Keragaan Mutu Biji Kakao Pada Aplikasi Berbagai Level Takaran Pupuk Hayati Dan Pestisida Nabati Di Kabupaten Luwu
dc.contributor.author | Septianti, Erina | |
dc.contributor.author | Nurlaila | |
dc.contributor.other | Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku | en_US |
dc.date.accessioned | 2020-06-03T00:49:56Z | |
dc.date.available | 2020-06-03T00:49:56Z | |
dc.date.issued | 2017 | |
dc.description.abstract | Kakao memiliki potensi untuk terus dikembangkan di Indonesia, khususnya daerah Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu entra produksi kakao nasional. Namun produktivitas kakao yang tinggi tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas biji kakao. Penurunan kualitas mutu biji kakao sangat mempengaruhi nilai ekspor Sulawesi Selatan secara keseluruhan. Penelitian dilakukan di Kec.Kamanre, Kab.Luwu, mulai bulan Januari-September 2014. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui tingkat mutu biji kakao yang meliputi jumlah buah panen, berat buah, berat basah/berat kering biji,total produksi biji kakao per tahun, jumlah biji/100g, dan kadar lemak biji dilihat dari pemberian berbagai level takaran pupuk hayati dan pestisida nabati pada tanaman kakao dan 2) untuk mendapatkan paket teknologi pemanfaatan pupuk hayati dan pestisida nabati yang dapat mendukung peningkatan mutu dan produksi kakao berkelanjutan. Rancangan yang digunakan adalah RAK dengan 7 perlakuan yaitu P1(Pupuk hayati 15g/pohon), P2 (Pupuk hayati 30g/pohon), P3 (Pupuk hayati 15g/pohon + pestisida nabati Phymar C117 Plus), P4 (Pupuk hayati 30g/pohon + pestisida nabati Phymar C117 Plus), P5 (Pupuk hayati 15g/pohon + Bio Urine), P6 (Pupuk hayati 30g/pohon + Bio Urine) dan P7 (Pupuk Urea 250g + NPK 300g/pohon). Hasil penelitian menunjukkan untuk rata-rata jumlah buah panen hasil tertinggi diperoleh pada P2 yaitu 22,67 buah/pohon. Untuk produksi per tahun hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan P4 yaitu 1598,61 kg/ha dan terendah pada perlakuan P7 yaitu 1013,54kg/ha. Untuk jumlah biji/100g diperoleh hasil terbaik pada perlakuan P3 yaitu 62 biji/100g. Sedangkan kadar lemak biji hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan P6 yaitu 49,43%. | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/9430 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian | en_US |
dc.subject | Kakao | en_US |
dc.subject | Theobroma cacao | en_US |
dc.subject | Pupuk organik | en_US |
dc.subject | Pestisida Hayati | en_US |
dc.title | Keragaan Mutu Biji Kakao Pada Aplikasi Berbagai Level Takaran Pupuk Hayati Dan Pestisida Nabati Di Kabupaten Luwu | en_US |
dc.type | Article | en_US |