Prosiding Seminar Nasional Mewujudkan Kedaulatan Pangan pada Lahan Sub Optimal Melalui Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Mewujudkan Kedaulatan Pangan pada Lahan Sub Optimal Melalui Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi by Author "Ali, Nasir"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemUji Multilokasi 6 Varietas Padi Gogo Di Provinsi NAD(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Azis, Abdul; AB, Basri; Ali, Nasir; Pesireron, Marietje; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan varietas unggul baru padi gogo yang specifik lokasi dan model sistem produksi benih padi gogo di sentra produksi padi gogo. Kajian dilakukan pada lahan kering di Desa Saree Aceh Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar mulai Januari – Juni 2009. Metodologi menggunakan rancangan acak kelompok (Randomized Block Design). Data yang diperoleh dianalisis secara statistika menggunakan analisis sidik ragam. Ruang lingkup kegiatan yaitu Participatory Rural Appraisal(PRA), Identifikasi dan analisa permasalahan. Pengambilan cantoh tanah untuk mengetahui kandungan kandungan kimia tanah, pelaksanaan kegiatan di lapangan, analisis data, pelaporan. Hasil dari Uji multilokasi 6 galur padi gogo dan 2 varietas padi gogo pada ketinggian 425 m dari pemukaan laut, bila diberikan pupuk NPK phonska (15 : 15 : 15) 300 kg ha-1 dan pupuk urea 100 kg ha-1, dengan tanam benih langsung akan memberikan produksi padi 8,1 kg/12,6 m atau 6,4ton ha-1 GKG pada lahan kering. Berat gabah kering giling galur harapan SEB-8FA-281-2 ubinan 3mx4m= 12,6 m2 memberikan hasil 7,71 kg (6,11 ton ha-1 ) dengan umur tanaman 11 hari setelah tanam memberikan harapan menjadi varietas. Pada uji adaptasi, keempat varietas mampu beradaptasi dengan baik dengan produktivitas varietas Towuti sebesar 6,29 ton ha-1, dan tidak berbeda nyata dengan varietas situ bagendit sebesar 5,60 ton ha-1, Cirata 5,60 ton ha-1 dan Limboto (5,42 ton ha-1).