Browsing by Author "Da Silva, Helena"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemDisplay Varietas Jagung Dan Rekomendasi Teknologi Jagung Spesifik Lokasi Mendukung Pendampingan SLPTT Di Nusa Tenggara Timur(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Da Silva, Helena; Seran, Yohanes L; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuDisplay varietas jagung dan rekokomendasi teknologi bertujuan untuk menujukkan kepada petani performans beberapa varietas jagung komposit dan hibrida serta memberikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keragaman agronomis seperti tinggi tanaman antara varietas jagung rata-rata 187,96 cm Rata-rata Diameter batang adalah 2,9 cm, Tinggi tertancapnya tongkol pada jagung menunjukkan rata-rata 92,54 cm, dameter tongkol rata-rata 4,55 cm, pangang tongkol rata-rata 15,47 cm dan rata-rata jumlah baris/tongkol 13,3 Hasil penelitian menunjukkan bawa keragaman produktivitas jagung hasil display rata-rata hampir seragam, produktivitas tertinggi pada varietas lamuru yaitu 5,8 ton/ha, dimana varietas lamuru sudah merupakan varietas yang sudah beradaptasi lama dengan keaadan fisik lingkungan NTT. Sedangkan varietas yang lainpun masih menunjukkan produktivitas yang baik, dimana rata-rata produktivitas 4,82 ton ha. Hal ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan produktivitas existing petani.Rekomendasi teknologi yang dihasilkan adalah (1) Pola tanam jagung-jagung (ketersedian air cukup) (2) Polatanam jagung-jagung, dimanan pertanaman ke II berpeluang kekeringan (3) Pola tanam jagung-jagung, dimanan pertanaman ke II berpeluang kekeringan (4) Pola tanam jagung, peluang 1 kali tanam)
- ItemInovasi Teknologi Dan Respon Petani Dalam Pengembangan Bawang Merah Mendukung Kawasan Hortikultura Di Pulau Timor(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Da Silva, Helena; Kote, Mode; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKomoditas bawang merah telah ditetapkan sebagai komoditas pangan penting di Indonesia dewasa ini. Komoditas tersebut dapat berpengaruh terhadap tingkat inflasi dan perekonomian makro. Dalam tahun 2014, BPTP NTT telah melakukan pendampingan dalam rangka mendukung pengembangan kawasan komoditas tersebut. Kegiatan pendampingan tersebut bertujuan : (a) melaksanakan perbanyakan bawang merah melalui KBI di BPTP NTT, (b) mengintroduksikan varietas unggul bawang merah, dan (c) Mengetahui respon petani terhadap introduksi bawang merah. Hasil pendampingan yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan perbenihan bawang merah di KBI BPTP NTT dapat dilaksanakan dan menghasilkan benih bawang merah varietas Tadayung, Mentes, Bima, Sembrani dan Pikatan, (2) Dua varietas yang diintroduksi ke petani yaitu varietas Tadayung dan Bima, masing-masing dengan produktivitas sebesar 29 t/ha dan 17 t/ha, (3) Respon petani menunjukkan bahwa 31,43% petani lebih memilih bawang merah yang berumbi besar, sedangkan 20% petani memilih hasil produksi cukup tinggi, dan (4) Berdasarkan keseluruhan karakteristik bawang merah yang dinilai, yaitu umbi, warna umbi, bentuk umbi, dan daya hasil, diketahui bahwa varietas Tadayung lebih disukai oleh petani.
- ItemPengaruh Pemberian Amelioran Pada Dua Tipe Budidaya Jeruk Siam Banjar Di Lahan Pasang Surut Terhadap Perubahan Sifat Kimia Tanah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Banaty, Oka Ardiana; Yenni; Endarto, O; Da Silva, Helena; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSistem budidaya jeruk Siam Banjar yang telah dilakukan oleh masyarakat di Kalimantan Selatan adalah dengan menggunakan sistem surjan. Sistem budidaya tersebut dipilih karena sebagian besar lokasi yang digunakan merupakan lahan pasang surut yang mempunyai permasalahan terhadap kondisi kesuburan tanah terutama kemasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh amelioran terhadap perbaikan sifat kimia tanah di lahan pasang surut yang digunakan untuk budidaya jeruk Siam Banjar dengan system monokultur dan polikultur. Penelitian di laksanakan di kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, pada bulan Januari – Desember 2013. Varietas jeruk yang digunakan adalah jeruk Siam Banjar berumur 6 tahun dan bahan amelioran yang digunakan adalah dolomit. Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) dengan faktor pertama adalah sistem budidaya jeruk dan faktor kedua adalah dosis amelioran. Faktor pertama terdiri dari dua macam sistem budidaya jeruk, yaitu sistem monokultur (A) dan sistem polikultur (B). Faktor ke dua terdiri dari empat level dosis amelioran berupa dolomite, yaitu 0, 1, 2, dan 3 ton/ha. Data dianalisis dengan menggunakan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian amelioran berpengaruh secara nyata terhadap perubahan sifat kimia dan kesuburan tanah pada faktor perlakuan sistem budidaya jeruk. Pada pola tanam polikultur (jeruk + padi) terjadi perubahan sifat kimia tanah, yaitu pH (5.01); P-tersedia (75,35 ppm) K-tersedia (791 me/100g), Ca (7,292 me/100g); Mg (6,871 me/100g) yang lebih tinggi dan Al (1,838 me/100g); Fe (73,34 ppm), SO (285,64 ppm), yang lebih rendah dibandingkan pada pola tanam monokultur (jeruk saja). Sedangkan pemberian dolomite pada dosis 3 ton/ha dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan pH tertinggi (7.62) dan kadar kelarutan Al yang terendah (3,32 me/100g).