Browsing by Author "Abdul Rahman"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenyidikan Kasus Terduga Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022(Perpustakaan BBVet Maros, 2023-06-14) Dinar Hadi Wahyu Hartawan; Wiwik Dariani; Hamdu Hamjaya Putra; Abdul RahmanPenyakit Mulut dan Kuku disebabkan oleh virus Picornaviridae. Penyakit ini sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah. Setelah bebas dari penyakit mulut dan kuku selama 36 tahun, penyakit ini kembali masuk ke Indonesia pada April 2022. Pada awal Juni 2022, terjadi kasus terduga Penyakit Mulut dan Kuku pada kerbau di Provinsi Sulawesi Selatan yakni di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara dan selanjutnya dilakukan penyidikan. Penemuan kasus penyakit atau identifikasi hewan individual, flok, atau kawanan yang tertular merupakan bagian dari surveilans selama pelaksanaan program pengendalian. Gejala klinis yang teramati yakni demam, hipersalvasi, hidung beringus, lepuh pada lidah, lesi pada mulut, dan atau kepincangan, serta ambruk. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, dinyatakan positif Penyakit Mulut dan Kuku. Faktor risiko penularan dan penyebaran penyakit ini antara lain pemasukan ternak dari luar kabupaten maupun provinsi serta kontak langsung antara hewan sakit dengan hewan sehat. Tindak lanjut penelusuran terhadap munculnya kasus PMK di Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan melakukan dengan melakukan pengetatan pengawasan lalu lintas ternak
- ItemSeroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara Tahun 2023(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-12) Titis Furi Djatmikowati; Dini Marmansari; Hamdu Hamjaya Putra; Siswani; Abdul RahmanBrucellosis merupakan penyakit bakterial pada sapi yang sangat menular, zoonosis dan penting secara ekonomi. Kabupaten Bombana yang secara geografis merupakan wilayah kepulauan, salah satunya adalah Pulau Kabaena yang hingga sat ini belum pernah dilaporkan terjadi kasus Brucellosis. Surveilan Brucellosis di Pulau Kabaena tahun 2023 merupakan surveilan awal untuk mengetahui tingkat atau aras penyakit Brucellosis dilakukan secara cross sectional. Besaran sampel sebanyak 400 sampel diperoleh berdasarkan rumus epidemiologi n = 4PQ/L2 dengan menggunakan galat 5% dan estimasi prevalensi 50% untuk serosurveilan tahun 2023. Pelaksanaan surveilan dilakukan di enam Kecamatan dan pemilihan desa dilakukan secara random. Sebanyak 435 sampel serum yang diperoleh tidak teridentifikasi positif RBT dan CFT. Studi seroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bomabana tahun 2023 sebesar 0%, masih perlu dilakukan surveilan selanjutnya minimal 2 tahun kedepan untuk memonitoring seroprevalensi Brucellosis sehingga dapat ditentukan strategi pemberantasan Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana