- ItemKajian Usahatani Bawang Merah di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Hamdani, Kiki Kusyaeri; Nurawan, Agus; Rachman, Adetya; Dianawati, Meksy; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten sentra bawang merah di Jawa Barat. Berbagai permasalahan usahatani tanaman bawang merah ditemukan sehingga diperlukan solusi agar usaha tani budidaya bawang merah dapat terus berkembang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaan usahatani bawang merah di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon. Kegiatan pengkajian dilakukan di Desa Jatirenggang, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon pada Juni 2016. Lokasi ditentukan secara purposive. Metode penelitian dilakukan dengan penggalian data melalui Rapid Rural Appraisal (RRA) dan pengisian kuesioner anggota kelompok tani dari Desa Jatirenggang dan Desa Pabuaran Lor serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Pabuaran. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah utama pada budidaya bawang merah di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon adalah penggunaan pestisida kimiawi dan pupuk kimia secara berlebihan, penggunaan benih secara berulang-ulang serta produktivitas yang masih rendah terutama pada musim hujan. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya keterlibatan dari berbagai stakeholder terkait. Agar petani dapat mengadopsi teknologi anjuran perlu dilakukan transfer teknologi secara intensif oleh petugas (penyuluh/peneliti) misalnya dengan bimbingan teknis/pelatihan, kaji terap, atau media informasi lainnya khususnya mengenai penerapan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, penggunaan rekomendasi pupuk, penggunaan benih bermutu, dan teknologi budidaya bawang merah pada musim hujan. Berdasarkan kelayakan usahatani, nilai R/C usahatani bawang merah di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon yaitu 1,47 artinya usahatani bawang merah termasuk layak untuk diusahakan.
- ItemPemanfaatan limbah ternak di sentra usahaternak sapi perah (Studi Kasus di Kelompok S 28 Desa Pangalengan Kec. Pangalengan Kab. Bandung)(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Lia Mulijanti, Siti; Rismayanti, Yayan; Dianawati, MeksyPemanfaatan limbah ternak sapi perah belum sepenuhnya dilaksanakan peternak. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan, ketrampilan, minat dan waktu yang dimiliki peternak sapi perah. Pemanfaatan limbah ternak di sentra peternakan sapi perah menjadi pupuk organik, energi alternative biogas merupakan upaya yang harus dilaksanakan melalui pembinaan pelatihan dan display teknologi. Desa Pangalengan Kecamatan pangalengan Kabupaten Bandung merupakan salah satu sentra usaha ternak sapi perah, tapi pemanfaatan kotoran ternak selama ini belum optimal. Keterbatasan modal, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik menjadi permasalahan utama. Makalah ini memaparkan upaya pemanfaatan limbah ternak menjadi energi alternative biogas yang dilaksanakan dengan metode pembinaan, pelatihan dan display teknologi pada kelompok ternak Sukamenak 28 Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Tahapan kegiatan yang adalah: (1) Sosialisasi pemanfaatan limbah kotoran sapi perah; (2) pembinaan ; (3) pelatihan; (4) Demplot teknologi dan (5) inisiasi dukungan kelembagaan. Hasil pengkajian antara lain: (1) Limbah ternak sapi perah dapat dimanfaatkan sebagai kompos, biogas dan pupuk cair (POC), (2) Pembinaan peternak dalam memanfaatkan limbah ternak melalui pelatihan dan display teknologi telah meningkatkan pengetahuan dan minat peternak dalam mengolah limbah ternak. (3) Dinas instansi terkait mendukung pemanfaatan limbah ternak sebagai energi alternative dan pupuk organik dengan bantuan 21 instalasi biogas.
- ItemPENGKAJIAN PAKET TEKNOLOGI PEMUPUKAN BAWANG MERAH DENGAN BENIH UMBI MINI DI KABUPATEN CIREBON(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, ) Yulyatin, Atin; Dianawati, Meksy; Haryati, Yati
- ItemPeningkatan Produksi Padi Gogo Di Lahan Kering Kabupaten Garut Jawa Barat Dengan Menggunakan Pupuk Organik(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Sujitno, Endjang; Dianawati, Meksy; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai dosis pupuk organik pada tanaman padi gogo di lahan kering Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di lahan kering Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut dengan ketinggian tempat 100-120 mdpl. Penelitian dilaksanakan pada MH 2012/2013, dari bulan November 2012 hingga Februari 2013. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Perlakuan yang diuji adalah aplikasi dosis pupuk organik, yaitu 2,5; 10; 15, 20 ton/ha. Perlakuan kontrol dosis 2,5 ton/ha merupakan kebiasaan petani setempat. Varietas padi gogo yang digunakan adalah situ patenggang. Pupuk anorganik yang digunakan adalah 250 kg/ha urea, 100 kg/ha SP 36, dan 100 kg/ha KCl. Peubah yang diamati adalah hasil GKP, bobot 1000 butir, jumlah gabah per malai, dan persentase gabah isi. Data dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji Duncan, uji polinomial ortogonal, dan uji korelasi pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk organik yang digunakan, semakin tinggi hasil GKP-nya. Hasil GKP dipengaruhi oleh persentase gabah isi sebesar 61%.
- ItemPetunjuk teknis budidaya kentang(BPTP Jawa Barat, 2015-11-24) Tri Diwa, Adhitya; Dianawati, Meksy; Sinaga, Anna; BPTP Jawa Barat
- ItemRespon berbagai varietas terhadap produksi tomat di lahan kering dataran tinggi kabupaten garut, jawa barat(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Sujitno, Endjang; Dianawati, Meksy; BPTP Jawa BaratSalah satu cara untuk meningkatkan produksi tomat adalah dengan penggunaan varietas unggul baru. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon berbagai varietas unggul baru terhadap produksi tomat di lahan kering dataran tinggi Kabupaten Garut, Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan di Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada ketinggian 900 mdpl dari Januari hingga Mei 2015. Percobaan dilaksanakan di lahan kering dengan jenis tanah andisol. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan varietas dan 6 ulangan dengan petani sebagai ulangan. Perlakuan varietas yang diuji adalah Warani, Maya, Marta, dan Permata. Data dianalisis dengan Anova dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji contras ortogonal dan uji korelasi pada P<0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok varietas dataran tinggi memiliki produksibuah per ha, bobot per buah, diameter buah, dan panjang buah nyata lebih tinggi, tetapi jumlah buah per tandan nyata lebih rendah dibandingkan varietas dataran rendah. Peubah yang berpengaruh terhadap produksi buah adalah jumlah buah per tandan (-75%), panjang buah dan lebar buah (60,9%), dan bobot per buah (60,4%).
- ItemSikap dan Pengetahuan Petani Terhadap Teknologi Jajar Tanam Legowo di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Dianawati, Meksy; Syafei, Atang M.; Sunandar, Nandang; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenerapan teknologi tanam jajar legowo di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 10,7%, namun perlu terus ditingkatkan penerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sikap dan pengetahuan petani terhadap teknologi jajar tanam legowo pada 4 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2013. Penelitian dilakukan dengan metode survey di 4 Kecamatan yaitu Singaparna, Sukarame, Padakembang, dan Mangunreja. Penarikan sampel responden dilakukan secara acak sederhana dari populasi yaitu 20 responden, yang terdiri dari 2 petani dan 18 jasa tanam yang belum menerapkan sistem tanam legowo 2. Daftar pertanyaan berisi tentang pengetahuan terhadap prinsip dasar teknologi legowo dan manfaat penerapan teknologi legowo. Selain itu digali pula sikap responden terhadap teknologi legowo dan keinginan memperluas teknologi legowo. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis lebih dari 2 sampel bebas dengan program SPSS 19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden Kecamatan Singaparna terhadap legowo paling tinggi (58,5%), diikuti Mangunreja (53,25%), Sukarame (37%), dan Padakembang (32,92%), sedangkan sikap responden Kecamatan Mangunreja terhadap legowo paling tinggi (50%), diikuti Singaparna (38,5%), Sukarame (32,5%), dan Padakembang (31,46%). Tidak berbeda nyata pengetahuan dan sikap responden antar kecamatan terjadi pada pemahaman pengetahuan legowo dapat mengurangi serangan penyakit (10,75%) dan dapat dimanfaatkan sebagai mina padi (7%), sikap sulitnya panen pada sistem legowo (34,75%), petani legowo kembali menanam secara tegel (60%), dan penambahan petani legowo baru setiap musim (10,25%). Responden penelitian tepat menjadi sasaran penyuluhan dan pelatihan teknologi tanam jajar legowo.
- ItemSikap dan Pengetahuan Petani Terhadap Teknologi Jajar Tanam Legowo di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Dianawati, Meksy; Syafei, Atang M.; Sunandar, Nandang; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenerapan teknologi tanam jajar legowo di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 10,7%, namun perlu terus ditingkatkan penerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sikap dan pengetahuan petani terhadap teknologi jajar tanam legowo pada 4 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2013. Penelitian dilakukan dengan metode survey di 4 Kecamatan yaitu Singaparna, Sukarame, Padakembang, dan Mangunreja. Penarikan sampel responden dilakukan secara acak sederhana dari populasi yaitu 20 responden, yang terdiri dari 2 petani dan 18 jasa tanam yang belum menerapkan sistem tanam legowo 2. Daftar pertanyaan berisi tentang pengetahuan terhadap prinsip dasar teknologi legowo dan manfaat penerapan teknologi legowo. Selain itu digali pula sikap responden terhadap teknologi legowo dan keinginan memperluas teknologi legowo. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis lebih dari 2 sampel bebas dengan program SPSS 19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden Kecamatan Singaparna terhadap legowo paling tinggi (58,5%), diikuti Mangunreja (53,25%), Sukarame (37%), dan Padakembang (32,92%), sedangkan sikap responden Kecamatan Mangunreja terhadap legowo paling tinggi (50%), diikuti Singaparna (38,5%), Sukarame (32,5%), dan Padakembang (31,46%). Tidak berbeda nyata pengetahuan dan sikap responden antar kecamatan terjadi pada pemahaman pengetahuan legowo dapat mengurangi serangan penyakit (10,75%) dan dapat dimanfaatkan sebagai mina padi (7%), sikap sulitnya panen pada sistem legowo (34,75%), petani legowo kembali menanam secara tegel (60%), dan penambahan petani legowo baru setiap musim (10,25%). Responden penelitian tepat menjadi sasaran penyuluhan dan pelatihan teknologi tanam jajar legowo.