Seminar Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Seminar Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia by Author "Goenadi, D.H. ...[at al]"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPemanfaatan Fungi Pelapuk Putih sebagai Aktivator Delignifikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dalam Proses Pembuatan Pulp Biomekanis(Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia, 1997-11) Goenadi, D.H. ...[at al]; Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, BogorSebagai bagian dari rangkaian penelitian berjangka tiga tahun tentang perakitan teknologi pembuatan pulp biomekanis dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS), penelitian pada tahun pertama ini ditekankan pada isolasi dan seleksi fungi pelapuk putih (FPP) potensial asli dari kebun kelapa sawit. Kegiatan penelitian meliputi: (a) karakterisasi FPP hasil isolasi dari beberapa kebun kelapa sawit dan (b) pengaruh jenis FPP terhadap mutu pulp TKKS. Tujuan penelitian adalah memilih isolat FPP yang efektif sebagai penghancur lignin di dalam TKKS untuk pulp yang diproses secara semi kimia-mekanis. Isolasi FPP diiakukan dengan pengambilan contoh TKKS yang melapuk dari beberapa kebun di Sumatera Utara (Adolina dan Pagar Merbau), Lampung (Bekri dan Rejosari), dan Jawa Barat (Kertajaya). Isolat potensial dipilih menurut keunggulannya atas isolat baku dalam hal produksi enzim. Dalam kegiatan kedua, diteliti lima isolat hasil seleksi, yakni Adolina (A) 2, Pagar Merbau (PM) 1, Bekri (B) 18, Rejosari (R) 4, dan Kertajaya (K) 14, dan dua isolat acuan, yaitu Phanerochaete chrysospohum dan Pleurocybella porrigens. Ditumbuhkan dalam medium cair sari kentang-dekstrosa, isolat tersebut diinokulasikan ke TKKS yang dicacah dengan ukuran 2,5 cm sebanyak 5% (v/b). Setelah inkubasi selama 30 hari, cacahan TKKS diproses menjadi pulp dengan teknik semi kimiamekanis. Kadar lignin-Klason ditetapkan pada 15 dan 30 hari setelah inokulasi, sedang uji fisik diiakukan pada lembaran pulp. Dari 63 isolat yang diperoleh pada percobaan pertama, lima di antaranya dipilih karena menghasilkan enzim fenoloksidase dan laccase yang lebih intensif pada medium agar kayu yang dimodifikasi setelah 14 hari dan selulase yang rendah. Setelah 15 hari, inokulasi FPP menghasilkan penurunan lignin yang nyata. Cacahan TKKS yang diinokulasi dengan isolat B18 dan K14 menghasilkan pulp dengan wama yang lebih gelap tetapi rendemen pulpnya lebih tinggi, yaitu masingmasing42,1 dan 41,4%.
- ItemProduksi Biofertilizer untuk Efisiensi Penggunaan Pupuk dalam Budi Daya Tanaman yang Aman Lingkungan(Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia, 1997-11) Goenadi, D.H. ...[at al]; Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, BogorUsaha peningkatan efisiensi pemupukan pada lahan berkesesuaian marginal dapat ditempuh melalui aplikasi pupuk hayati untuk mengatasi kendaia rendahnya daya dukung tanah. Hasil penelitian sebelumnya (1994-1996) satu prototipe produk pupuk hayati yang mengandung bakteri penambat N bukan pensimbiosis, mikroba pelarut fosfat, dan mikroba pemantap agregat yang mampu menghemat penggunaan pupuk konvensional hingga 50%. Namun, untuk perbesaran skala produksi beberapa kendaia diperkirakan masih akan dihadapi. Penelitian kemitraan dengan PTP Nusantara yang direncanakan berlangsung dua tahun ini ditujukan untuk perbesaran skala produksi pada tingkat pilot atau semi komersial. Produk yang dihasilkan bernama Emas {Enhancing Microbial Activities in the Soil) dengan nomor paten S-960085. Kegiatannya meliputi: (a) rancangbangun laboratorium produksi, (b) produksi biofertilizer, (c) percobaan rumah kaca, dan (d) uji multi lokasi. Laboratorium produksi telah disiapkan dengan kapasitas produksi 250 kg/han-5 jam dari kapasitas terpasang 500 kg/hari. Hingga Januari 1997 telah dihasilkan 2.000 kg Emas dari 6.000 kg yang akan diuji di PTP Nusantara I, III, IV, VII, VIII, dan XIV pada komoditas kelapa sawit, karet, kakao, teh, dan tebu. Percobaan rumah kaca dilaksanakan untuk menguji kombinasi dosis optimum pada bibit tanaman perkebunan, hutan tanaman industri, dan hortikultura.