Browsing by Author "Alihamsyah, Trip"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemDAMPAK PENGGUNAAN ALSINTAN TERHADAP PENGELOLAAN LAHAN DAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI LAHAN PASANG SURUT(Balittra, 2017) Sudirman, Umar; Alihamsyah, Trip; Suprapto, Anjar; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaPenggunaan alat dan mesin pertanian prapanen, panen dan pascapanen meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan mendukung program ekstensifikasi dengan penanaman yang lebih luas, lebih cepat dan secara serempak hingga indeks pertanaman (IP) meningkat. Peran mekanisasi pertanian pada lahan rawa pasang surut dan lahan bergambut mempunyai prospek yang cukup baik dalam mendukung usaha pelestarian swasembada beras. Alat dan mesin pertanian (alsintan) yang cocok untuk dikembangkan di daerah pasang surut masih sangat terbatas karena adanya keragaman kondisi lahan, tata ruang, keterpencilan lokasi, ketersediaan suku cadang dan agro-ekosistem yang spesifik.Bila pengelolaan alsintan dilakukan secara baik dan benar akan meningkatkan efisiensi kinerja alsintan tersebut. Alsintan mesin pengolahan tanah (hand tractor) dapat mengerjakan tanah lebih luas dan lebih cepat, sedangkan pompa air (water pump) dapat menjamin ketersediaan air, sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penggunaan berbagai jenis alsintan, selain meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahatani secara teknis dan ekonomis juga akan menciptakan lapangan kerja baru seperti unit usaha pelayanan jasa alat mesin pertanian, yang didukung oleh munculnya usaha penyediaan suku cadang (spare parts) dan perbengkelan perawatan alat dan mesin. Pembangunan pertanian dengan sistem mekanisasi pertanian berdampak pada meningkatnya usahatani yang dilakukan, produksi dan produktivitas meningkat, akibatnya terjadi perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi petani. Penggunaan alsintan di tingkat petani terus didorong oleh pemerintah antaranya melalui unit Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Melalui UPJA semua kegiatan usahatani dapat dilaksanakan menggunakan alsintan. Adanya UPJA mendorong pemanfaatan alsintan oleh petani yang sekaligus merupakan terobosan untuk mengatasi masalah agar pemanfaatan alsintan dilakukan secara bersama-sama dengan sistem sewa, sehingga akan menguntungkan. Peran UPJA dalam sistem produksi tanaman adalah melakukan introduksi teknologi alsintan dengan sistem manajemen maju, sehingga memberikan keuntungan bagi pengelolanya dan bermanfaat bagi penggunanya. Oleh sebab itu, pengembangan alsintan di
- ItemJelajah Inovasi Pertanian Wilayah Perbatasan(IAARD Press, 2018) Rubiyo; Alihamsyah, Trip; Bakrie, Bachtar; Hendayana, Rachmat; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemMaster Plan Pengembangan Pertanian Presisi(Agro Indo Mandiri dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, 2023) Jamil. Ali; Hermanto; Rahmanto; Prabowo, Agung; Alihamsyah, Trip; Hadi, Prayogo U.; Hendayana, Rachmat; Syahyuti; Kustiari, Reni; Rahmarestia, Elita; Trimulyantara, FX. Lilik; Suparlan; Budiarti, Uning; Lugan, Alkasuma; Pitoyo, JokoPertanian presisi sebagai salah satu model pertanian modern berbasis smart farming, konsepnya akan mengubah pola pengelolaan pertanian konvensional menjadi lebih produktif dan efisien melalui sistem otomatisasi kontrol serta monitoring memanfaatkan teknologi Internet of Thing (IoT) mengacu pada: (a) Management Information System (MIS), (b) Precission Agriculture (PA) dan (c) Cyber Physical System (CPS). Pengembangan pertanian presisi akan menjadi solusi mengatasi tantangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks, karena deraan perubahan iklim, degradasi dan alih fungsi lahan, serangan hama penyakit serta munculnya isu ketidakpastian keberlanjutan produksi pangan dan pertanian.
- ItemOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN RAWA LEBAK DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PADI(Balittra, 2005) Ar-Riza, Isdijanto; Alihamsyah, Trip; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaSalah satu tujuan utama pembangunan pertanian di Indonesia adalah meningkatkan ketahanan pangan, sehingga berbagai upaya dan terobosan terus dilakukan. Pembangunan pertanian nampaknya masih akan dihadapkan kepada berbagai masalah dan tantangan yang makin kompleks, diantaranya adalah dinamika perubahan lingkungan, baik sebagai akibat eksploitasi berlebih yang sering mengabaikan daya dukung lahan dan kerentanan lingkungan, maupun perubahan iklim global yang tidak menguntungkan yang menyebabkan terjadinya deraan lingkungan seperti cekaman kekeringan dan banjir pada sentra-sentra produksi. Disamping itu telah terjadi fenomena yang cukup serius, yaitu menciutnya lahan-lahan pertanian subur yang beralih fungsi ke penggunaan nonpertanian atau produksi non pangan yang nampak mulai sulit dikendalikan, terbukti dengan laju penciutan yang sangat besar yaitu 35.000 -50.000 ha/tahun (Nasoetion dan Winoto,1995).
- ItemPengembangan Lahan Rawa berbasis Inovasi Teknologi(Balittra, 2005) Jumberi, Achmadi; Alihamsyah, Trip; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaBerbagai pengalaman dan hasil pcnelitian menunjukkan bahwa dengan mengelola secara benar melalui penerapan teknologi tcpat guna, Jahan rawa yang dianggap marjinal dapat diubah menjadi Iahan pertanian produktif. Narnun demikian, karena Iahannya rapuh terutama dengan adanya bcrbagai masalah fisiko-kimia tanahnya, maka pengembangannya untuk pertanian pada suatu kawasan luas perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati dengan mernilih teknologi yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Kckeliruan dalam mereklamasi dan mengelola Jahan ini akan membutuhkan biaya besar guna merehabilitasinya serta sulit untuk memulihkan seperti kondisi semula
- ItemPengembangan Pertanian Presisi : Solusi dan Jawaban Pembangunan Pertanian ke Depan(Pertanian Press, 2024) Sulaiman, Andi Amran; Jamil, Ali; Bahrun, Abd Haris; Alihamsyah, Trip; Andri, Kuntoro Boga; Arsyad, Muhammad; HermantoPembangunan pertanian menghadapi tantangan yang makin meningkat dan kompleks. Masalah penyusutan areal dan degradasi sumber daya lahan terjadi di banyak kawasan, di samping persaingan pemanfaatannya dengan sektor-sektor lain. Sarana produksi pertanian makin terbatas dan mahal, sementara kemampuan petani dan pemerintah terbatas. Selain itu, dampak perubahan iklim makin luas dan intensif perlu disikapi dengan tepat. Dengan demikian dibutuhkan konsep pertanian melalui pendekatan sistem pertanian dengan masukan rendah (low input), efisiensi produksi tinggi, dan berkelanjutan. Buku ini menggambarkan kiprah Kementerian Pertanian menjawab berbagai masalah dan tantangan pembangunan pertanian dengan menerapkan konsep pertanian presisi. Pengertian pertanian presisi adalah manajemen sistem informasi penerapan teknologi yang mengintegrasikan strategi manajemen dan teknologi untuk mengefisienkan pemanfaatan sumberdaya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penerapan pertanian presisi ini tercakup dalam penerapan digitalisasi pada semua sektor pembangunan pertanian. Pertanian digital melibatkan penerapan teknologi seperti ilmu data, saluran komunikasi digital, serta otomatisasi dan sensor untuk meningkatkan hasil pertanian.
- ItemProspek Pengembangan Tanaman Pangan di Lahan Pasang Surut(BPTP Jambi, 2008) Jumberi, Achmadi; Alihamsyah, Trip; BPTP JambiMasalah dan tantangan utama dalam peningkatan ketahanan pangan adalah menciutnya lahan subur karena beralih fungsi ke penggunaan non-pertanian serta melandainya peningkatan produktivitas tanaman karena cekaman lingkungan dan menurunnya kualitas lahan. Salah satu areal alternatif yang prospektif untuk produksi tanaman pangan adalah lahan rawa pasang surut karena arealnya cukup luas, yaitu sekitar 20,1 juta hektar dan teknologi pengelolaannya sudah tersedia. Untuk keperluan praktis, lahan pasang surut dikelompokkan menjadi empat tipologi lahan, yaitu potensial, sulfat masam, gambut dan salin dengan empat tipe luapan air, yaitu A, B, C dan D. Berbagai pola penataan lahan bisa dikembangkan di lahan pasang surut yang disesuaikan dengan dipologi lahan dan tipe luapan air. Dengan penataan lahan tersebut dan pengelolaan yang tepat sesuai dengan karakteristiknya, berbagai tanaman pangan dapat dikembangkan di lahan pasang surut disesuaikan dengan penataan lahannya. Berbagai komponen teknologi pengelolaan tanah dan air serta budidaya tanaman pangan di lahan pasang surut sudah dihasilkan dari berbagai kegiatan penelitian. Penerapan teknologi tersebut pada lahan yang sudah direklamasi diperkirakan akan diperoleh produksi sebanyak 3,684 juta ton padi, 1,473 juta ton jagung dan 0,276 juta ton kedelai pertahun untuk pertanaman musim hujan saja.
- ItemRoadmap Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Menuju Pertanian Maju, Mandiri dan Modern(Agro Indo Mandiri dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, 2022) Jamil, Ali; Hermanto; Alihamsyah, Trip; Hendayana, Rachmat; Prayogo; Kustiari, Reni; Syahyuti; Prabowo, Agung; Dariah, AiRoadmap atau peta jalan pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), merupakan rujukan yang krusial bagi pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah. Tersusunnya Roadmap PSP mendorong pelaksanaan pembangunan PSP menjadi lebih efektif dan berjalan sistematis berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan yang terstruktur. Sebagaimana diketahui umum bahwa PSP yang terdiri dari penyediaan lahan, irigasi pertanian, pupuk & pestisida, dan alat & mesin pertanian (alsintan) serta pembiayaan pertanian memiliki peran sangat penting dalam peningkatan produksi pertanian. Eksistensi Prasarana dan Sarana Pertanian menjadi pemacu atau enabler pencapaian target produksi pertanian.
- ItemTerobosan SYL Membangun Prasarana dan Sarana Pertanian Mewujudkan Pertanian Maju, Mandiri dan Modern(Agro Indo Mandiri dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, 2022) Jamil, Ali; Hermanto; Hendayana, Rachmat; Syahyuti; Alihamsyah, TripPrasana dan sarana pertanian - disingkat Prasatani - yang meliputi lahan, irigasi pertanian, pupuk dan pestisida, alat dan mesin pertanian (Alsintan) dan pembiayaan pertanian, terbukti berperan sebagai pemacu atau enabler yang berkontribusi positif terhadap pencapaian target produksi pertanian Dalam menghadapi krisis pangan global akibat kondisi ekonomi dunia yang tidak sedang tidak baik-baik saja, ancaman Pandemi Covid-19 yang menghadang, berlangsungnya perubahan iklim dan belum dapat dipolakan dengan baik, serta konflik geopolitik yang masih memanas, Syahrul Yasin Limpo (SYL) melontarkan gagasan dan pemikiran cemerlang sebagai terobosan