Browsing by Author "Ani Susilawati"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuku Saku Brigade Pangan Edisi 2 : Budidaya Padi di Lahan Rawa(Pusat Pelatihan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, 2025-03-01) Hendri Sosiawan; Ani Susilawati; Wahida Annisa Yusuf; Izhar Khairullah; Mukhlis; Astu UnadiBuku Saku Brigade Pangan Edisi 2 Budi Daya Padi di Lahan Rawa" ini membahas berbagai aspek teknis terkait budi daya padi dan pengelolaan lahan rawa mulai tata cara penataan, pengelolaan lahan, persiapan lahan, klasifikasi lahan, hingga strategi khusus dalam pengelolaan tata air lahan rawa. Buku saku ini diharapkan menjadi acuan para Brigade Pangan di lapangan untuk mengelola lahan rawa
- ItemPEMUPUKAN PADI RENDAH EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DI LAHAN RAWA(Balai Pengunjian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2019) Eni Maftu'ah; Ani SusilawatiLahan rawa berpeluang untuk dijadikan lumbung pangan (beras). namun umumnya produktivitas lahan rawa lebih rendah dibandingkan lahan irigasi. Peningkatan produktivitas lahan rawa salah satunya melalui pemupukan. Emisi GRK (CH,, CO₂, dan N₂O) sering kali menyertai pemanfaatan lahan untuk pengembangan padi, dan bahkan disinyalir 15% emisi global berasal dari lahan padi. Upaya mitigasi emisi GRK diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan lahan rawa untuk tanaman padi yang ramah lingkungan. Pemupukan salah satu tindakan pengelolaan hara guna memenuhi kebutuhan hara tanaman padi dan ketersediaan hara dalam tanah. Pemupukan berimbang sangat diperlukan tanaman untuk meningkatkan produktivitasnya serta mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Dosis pemupukan tidak selalu linear dengan hasil tanaman, sebaliknya dosis pupuk yang tinggi dapat meningkatkan emisi GRK. Pemanfaatan limbah pertanian menjadi pupuk organik juga dapat menekan emisi GRK. Beberapa teknologi pemupukan di lahan rawa untuk tanaman padi yang dapat menekan emisi GRK, antara lain penerapan sistem pertanian zero waste, pemupukan tepat jenis, dosis, dan waktu, penggunaan bahan penghambat nitrifikasi dan penggunaan pupuk daun Penerapan sistem zero waste dengan memanfaatkan limbah pertanian menjadi pupuk organik atau biochar selain dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik juga dapat menekan emisi GRK. Pemupukan tepat jenis, dosis dan waktu akan meningkatkan efektivitas pemupukan yang tergantung pada kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Penggunan bahan inhibitor nitrifikasi dapat menekan emisi N₂O, sedangkan pupuk daun selain dapat meningkatkan efisiensi pemupukan N juga dapat menekan emisi N₂O
- ItemPenggunaan Fosfat Alam Sebagai Pupuk Alternatif Untuk Meningkatkan Produksi Padi Pada Tanah Masam di Kalimantan Selatan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Khairil Anwar; Ani SusilawatiAbstract Rock Phosphate as Alternative Fertilizer to Increase Rice Production in Acid Soil in South Kalimantan. Phosphor is the second most essential macro nutrient for rice however expensive price of phosphor and it is availability should be concerned. Rock phosphate (natural phosphate) is prospective as one of alternatives to replace the existing P fertilizer, such as TSP and SP36, as the natural phosphate is cheaper. Natural phosphate is expected to be suitable for the acid soil in South Kalimantan. Results of several experiments that have been done in South Kalimantan indicated that: (1) rock of phosphate (RAE) was relatively as effective as the TSP and SP36 fertilizers, (2) natural phosphate should be applied based on the status of soil P the P should only applied for rice when the status of soil P land was <20 mg P₂O,/100 g. (3) the rate of P applied should be based on result of specific location and crops, and (4) quality of the natural phosphate should meet the Indonesian national standard (INS). Abstrak Hara fosfat merupakan hara utama kedua yang dibutuhkan paling banyak oleh tanaman padi, dilain pihak harga pupuk fosfat semakin mahal dan langka, karena itu dibutuhkan pengetahuan tentang hara fosfat agar efesiensinya dapat ditingkatkan sehingga pendapatan petani dapat meningkat. Fosfat alam (rock phosphate) merupakan salah satu alternatif untuk mengganti pupuk P yang banyak beredar seperti TSP atau SP36, karena harganya yang lebih murah. Pupuk tersebut cocok untuk diaplikasikan di Kalimantan Selatan, karena sebagian besar lahannya didominasi oleh tanah-tanah masam, seperti tanah podsolik merah kuning dan lahan rawa sulfat masam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) fosfat alam efektifitasnya (RAE) relatif sama dengan pupuk TSP, (2) pemberian fosfat alam harus memperhatikan status P tanah, pemberian pupuk P untuk padi sawah hanya dilakukan bila status P tanah termasuk rendah atau mempunyai nilai, <20 mg P,O,/100g, (3) takaran pupuk P yang diberikan hendaknya berdasarkan pada hasil penelitian spesifik lokasi dan tanaman, dan (4) pemilihan mutu pupuk fosfat alam hendaknya berdasarkan pada ketentuan SNI yang telah ditetapkan.
- ItemRespons Tanaman Padi Terhadap Pupuk Nitrogen di Lahan Sawah Irigasi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Ani Susilawati; Khairil AnwarAbstract Effect of Nitrogen Fertilizer on Irrigated Rice. Nitrogen represents the main nutrient needed by the rice plant and most farmers apply urea fertilizer as source of nitrogen for their crops. The efficiency of urea was very low, and therefore, it required a correct rate to be applied at particular growth stages in a particular location. An experiment to evaluate the response of irrigated rice crops to urea fertilizer has been carried out in Penggalaman, Banjar District, South Kalimantan. Treatments were urea fertilizer applied at the rates of: 0, 30, 60, 90, and 120 kg N/ha, arranged in a Randomized Block Design with five replications. Results of the experiment indicated that the urea prill improved plant height, numbers of tillers/hill, numbers of panicle/hill, numbers of filled grains/panicle. 1,000 grains weight, dry matter weight, the content of N in dried biomass and grains, and the content NH, 'soil. Application of urea at the rate of 90 kg N/ha was appropriate to produce a total of 5,26 t/ha of rice grain. Abstrak Nitrogen merupakan hara utama yang diperlukan tanaman padi, dan sebagian besar petani menggunakan pupuk urea pril sebagai sumber utama hara nitrogen. Efisiensi fisiensi pupuk pupuk tersebut sangat rendah, karena itu dibutuhkan takaran yang tepat sesuai respons tanaman padi pada tiap tipologi lahan spesifik. Penelitian untuk mengevaluasi respons tanaman padi terhadap pupuk urea pril di lahan sawah irigasi telah dilakukan di Desa Penggalaman, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Perlakuan berupa dosis pupuk urea pril 0 kg, 30 kg, 60 kg. 90 kg, dan 120 kg N/ha, disusun dalam rancangan acak kelompok dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk urea pril meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan/rumpun, jumlah malai/rumpun, jumlah gabah/malai, gabah isi, bobot 1.000 butir gabah, berat brangkasan kering, bobot gabah, kandungan N brangkasan dan gabah, serta kandungan NH tanah tanah setelah panen. Pupuk urea dengan dosis 90 kg N/ha menghasilkan gabah sebesar 5,26 t/ha. Di antara komponen hasil, jumlah malai/rumpun sangat berperan terhadap hasil gabah kering. Makin tinggi takaran pupuk N yang diberikan, makin tinggi kandungan N dalam brangkasan, sedangkan terhadap kandungan N dalam gabah bersifat kuadratik. Urea pril juga meningkatkan klorofil daun, NH, dalam tanah, dan menurunkan pH tanah.
- ItemTEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN RAWA MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN(Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2019) Masganti,; Hendri Sosiawan; Ani SusilawatiPulau Jawa merupakan pemasok bahan pangan terbesar di 1 diperkirakan 55% bahan pangan berasal dari pulau terpadat populen penduduknya tersebut. Akhir-akhir ini mulai terjadi ancaman pasokan bahan pangan antara lain karena konversi lahan pertanian produkid, ekstrem dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Luas Pulau Sumatera, Papua, dan Kalimantan, dan sebagian kecil di Pulau Pulau Sumatra, dan Maluku. Akan tetapi, pestat biofisik, fisik dan Jawa, Sul basin pangan terkendala dengan sifat biofisik, fisik dan kima Panah serta aspek sosial ekonomi petani. Ini tercermin dari lambatnya laju pemanfaatan lahan ini. Rata-rata luas lahan rawa yang dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan pangan hanya 15-20% luas total. Selain rendahnya luas lahan yang dimanfaatkan, produktivitas padi di lahan ini juga rendah, bahkan sebagian ditinggalkan atau ditelantarkan petani. Lahan rawa sangat berpeluang untuk dikembangkan sebagai pemasok padi Indonesia pada masa mendatang mengingat (1) produktivitas masih rendah, (2) lahan potensial masih luas, (3) indeks pertanaman (IP) masih rendah, (4) lahan terdegradasi yang potensial masih luas, (5) pola produksi padi bersifat komplementer dengan pola produksi padi di Pulau Jawa, (6) kompetisi pemanfaatan lahan untuk tujuan non-pertanian relatif rendah, dan (7) tersedianya teknologi produksi padi. Teknologi peningkatan produksi padi di lahan rawa dapat dilakukan melalui (1) pengunaan varietas, (2) pengelolaan air, (3) pemupukan, (4) ameliorasi, (5) sistem tanam, (6) alsintan, dan (7) pengendalian OPT. Indonesia