Browsing by Author "Ariyanto, Ahmad Mike"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemEvaluasi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) Program Upsus Siwab di Kalimantan Barat Berdasarkan Data ISIKHNAS Tahun 2017(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Ariyanto, Ahmad Mike; ElidarKomitmen Pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan asal hewan khususnya daging sapi secara intensif dilakukan melalui peningkatan populasi sapi/kerbau potong. Salah satu Program besar Nasional yang mendukung percepatan peningkatan populasi sapi/kerbau potong yaitu UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting). Salah satu kegiatan UPSUS SIWAB yaitu Inseminasi Buatan (IB). Sesuai Pedoman Umum UPSUS SIWAB Tahun 2017 setiap kegiatan yang menjadi rangkaian UPSUS SIWAB (termasuk IB) dilaporkan melalui sistem iSIKHNAS. Prinsip pelaporan menggunakan iSIKHNAS yaitu real time, sederhana, dan aman serta dapat diakses oleh yang berkepentingan sehingga dapat menjadi acuan dalam laporan perkembangan UPSUS SIWAB setiap harinya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan IB berdasarkan data iSIKHNAS. Metode yang dipergunakan dalam studi yaitu menghitung nilai Service Per Conception (S/C) dan Conseption Rate (CR) dengan data yang berasal dari laporan iSIKHNAS nomor 369 dan 253. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai S/C yaitu 2,17 dan CR yaitu 45,94 %. Hal ini menggambarkan bahwa nilai S/C masih tinggi dan nilai CR masih rendah. Studi ini belum menunjukkan nilai S/C dan CR keseluruhan dari sapi yang di IB. Karena belum semua kegiatan IB yang dilakukan pemeriksaan kebuntingan dilaporkan melalui iSIKHNAS. Oleh karena itu, untuk mendapatkan gambaran nilai S/C dan CR secara keseluruhan dalam kegiatan UPSUS SIWAB di Kalimantan Barat, semua petugas diwajibkan melaporkan kegiatan IB dan pemeriksaan kebuntingan melalui iSIKHNAS
- ItemKajian Sindrom Prioritas GGA dalam ISIKHNAS dan Program Vaksinasi Rabies di Provinsi Kalimantan Barat(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Simanjuntak, Purnama Martha Oktavia; Ariyanto, Ahmad MikeProvinsi Kalimantan Barat merupakan daerah bebas Rabies yang ditetapkan Menteri Pertanian tahun 2014 namun menjadi daerah tertular Rabies serta menjadi daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies pada tahun yang sama sampai saat ini. Tujuan studi adalah untuk mengetahui jumlah dan distribusi sindrom GGA di Provinsi Kalimantan Barat, mengetahui cakupan program vaksinasi Rabies di Provinsi Kalimantan Barat, serta membandingkan data vaksinasi Rabies di iSIKHNAS dengan data yang tersedia di Dinas Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat. Metode studi dilakukan dengan mengunduh data laporan iSIKHNAS no.392 dan no.407, serta data dari dinas terkait, kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel. Hasilnya pada tahun 2017 sindrom gila galak (GGA) terlaporkan sebanyak 150 kasus gigitan dengan kasus gigitan tertinggi dilaporkan di Kabupaten Kapuas Hulu, sedangkan di Kota Pontianak dan Kota Singkawang tidak dilaporkan adanya kasus gigitan. Vaksinasi Rabies berdasarkan data iSIKHNAS memiliki cakupan berkisar dari 0.017% sampai dengan 1.051%, sedangkan menurut data dinas terkait cakupan vaksinasi berkisar dari 3.20% sampai dengan 88.67%.
- ItemMembangun Sistem Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Melalui Pendekatan One Health(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Ariyanto, Ahmad Mike; ElidarPenyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia atau sebaliknya sedangkan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) berdasarkan WHO adalah penyakit baru atau penyakit lama yang muncul kembali dengan tingkat insidensi yang tinggi dan menyebabkan kematian pada manusia serta berada di area geografis baru. PIE 60,3 % berasal dari hewan (71,8 % berasal dari satwa liar) (kate et al, 2008). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis dan PIE yaitu menggunakan pendekatan one health. Pendekatan one health dalam kaitannya ini mengkolaborasikan kesehatan masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan satwa liar (lingkungan). Kabupaten Ketapang adalah salah satu Kabupaten di Kalimantan Barat dan juga merupakan Kabupaten dengan wilayah terluas di Kalimantan Barat. Kabupaten Ketapang merupakan daerah dengan endemis penyakit zoonosis (Rabies) sejak tahun 2004. Selain itu, Kabupaten Ketapang merupakan daerah dengan tingkat pembukaan lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit yang sangat tinggi serta banyaknya tenaga luar dalam pengembangan pertambangan bauksit sehingga terpilih sebagai lokasi uji coba pendekatan one health ini. Tujuan dalam penulisan ini yaitu menggambarkan proses/kegiatan yang dilakukan dalam rangka membangun sistem pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis dan PIE di Kabupaten Ketapang dengan pendekatan One Health. Rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu pertemuan stakeholder terkait untuk persamaan persepsi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan petugas kesehatan masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan satwa liar dan simulasi. Jumlah petugas yang sudah dilatih sebanyak 60 orang. Pembelajaran dari pendekatan one health yang diterapkan di Kabupaten Ketapang yaitu terbentuknya kolaborasi, komunikasi dan koordinasi dalam bentuk sharing informasi melalui group whatsapp terkait kasus penyakit zoonosis, investigasi bersama dan sosialisasi penyakit zoonosis bersama. Hal ini pernah diterapkan pada kasus gigitan monyet ekor panjang yang diduga Rabies di Kabupaten Ketapang namun belum maskimal, sehingga masih diperlukan mentoring dan evaluasi dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis dan PIE melalui pendekatan one health dikarenakan belum adanya perencanaan anggaran secara terpadu.