Browsing by Author "A. Bakar, Basri"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LAHAN KERING PADI GOGO DI ACEH TIMUR(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Iskandar, T.; A. Bakar, Basri; Azis, Abdul; Balai Pengkajian Teknologi PertanianTujuan penelitian untuk mengetahui potensi dan kendala pengembangan lahan kering padi gogo di Aceh Timur dan memberikan rekomendasi kepada Pemda. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Penarikan sampel menggunakan teknik kuota sampling dan tetap berpegang pada prinsip representatif. Metode analisis data dilakukan baik secara statistik maupun deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jika harga padi meningkat, petani akan memanfaatkan lahan kering seoptimal mungkin untuk padi gogo. Penyediaan VUB padi gogo, stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang mencukupi bagi kebutuhan petani dan tepat waktu, meningkatkan produktivitas padi gogo yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyediaan bibit unggul yang diinginkan petani, tahan kekeringan, tahan hama dan penyakit, produksi tinggi, umur pendek, rasa enak dan wangi akan membantu petani dalam menghasilkan kualitas padi gogo yang baik dengan jumlah panen yang meningkat sehingga mampu mendongkrak margin keuntungan petani. Sedangkan bantuan sarana pertanian kepada petani dapat dijadikan insentif yang diharapkan mampu meminimalisir keinginan petani padi dalam mengalih fungsikan lahannya.
- ItemPEMANFAATAN BIOCHAR DAN EFISIENSI PEMUPUKAN JAGUNG MENDUKUNG PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI PROVINSI ACEH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Chairunas; Azis, Abdul; A. Bakar, Basri; Darmadi, Didi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian dilakukan di Kabupaten Pidie yang merupakan daerah pengembangan lahan kering terluas yang merupakan daerah sentra produksi tanaman pangan lahan kering provinsi Aceh. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pengkajian ini menggunakan RAK Faktorial dengan perlakuan sebagai berikut : Faktor I adalah tiga tingkat dosis biochar yaitu 0, 10, dan 20 ton/ha, faktor II adalah tiga tingkat dosis pupuk anorganik yaitu P0 = tanpa pupuk, P1 = 200 kg/ha Urea + 75 kg/ha SP36 + 75 kg/ha KCl, P2 = 400 kg/ha Urea + 150 kg/ha SP36 + 150 kg/ha KCl. Sehingga diperoleh sembilan kombinasi perlakuan pada setiap komoditi, masing-masing kombinasi perlakukan pada masing-masing komoditi diulang tiga kali. Apabila hasil uji F memberi pengaruh yang nyata, maka analisis akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% (BNT0,05). Data sekunder merupakan data awal untuk penentuan kegiatan selanjutnya. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari hasil kegiatan dilapangan berdasarkan variabel pengamatan yang meliputi komponen pertumbuhan, komponen hasil dan hasil ubinan (6.25 m2). Ukuran plot percobaan 5 m x 6 m, jarak antara perlakuan 1 m dan jarak antara ulangan 1 m sekaligus sebagai saluran drainase. Hasil penelitian menujukkan bahwa Jagung resppon terhadap pemupukan NPK-bast tetapi kurang respon terhadap biochar. Hasil tertinggi 7 ton/ha jagung pipilan diperoleh pada kombinasi pemupukan 200 kg/ha Urea + 75 kg/ha SP36 + 75 kg/ha KCl dan biochar 10 ton/ha lebih tinggi 79.03 % dibandingkan dengan tanpa pemupukan dan tanpa biochar.
- ItemSistem Modelling Swasembada Padi Berkelanjutan di Provinsi Aceh(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) A. Bakar, Basri; Azis, Abdul; T. Iskandar; Hairmansis, ArisDalam menghadapi persoalan pangan beras yang sangat komplek, pencapaian swasembada padi berkelanjutan di Provinsi Aceh memiliki arti penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Karena itu, diperlukan adanya serangkaian kebijakan yang dirumuskan berdasarkan analisis yang komprehensif terhadap sistem produksi beras. Dengan menggunakan simulasi dinamika sistem berdasarkan data historis dari tahun 2000-2012 diperoleh hasil rekomendasi kebijakan yang harus dlakukan untuk mencapai swasembada padi berkelanjutan sebagai berikut: (1) penambahan luas lahan 1.000 ha/tahun termasuk pemanfaatan lahan suboptimal seperti lahan rawa dan lahan kering, (2) peningkatan produktivitas dari 5,12 ton/ha menjadi 5,70 ton/ha dan Indek Pertanaman dari IP 1,52 menjadi 1,68 melalui perbaikan jarlnqan irigasi 18,8%/ tahun, penggunaan pupuk berimbang sebesar 70%, penggunaan benih VUB sebesar 60%, pengendalian OPT mencapai 70%, dan peningkatan penyuluhan mencapai 50% dari total jumlah desa, percepatan penyiapan lahan dan tanam dengan alat dan mesin pertanian (alsintan), penurunan losses panen sebesar 0,5% dan losses pasca panen sebesar 1%, serta penurunan tingkat konsumsi beras l,5%/ tahun. Alokasi anggaran per tahun yang diperlukan pada tahun 2014 sekitar Rp. 25,6 milyar, sementara kemampuan alokasi anggaran pemerintah Aceh pada tahun 2014 untuk program swasembada padi berkelanjutan sekitar Rp. 7,1 milyar. Untuk itu, diperlukan adanya kejelasan dan ketegasan pembagian peran dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta dan petani melalui Peraturan Pemerintah atau Keputusan Presiden.