Browsing by Author "Astuti, Herlena Bidi"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI DALAM PENANGGULANGAN HPT HAYATI PADA USAHATANI CABAI DI MOJO REJO KABUPATEN REJANG LEBONG(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Hartono, Rudi; Astuti, Herlena Bidi; BPTP JambiTingkat pengetahuan petani dalam penanggulangan hama penyakit secara hayati masih sangat kurang ditambah lagi dengan massifnya promosi berbagai merek dagang pestisida membuat informasi tentang penanggulangan HPT secara hayati semakin jarang terdengar. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui peneingkatan pengetahuan petani sebelum dan setelah di lakukan penyuluhan tentang penanggulangan HPT cabai secara hayati. Metode yang digunakan adalah pre-test post-test one group design dengan jumlah responden sebanyak 31 orang yang ditentukan secara purposive. Peningkatan pengetahuan responden diuji dengan menggunakan statistic paired sample t test. Hasil uji analisis diketahui nilai nilai signifikansi kurang dari ( ≤ ) 0,05 yang artinya ada perbedaan nyata antara pengetahuan petani sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Dimana di ketahui nilai rata-rata pengetahuan sebelum penyuluhan adalah 3, 52 dan setelah dilakukan penyuluhan adalah 7, 23.
- ItemBudidaya Maggot BSF (Black Soldier Flay) di Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2022) Kusnadi, Harwi; Firison, John; Yuliasari, Shannora; Astuti, Herlena Bidi; Sudarmansyah; Ramon, Erpan; Iswadi, Heriyan; Permadi, SelmaLarva Lalat Tentara Hitam (Hermetia Illucens / Black Soldier Fly) telah telah banyak dikenal oleh masyarakat luas sebagai penghasil maggot. Maggot dapat menggantikan sebagian bahan pakan ternak. Peternak dapat budidaya maggot BSF secara mandiri dengan memanfaatkan bahan di sekitar lingkungan. Bagi peternak maggot telah banyak membantu dalam menghemat pakan sehingga keuntungan dapat ditingkatkan. Budidaya maggot BSF dapat dilakukan oleh peternak dengan teknologi sederhana dan modal yang terbatas. Buku ini menguraikan budidaya maggot BSF yang mudah dipahami dan diterapkan. Usaha budidaya maggot BSF bagi peternak dapat membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan.
- ItemBudidaya, Produksi Benih dan Pascapanen Cabai(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2021) Dinata, Kusmea; Oktavia, Yulie; Astuti, Herlena Bidi; Yesmawati; Sudarmansyah; Calista, Irma; Puspitasari, Monita; Yuliasari, Shannora; Nurmegawati; Afrizon; Mikasari, Wilda; Ivanti, Lina; Rosmanah, SitiCabai (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Cabai dapat ditanam di berbagai tempat dan musim, tergantung pada varietasnya. Kegunaan cabai cukup banyak, dari kebutuhan sehari – hari untuk bumbu masak, dalam bentuk segar atau olahan, juga untuk bahan industri dan farmasi. Oleh karena itu, komoditas ini banyak diusahakan oleh petani kecil secara konvensional/tradisional sampai pengusaha besar yang menggunakan sistem agribisnis. Keberhasilan usaha tani cabai salah satunya ditentukan oleh kualitas benih. Panduan teknis produksi benih inti dan benih penjenis cabai disusun untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan produksi benih inti dan benih penjenis varietas – varietas unggul tanaman cabai, sehingga diperoleh benih cabai berkualitas
- ItemPRODUKTIVITAS LAHAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN BERDASARKAN PENGUASAAN MODAL PADA USAHATANI CABAI DATARAN TINGGI DI PROVINSI BENGKULU(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Hartono, Rudi; Astuti, Herlena Bidi; Hidayat, Taufik; BPTP JambiAlam, tenaga kerja dan modal merupakan faktor produksi yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat penting dalam produksi pertanian karena tanpa salah satu faktor tersebut produksi tidak akan diperoleh dengan memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas lahan dan distribusi pendapatan berdasarkan penguasaan modal pada usahatani cabai dataran tinggi. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015, lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Mojo Rejo Kabupaten Rejang Lebong dan Mangku Rajo Kabupaten Lebong. Data diperoleh dengan metode survey dan responden ditentukan secara acak (simple random sampling) yang berjumlah 60 orang. Data dianalisis dengan penghitungan financial usahatani dan diperoleh hasil bahwa produktivitas lahan petani penggarap modal sendiri adalah 1.197 kg/ Musim Tanam sedangkan rata-rata produktivitas petani penggarap 1.289 kg/ Musim Tanam. Rata-rata pendapatan petani cabai pemilik lahan dan modal adalah Rp 10.165.500/ Musim Tanam. Pendapatan petani dengan bantuan modal dari pihak lain adalah Rp.7.318.400 / Musim Tanam. Pendapatan pemilik modal tanpa menggarap lahan adalah Rp 3.659.200 / Musim Tanam.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena BidiProvinsi Bengkulu memiliki lahan bukan sawah seluas 1.63 juta ha. Namun produktivitasnya masih relatif rendah dengan rata-rata produktivitas padi gogo yaitu 3,08 t/ha (BPS, 2017). Tingkat produktivitas padi gogo masih rendah, disebabkan antara lain oleh rendahnya adopsi teknologi budidaya oleh petani diantaranya adanya serangan organisme pengganggu tanaman (opt), belum menggunakan varietas unggul. Produktivitasnya masih di bawah padi sawah. Untuk meningkatkan produksi padi gogo dibutuhkan inovasi teknologi yang adaptif terhadap berbagai cekaman lingkungan pada lahan kering. Varietas unggul menjadi salah satu teknologi penting dalam sistem produksi padi pada lahan kering.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena BidiPotensi lahan kering untuk pengembangan pertanian di Indonesia sangat besar yaitu 144,47 juta ha, sekitar 99,65 juta (68,98%) merupakan lahan potensial untuk pertanian, sedangkan sisanya sekitar 44,82 juta ha tidak potensial untuk pertanian sebagianbesar terdapat di kawasan hutan (Heryani dan Ningrum, 2019). Lahan kering yang mampu berproduksi optimal adalah lahan kering yang relatif subur, berkontur datar sehingga lebih mudah diolah, dan memiliki tanah berasal yang bahan vulkanik. Sedangkan di Indonesia, sebagaimana lahan kering daerah tropika basah didominasi oleh jenis tanah Alfisol, Ultisol dan Oksisol.
- ItemTeknologi Peternakan Mendukung Pengembangan Ternak Sapi Potong di Kabupaten Bengkulu Selatan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Ishak, Andi; Ramon, Erpan; Fauzi, Emlan; Wulandari, Wahyuni A; Efendi, Zul; Kusnadi, Harwi; Firison, Jhon; Harta, Linda; Nurmegawati; Astuti, Herlena BidiBuku ini disusun sebagai suplemen Buku Grand Design Pengembangan Peternakan Kabupaten Bengkulu Selatan. Inovasi teknologi yang dihadirkan di dalam buku ini terkait dengan Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) Berbasis Sapi Potong. Konten SITT diuraikan agar mudah dipahami oleh penyuluh dan petani terkait dengan sistem perkandangan, seleksi induk dan manajemen reproduksi, pencatatan ternak dan manajemen kesehatan, model-model sistem integrasi yang berpeluang dikembangkan yang berhubungan dengan manajemen pakan dan pemanfaatan limbah.
- ItemTeknologi Produksi Benih VUB Padi Khusus(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2022) Calista, Irma; Yuliasari, Shannora; Astuti, Herlena Bidi; Mikasari, Wilda; Artanti, HertinaBuku Petunjuk Teknis ini berisikan panduan atau acuan teknologi budidaya dalam memproduksi benih VUB padi khusus berikut deskripis dari beberapa VUB Padi Khusus.
- ItemTeknologi Sistem Perbenihan Padi Di Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2021) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Putra, Wawan Eka; Ivanti, Lina; Wahyuni, Tri; Iksimilda, Selva; Kusnadi, Harwi; Yahumri; Astuti, Herlena Bidi; Dinata, Kusmea; Oktavia, Rahmat; Yartiwi; Oktavia, YulieKebutuhan beras masyarakat Indonesia semakin meningkat seiringan dengan peningkatan jumlah penduduknya. Hingga saat ini beras masih menjadi bahan pangan pokok masyarakat Indonesia sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi padi secara berkelanjutan. Salah satu komponen penting dalam upaya mendukung swasembada beras adalah melalui peneydaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai dengan agroekologi dan preferensi petani konsumen. Ketersediaan benih bermutu dengan jumlah yang cukup dan tepat waktu memegang peranan sangat penting. Penggunaan varietas unggul menunjukkan kontribusi terhadap peningkatan produksi dibandingkan dengan penerapan teknologi lainnya (Badan Litbang Pertanian (2011); Putra dan Hayati (2018). Sistem perbenihan yang produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Selain tersedia benih dalam jumlah yang cukup, untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih.