Browsing by Author "Basit, Abdul"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemGrand Design Pengembangan Korporasi Petani Sebagai Penggerak Ekonomi Kawasan Pertanian Untuk Kesejahteraan Petani(Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI, 2019) Rusmono, Momon; Basit, Abdul; Hermanto; Simatupang, Pantjar; Susanto, Harry; Noviati; Anggraini, Tien; Sativa, Mirza; Hadikusumo, Kusno; Senoadji, TeguhKorporasi petani merupakan salah satu bentuk pemberdayaan ekonomi petani yang memiliki dimensi strategis dalam pengembangan kawasan pertanian karena dibentuk dari, oleh, dan untuk petani. Penumbuhan dan pengembangan korporasi petani diyakini mampu mewujudkan kelembagaan ekonomi petani yang bersifat korporat (badan usaha) di kawasan pertanian. Hal ini bertujuan untuk menjadikan petani berdaulat dalam mengelola keseluruhan rantai produksi usaha tani. Petani tidak hanya berdaulat dalam pengelolaan on farm tetapi juga pengolahan atau off farm dan pemasaran hasil usaha tani. Pengembangan korporasi petani memerlukan strategi yang lebih mengedepankan daya saing, inovasi dan kreativitas dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis pertanian yang sangat dinamis dan penuh tantangan.
- ItemLangkah SYL Mewujudkan Swasembada Beras Ditengah Tantangan Yang Tidak Biasa(Kementerian Pertanian RI, 2022) Suryana, Achmad; Mardianto, Sudi; Kariyasa, I Ketut; Jamal, Erizal; Basit, Abdul; Saefudin; Agustian, Adang; Gunawan, Endro; Chaidirsyah, Ranny Mutiara; Mucharam, Iim; Biro PerencanaanKetersediaan dan keterjangkauan bahan pangan pokok, merupakan indikator utama keberhasilan pembangunan di banyak negara. Untuk Indonesia, itu diterjemahkan dalam bentuk ketersediaan beras. Syahrul Yasin Limpo atau biasa disingkat dengan SYL, sangat menyadari hal itu. Sehingga pernyataan pertamanya pasca pelatikan sebagai Menteri Pertanian adalah, akan terus mengupayakan peningkatan produksi pangan strategis, terutama beras. Berbekal pengalaman sebagai pamong praja dalam berbagai posisi dan jabatan di Sulawesi Selatan, SYL memahami betul berbagai persoalan untuk dapat meningkatkan produksi beras di Indonesia. Usahatani padi melibatkan jutaan rumah tangga petani, dan umumnya diisi oleh petani yang semakin menua (aging). Rumah tangga petani mengusahakan sawah secara mandiri, dalam petakan yang tidak terlalu luas, dan selalu terancam keberadaannya karena alih fungsi ke penggunaan lain. Untuk mendapatkan air harus bersaing dengan penggunaan lain, dan kualitas air yang didapat juga semakin menurun. Dengan kondisi semacam ini, tantangan untuk dapat mencukupi produksi beras menjadi tidak mudah. Ditambah lagi fenomena perubahan iklim, yang ditandai meningkatnya intensitas curah hujan sehingga terjadi banjir (La Niña) dan sebaliknya dapat menimbulkan kemarau panjang sehingga terjadi kekeringan (El Niño). Belum genap 6 bulan menjalani tugas sebagai Menteri Pertanian, wabah pandemi COVID 19 menyerang Indonesia. Bagi pembangunan pertanian, COVID 19 berdampak karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat, dan yang paling utama anggaran pembangunan yang dikucurkan negara melalui APBN semakin terbatas karena dialihkan untuk penanganan COVID 19. Menghadapi semua situasi di atas dengan cerdik SYL menjadikannya sebagai arena pembuktian, bahwa dibalik semua tantangan, terbuka peluang bagi yang kreatif dan mau berpikir business not as usual. Ada dua hal kunci yang dilakukan, Pertama, semua tantangan dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi dalam merancang upaya dan cara bertindak (program dan kebijakan). Kedua adalah mencari dan menyiapkan teknologi dan inovasi yang sesuai untuk mengatasi tantangan menuju keadaan yang lebih baik.
- ItemSolusi SYL Memenuhi Pembiayaan Pertanian Melalui Optimalisasi KUR(Kementerian Pertanian, 2022-12) Mardianto, Sudi; Kariyasa, I Ketut; Suryana, Achmad; Basit, Abdul; Musyafak, Akhmad; Pasaribu, Sahat Marulitua; Jamal, Erizal; Gunawan, Endro; Megahwati, Indah; Saefudin; Sativa, Mirza; Wulandari, Tatu; Mahdi, Naufal NurAncaman krisis pangan global yang terjadi saat ini dan masih berlangsungnya Pandemi Covid-19, Kementan merasa tidak hanya “vaksin” kesehatan yang diperlukan oleh para petani, tetapi juga dibutuhkan “vaksin” permodalan pertanian untuk membantu petani dalam bertahan dan bangkit mengembangkan usaha taninya. “vaksin” permodalan pertanian ini bertujuan agar petani memiliki imunitas dan terbangun semangat dan motivasinya serta kepercayaan dirinya ditengah keterbatasan. Vaksin permodalan pertanian itu bernama Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Vaksin ini diharapkan dapat mendorong berjalannya usahatani dan pembangunan pertanian lebih baik untuk menaikan “naik kelas petani” dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.
- ItemTemuan-Temuan Pokok dan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian Dari Hasil-Hasil Penelitian PSEKP 2016(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2018-12-31) Syahyuti; Basit, Abdul; Sumedi; Suryani, Erma; Sunarsih; Sinuraya, Julia Forcina; Tabukke, Frans B.M.Setiap tahun PSEKP melakukan berbagai riset dalam upaya mempelajari dan merespons berbagai dinamika sosial ekonomi yang berlangsung secara nasional maupun internasional. Temuan-temuan studi ini merupakan sumber pengetahuan dan keilmuan sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang sangat berharga karena menggunakan informasi yang kuat serta analisis yang dalam. Buku ini merangkum temuan-temuan penting studi tersebut, untuk dipersembahkan kepada pembaca, baik dari kalangan birokrasi, akademisi, maupun praktisi. Publikasi ini diharapkan akan memperluas sebaran temuan-temuannya, meningkatkan efektivitas program pembangunan secara umum, dan memberi sumbangan yang kuat kepada bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian di Indonesia.
- ItemTemuan-temuan Pokok dan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian dari Hasil-hasil Penelitian PSEKP Tahun 2015(IAARD Press, 2016-05) Syahyuti; Basit, Abdul; Kariyasa, Ketut; Sus, Sri Hery; Suhartini, Sri Hastuti; Supriyatna, Yana; Ariningsih, Ening; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianSebagai lembaga riset milik pemerintah, PSEKP selalu berupaya merespon berbagai dinamika perubahan yang sangat cepat di bidang sosial ekonomi yang dihadapi Indonesia melalui penelitian yang sifatnya reguler maupun penelitian antisipatif dan responsif terhadap isu-isu aktual yang berkembang (Analisis Kebijakan). Penelitian mempelajari fenomena mulai dari level internasional sampai lokal, dengan mengkombinasikan data sekunder-statistik dengan data primer dari lapangan. Seluruh hasil penelitian menjadi sumber pengetahuan keilmuan sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang sangat berharga bagi seluruh pihak. Dalam konteks sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam merespon dan memberi masukan kebijakan ke pemerintah, maka seluruh hasil penelitian juga disampaikan dalam bentuk policy brief atau bahan kebijakan lain yang ditulis secara lebih ringkas. Buku sederhana ini merupakan rekapitulasi hasil-hasil pokok penelitian yang dilaksanakan di PSEKP tahun 2015, yang disampaikan dengan format policy brief tersebut.