Penanda DNA Untuk Pemuliaan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.)
dc.contributor | Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan | en-US |
dc.creator | PANDIN, DONATA S. | |
dc.date | 2015-11-18 | |
dc.date | 2015-11-18 | |
dc.date.accessioned | 2018-06-04T07:59:41Z | |
dc.date.accessioned | 2021-03-09T04:46:49Z | |
dc.date.available | 2018-06-04T07:59:41Z | |
dc.date.available | 2021-03-09T04:46:49Z | |
dc.date.issued | 2015-11-18 | |
dc.description | ABSTRAKKegiatan pemuliaan pada tanaman kelapa merupakan proses yang sangat lama dan mahal. Pemuliaan tanaman kelapa di Indonesia telah dilakukan melalui eksplorasi, koleksi, dan hibridisasi. Inventarisasi populasi kelapa yang dilakukan oleh COGENT, CGR (The International Coconut Genetic Resources Network, Coconut Genetic Resources) dari 17 negara, dilaporkan sebanyak 936 populasi dan 105 populasi diantaranya berasal dari Indonesia atau setara dengan 11.22% dari seluruh populasi kelapa di dunia yang telah dilaporkan. Beberapa dari koleksi yang ada di BALITKA telah digunakan sebagai materi persilangan baik antara kelapa Genjah dengan Dalam, maupun kelapa Dalam dengan Dalam. Dari koleksi plasma nutfah kelapa tersebut, telah berhasil dilepas sebagai Kelapa unggul sebanyak 15 varietas kelapa Dalam, 4 varietas kelapa Genjah, dan 5 varietas kelapa Hibrida. Kemajuan dibidang genetika terutama pada penanda DNA telah banyak merubah pola penelitian pada disiplin ilmu genetika dan pemuliaan tanaman. Ditemukan banyak penggunaan penanda DNA dalam pemuliaan tanaman. Beberapa penanda DNA yang telah digunakan pada tanaman kelapa adalah analisis variasi genetik, evolusi/migrasi tanaman kelapa, keterpautan gen tertentu terhadap karakter spesifik, penelusuran tetua, dan analisis lokus-lokus karakter kuantitatif dengan menggunakan Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP), Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD), Amplified Fragment Length Polymorphism (AFLP), dan mikrosatelit atau Simple Sequence Repeat (SSR). Saat ini BALITKA sedang melakukan penelitian untuk mengidentifikasi fragmen DNA sebagai penanda sifat kopyor, klarifikasi kandidat penanda sifat produksi buah pada kelapa Dalam Mapanget, dan identifikasi penanda tanaman tahan terhadap P. palmivora. Pemanfaatan penanda DNA akan menghemat waktu dan tenaga kerja karena pengujian yang dilakukan pada tingkat DNA tidak dopengaruhi oleh lingkungan tumbuh. Keuntungan lainnya adalah jumlah benih, bibit, atau galur yang dibutuhkan untuk pengujian dapat dikurangi, karena banyak yang sudah tidak terpilih setelah seleksi dengan penanda DNA pada tahap awal generasi, sehingga desain pemuliaan lebih efektif. Efisiensi paling besar adalah seleksi terhadap sifat spesifik (target) akan lebih cepat karena seleksi berdasarkan genotif spesifik lebih mudah diidentifikasi dan diseleksi.Kata kunci : Cocos nucifera, pemuliaan, RFLP, RAPD, mikrosatelit (SSR) ABSTRACTDNA Marker in Coconut Breeding ProgrammCoconut plant breeding activities in Tall coconut is a very long and expensive process. Coconut plant breeding in Indonesia has been done through the exploration, collection, and hybridization. Inventarization of coconut populations conducted by the COGENT, CGR (The International Coconut Genetic Resources Network, the Coconut Genetic Resources) from 17 countries, reported as many as 936 population and 105 of the population of which originated from Indonesia or equal to 11:22% of the entire population of the world's coconut has been reported . Some of existing collections in BALITKA has used as the material crosses between dwarf and tall coconut. From the collection of coconut germplasm, we have successfully released as much as 15 varieties of superior Tall coconut palm, 4 Dwarf coconut varieties, and five varieties of hybrid coconuts. Progress in the genetics field, especially on the DNA marker has changed the pattern of research in disciplines of genetics and plant breeding. A lot of DNA markers in plant breeding had found and used. Several DNA markers that have been used on the coconut crop are to analyze genetic variation, the evolution / migration of coconut plantations, mapping of specific genes related to specific characters, parental analysis, and analysis of quantitative trait loci using Restriction Fragment Length polymorphism (RFLP), the Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD), Amplified Fragment Length polymorphism (AFLP), and of micro-satellite or Simple Sequence Repeat (SSR). BALITKA currently doing research to identify DNA fragments as a marker kopyor properties, clarification of the nature of the candidate marker of fruit production in coconut In Mapanget, and identification markers P. palmivora resistant plants. Utilization of DNA markers will save time and labour because the tests conducted at the DNA level is not influenced by environmental. Another advantage is the number of seeds, seedlings, or strain required for testing can be reduced, because many of them had not elected after selection by DNA marker generation in the early stages, so the breeding design is more effective. Greatest efficiency is the selection of specific characters will be faster because the selection based on specific genotype is more easily identified and selected.Keywords: Cocos nucifera, breeding, RFLP, RAPD, micro-satellite (SSR) | en-US |
dc.format | application/pdf | |
dc.identifier | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/psp/article/view/2721 | |
dc.identifier | 10.21082/p.v9n1.2010.%p | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/5052 | |
dc.language | eng | |
dc.publisher | Puslitbang Perkebunan | en-US |
dc.relation | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/psp/article/view/2721/2358 | |
dc.rights | Copyright (c) 2015 Perspektif | en-US |
dc.rights | http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 | en-US |
dc.source | 2540-8240 | |
dc.source | 1412-8004 | |
dc.source | Perspektif; Vol 9, No 1 (2010): Juni 2010; 21-35 | en-US |
dc.title | Penanda DNA Untuk Pemuliaan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) | en-US |
dc.type | info:eu-repo/semantics/article | |
dc.type | info:eu-repo/semantics/publishedVersion | |
dc.type | Peer-reviewed Article | en-US |