Prosiding Seminar dan Kongres Sumber Daya Genetik
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar dan Kongres Sumber Daya Genetik by Author "Dalimunthe ...[at al], Sri Romaito"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemDaya Regenerasi Dua Genotipe Padi Hasil Kultur Antera(BB Biogen, 2013-12) Dalimunthe ...[at al], Sri Romaito; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPerakitan varietas padi memerlukan waktu dan dana yang relatif besar. Pembentukan galur homozigot dapat dipercepat dengan teknik kultur anter yang dapat menghasilkan galur-galur murni dalam satu generasi. Kemampuan regenerasi setiap kultivar padi berbeda. Permasalahan dalam penerapan kultur anter pada padi adalah rendahnya regenerasi tanaman hijau, karena terjadinya regenerasi tanaman albino atau tidak terjadinya regenerasi tanaman. Percobaan bertujuan untuk mengetahui ukuran dan tipe kalus yang tepat untuk meningkatkan daya regenerasi kalus dalam menghasilkan tanaman hijau pada dua kombinasi persilangan padi yang berbeda. Percobaan dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan BB Biogen Cimanggu Bogor, mulai bulan Oktober-Desember 2008. Genotipe yang digunakan adalah FM1 dan FM1R, dimana FM1R merupakan hasil persilangan resiprok dari FM1. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan terdiri atas 4 tipe kalus berbeda, yaitu (P1) kalus berukuran 1 mm dan belum terdiferensiasi, (P2) kalus berukuran 2 mm dan belum terdiferensiasi, (P3) kalus berukuran 3 mm dan belum terdiferensiasi dan (P4) kalus berukuran 2 mm dan sudah berdiferensiasi. Masing-masing perlakuan ditanam 3 kalus. Setiap genotipe di tanam sebanyak 5 botol dan digunakan sebagai ulangan. Efisiensi pembentukan plantlet hijau tertinggi pada genotipe FM1 adalah pada perlakuan P4 (30,77%), yaitu ukuran kalus >2 mm dan sudah mulai terjadi diferensiasi saat di media induksi kalus. Efisiensi pembentukan plantlet tertinggi genotipe FM1R ditunjukkan oleh perlakuan P1, yaitu ukuran kalus 1 mm, yaitu sebesar 37,50%. Pertumbuhan plantlet terbaik pada genotipe FM1 ditunjukkan oleh P4, sedangkan pada genotipe FM1R adalah P1, dengan ukuran kalus yang lebih kecil. Pada percobaan ini, pembentukan plantlet albino lebih banyak daripada plantlet hijau. Secara visual, respon kalus terhadap media regenerasi adalah: pembesaran kalus, perubahan warna kalus menjadi hijau cerah, tumbuhnya tunas dan akar serta pertambahan tinggi tunas yang cepat.
- ItemPengaruh waktu penyambungan dan diameter batang bawah terhadap pertumbuhan bibit batang atas asal sambung pucuk tanaman durian (durio zibethinus l.) varietas namlung petaling(BB Biogen, 2013-12) Dalimunthe ...[at al], Sri Romaito; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPengaruh waktu penyambungan dan diameter batang atas asal sambung pucuk tanaman durian (Durio zibhetinus L.) varietas Namlung Petaling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh waktu penyambungan dan diameter batang bawah terhadap pertumbuhan bibit batang atas asal sambung pucuk tanaman durian. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Petaling Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Sejak Bulan Mei 2006 sampai dengan Bulan Agustus 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan dari 2 faktor perlakuan. Adapun faktor pertama adalah perlakuan waktu penyambungan (W) terdiri dari 3 level yaitu W1 (pagi hari dari jam 07.00- 09.00 WIB), W2 (waktu siang hari dari jam 11.00-13.00 WIB) dan W3 (waktu sore dari jam 15.00-17.00 WIB) dan faktor kedua adalah diameter batang bawah (D) terdiri dari 3 level yaitu D1 (0,3 cm), D2 (0,5 cm), dan D3 (0,7 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan waktu penyambungan berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati. Sedangkan perlakuan diameter batang bawah berpengaruh sangat nyata pada peubah jumlah daun saja, tapi berpengaruh tidak nyata pada peubah lainnya. Perlakuan interaksinya berpengauh nyata pada peubah jumlah daun, pada peubah lainnya berpengaruh tidak nyata.