Browsing by Author "Budi Haryanto"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKegiatan Percontohan PeningkatanProduktivitas Padi Terpadu 2002(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002) Zulkifli Zaini; Irsal Las; Suwarno; Budi Haryanto; Suntoro; E. Eko AnantoSejalan dengan tujuan pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, maka program intensifikasi padi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek, baik teknis maupun kelembagaan pendukung. Dalam dasawarsa terakhir, produksi padi Indonesia mengalami stagnasi/pelandaian. Hal ini disebabkan antara lain oleh degradasi lahan, terutama pada sawah produktif yang selama ini digunakan untuk intensifikasi usahatani padi. Berbagai penelitian yang dilaksanakan selama ini telah berhasil mengatasi masalah tersebut. Berangkat dari fenomena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan akan mengimplementasikan Kegiatan Percontohan Peningkatan Produksi Padi Terpadu (P3T) di 14 propinsi di Indonesia. Kegiatan Percontohan P3T yang pelaksanaannya direncanakan pada tahun 2002 merupakan upaya pengembangan model alih teknologi atau inovasi baru untuk memacu peningkatan produktivitas usahatani padi dan sekaligus peningkatan pendapatan petani melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu Padi Sawah Irigasi, teknologi Produksi Benih dan Pengembangan Padi Hibrida, dan Sistem Integrasi Padi-Ternak yang didukung oleh Pengembangan Kelembagaan Usaha Agribisnis Terpadu, baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten. Pedoman umum ini memuat maksud, tujuan dan sasaran kegiatan, serta garis besar acuan pengelola kegiatan maupun anggaran bagi para pelaksana di pusat, propinsi dan terutama di kabupaten sebagai penerima manfaat terbesar kegiatan. Berdasarkan Pedoman Umum ini diharapkan para pelaksana dapat merencanakan anggaran secara berdaya guna dan berhasil guna. Pedoman Umum ini dirancang sedemikian rupa sehingga terdapat keleluasaan bagi daerah menterjemahkan lebih lanjut ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh propinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten sesuai dengan potensi wilayah, kebutuhan serta dinamika aspirasi masyarakat yang bervariasi antarwilayah. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan panduan ini.
- ItemSistem Integrasi Padi-Ternak(Departemen Pertanian, 2003-12-22) Budi Haryanto; Ismeth Inounu; IGM Budi Arsana; Kusuma Diwyanto; Djuber Pasaribu; HermantoUpaya peningkatan produksi pangan (karbohidrat) masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian. Dalam hal ini beras adalah sumber karbohidrat penting dan strategis. Namun, upaya peningkatan produksi padi saat ini dihadapkan kepada berbagai kendala, antara lain lahan 'sakit' akibat kekurangan bahan organik. Untuk mengobati lahan sawah yang sakit diperlukan masukan, antara lain bahan organik dalam jumlah yang cukup dengan cara yang mudah dan murah. Berkaitan dengan pangan, Indonesia menghadapi tantangan dalam mencukupi kebutuhan daging di dalam negeri. Daging, terutama daging sapi, masih merupakan barang mewah bagi sebagian besar penduduk. Di sisi lain, volume impor daging dan sapi bakalan makin meningkat, yang tentu saja akan menguras devisa. Kondisi ini merupakan peluang bagi pengembangan industri sapi di Indonesia, sepanjang produknya mempunyai daya saing yang tinggi. Penelitian, pengkajian, dan pengalaman empiris di lapang membuktikan bahwa inovasi Sistem Integrasi Padi-Ternak (SIPT) mampu meningkatkan produksi, memperbaiki kualitas lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan SIPT yang dikaitkan dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di daerah penghasil padi diharapkan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah perberasan dan perdagingan nasional, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Pengembangan SIPT di satu wilayah dapat berbeda dengan wilayah lainnya, bergantung pada keadaan geografis, ekologi, dan sosial ekonomi masyarakat, tetapi prinsip dasarnya sama. Pengembangan SIPT melalui kegitan percontohan Peningkatan Produktivtas Padi Terpadu (P3T) merupakan kegiatan kerja sama unit kerja di lingkup Departemen Pertanian, terutama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian/Peternakan Tingkat Propinsi dan Kabupaten. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini akan melibatkan banyak institusi terkait lainnya, baik di tingkat pusat maupun daerah, serta lembaga swadaya masyarakat, dan swasta. Keberhasilan kegiatan ini bukan hanya diukur dari aspek teknis maupun ekonomis, tetapi juga aspek kelembagaan dan koordinasi, serta kesejahteraan masyarakat setempat. Panduan ini merupakan revisi dari panduan teknis yang diterbitkan pada tahun 2002, yang diharapkan dapat dijadikan acuan dalam inovasi Sistem Integrasi PadiTernak melalui kegiatan percontohan P3Т.