Browsing by Author "Arismawati, Liza"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenerapan Sensor Kelembaban Tanah Pada Sistem Irigasi Tetes Untuk Tanaman Tomat Beef di PT. Habibi Digital Nusantara Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat(Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Arismawati, Liza; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPROPOSAL PKL 2.2019.TAP.PENDAHULUAN.Air merupakan kebutuhan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun, ketersediaan air untuk irigasi lahan kering semakin langka sehingga dapat mempengaruhi jumlah dan produksi tanaman terutama sayur-sayuran. Untuk itu, perlu adanya suatu metode pemberian air irigasi yang efisien. Sistem irigasi tetes berbasis Internet of Things memberikan kendali penuh terhadap tanaman-tanaman mulai dari monitoring kondisi tanaman secara real time hingga mengendalikan penggunaan debit air. Selama ini kebanyakan petani di Indonesia hanya menggunakan pengatur waktu (timer) dalam upaya mengatur penjadwalan irigasi tetes. Cara ini masih kurang efektif dalam memberi irigasi yang sesuai dengan kebutuhan air tanaman karena hanya mampu mengatur pemberian irigasi berdasarkan interval waktu yang telah ditentukan saja, sehingga kelebihan maupun kekurangan air tidak dapat dikendalikan. Teknologi Internet Of Things (IoT) pada pemanfaatan Urban Farming ini tentunya akan sangat memudahkan masyarakat yang tinggal diperkotaan dalam memonitoring tanaman yang ada. Tingkat suhu dan kelembaban tanah sangat bervariasi sehubungan dengan perubahan proses pertukaran energi matahari terutama yang melalui permukaan tanah. Pengukuran kelembaban tanah dapat juga dilakukan dengan sensor kelembaban tanah untuk dapat mengefisiensi waktu dan nilai acuan yang tidak jauh berbeda. Pengukuran kelembaban tanah menggunakan sensor membutuhkan mikrokontroler agar sensor dapat bekerja dan mengukur kelembaban tanah. Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Berdasarkan visi dari PT. Habibi Digital Nusantara yaitu “Membangun peradaban Indonesia melalui teknologi IoT Industri pertanian 4.0”. Maka dari itu saya memilih PT. Habibi Digital Nusantara untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan II dan mengasah ilmu saya serta belajar lebih banyak mengenai smart irrigation yang sesuai dengan judul dari proposal saya yaitu “Penerapan Sensor Kelembaban Mi Flora Pada Sistem Irigasi Tetes Untuk Tanaman Tomat Beef di PT. Habibi Digital Nusantara”.
- ItemPERAN GROUND SENSOR PADA SISTEM FERTIGASI IRIGASI TETES TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN MELON DI BBPP LEMBANG(Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-01) Arismawati, Liza; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaSelama ini, kebanyakan petanidi Indonesia hanya menggunakan pengatur waktu (timer) dalam upaya mengatur penjadwalan irigasi tetes. Cara ini masih kurang efektif dalam memberi air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman karena hanya mampu mengatur pemberian irigasi berdasarkan interval waktu yang telah ditentukan saja. Hal ini membuat kelebihan maupun kekurangan air tidak dapat dikendalikan. Salah satu sistem irigasi yang dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman adalah sistem irigasi tetes, khususnya sistem irigasi tetes berbasis Internet of Things (IoT). Tujuannya untuk mengetahui peran IoT terhadap pertumbuhan tanaman sebagai kendali penuh terhadap tanaman-tanaman mulai dari monitoring kondisi tanaman secara real time hingga mengendalikan penggunaan debit air. Metode pengamatan yang dilakukan yaitu, studi literatur, observasi dan metode pengujian. Berdasarkan hasil pengamatan, penyiraman secara otomatis dilakukan sebanyak 5 kali sebesar 1000 ml dan manual dilakukan penyiraman sebanyak 3 kali sebanyak 900 ml. Sehingga didapat nilai kelembaban tanah terendah yaitu 11,6% - 17% dan nilai tertinggi 31,2% - 39%. Rata – rata tinggi tanaman dengan irigasi tetes otomatis 121,3 cm dan tanaman dengan penyiraman manual 118 cm; diameter pangkal dengan irigasi tetes otomatis 0,72 cm dan manual 0,61 cm; diameter batang 1 m dengan irigasi otomatis 0,32 cm dan manual 0,4. Hal ini menunjukkan bahwa otomasi baik dihubungkan dengan ground sensor karena pada tanaman dengan sistem irigasi otomatis larutan nutrisi tersedia dalam rentang waktu yang lebih lama dibandingkan manual.