Browsing by Author "Ani Susilawati"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPEMUPUKAN PADI RENDAH EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DI LAHAN RAWA(Balai Pengunjian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2019) Eni Maftu'ah; Ani SusilawatiLahan rawa berpeluang untuk dijadikan lumbung pangan (beras). namun umumnya produktivitas lahan rawa lebih rendah dibandingkan lahan irigasi. Peningkatan produktivitas lahan rawa salah satunya melalui pemupukan. Emisi GRK (CH,, CO₂, dan N₂O) sering kali menyertai pemanfaatan lahan untuk pengembangan padi, dan bahkan disinyalir 15% emisi global berasal dari lahan padi. Upaya mitigasi emisi GRK diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan lahan rawa untuk tanaman padi yang ramah lingkungan. Pemupukan salah satu tindakan pengelolaan hara guna memenuhi kebutuhan hara tanaman padi dan ketersediaan hara dalam tanah. Pemupukan berimbang sangat diperlukan tanaman untuk meningkatkan produktivitasnya serta mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Dosis pemupukan tidak selalu linear dengan hasil tanaman, sebaliknya dosis pupuk yang tinggi dapat meningkatkan emisi GRK. Pemanfaatan limbah pertanian menjadi pupuk organik juga dapat menekan emisi GRK. Beberapa teknologi pemupukan di lahan rawa untuk tanaman padi yang dapat menekan emisi GRK, antara lain penerapan sistem pertanian zero waste, pemupukan tepat jenis, dosis, dan waktu, penggunaan bahan penghambat nitrifikasi dan penggunaan pupuk daun Penerapan sistem zero waste dengan memanfaatkan limbah pertanian menjadi pupuk organik atau biochar selain dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik juga dapat menekan emisi GRK. Pemupukan tepat jenis, dosis dan waktu akan meningkatkan efektivitas pemupukan yang tergantung pada kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Penggunan bahan inhibitor nitrifikasi dapat menekan emisi N₂O, sedangkan pupuk daun selain dapat meningkatkan efisiensi pemupukan N juga dapat menekan emisi N₂O
- ItemTEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN RAWA MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN(Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2019) Masganti,; Hendri Sosiawan; Ani SusilawatiPulau Jawa merupakan pemasok bahan pangan terbesar di 1 diperkirakan 55% bahan pangan berasal dari pulau terpadat populen penduduknya tersebut. Akhir-akhir ini mulai terjadi ancaman pasokan bahan pangan antara lain karena konversi lahan pertanian produkid, ekstrem dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Luas Pulau Sumatera, Papua, dan Kalimantan, dan sebagian kecil di Pulau Pulau Sumatra, dan Maluku. Akan tetapi, pestat biofisik, fisik dan Jawa, Sul basin pangan terkendala dengan sifat biofisik, fisik dan kima Panah serta aspek sosial ekonomi petani. Ini tercermin dari lambatnya laju pemanfaatan lahan ini. Rata-rata luas lahan rawa yang dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan pangan hanya 15-20% luas total. Selain rendahnya luas lahan yang dimanfaatkan, produktivitas padi di lahan ini juga rendah, bahkan sebagian ditinggalkan atau ditelantarkan petani. Lahan rawa sangat berpeluang untuk dikembangkan sebagai pemasok padi Indonesia pada masa mendatang mengingat (1) produktivitas masih rendah, (2) lahan potensial masih luas, (3) indeks pertanaman (IP) masih rendah, (4) lahan terdegradasi yang potensial masih luas, (5) pola produksi padi bersifat komplementer dengan pola produksi padi di Pulau Jawa, (6) kompetisi pemanfaatan lahan untuk tujuan non-pertanian relatif rendah, dan (7) tersedianya teknologi produksi padi. Teknologi peningkatan produksi padi di lahan rawa dapat dilakukan melalui (1) pengunaan varietas, (2) pengelolaan air, (3) pemupukan, (4) ameliorasi, (5) sistem tanam, (6) alsintan, dan (7) pengendalian OPT. Indonesia