Pemeriksaan dan Identifikasi Parasit Gastrointestinal pada Sapi Bali di Nusa Tenggara Timur Tahun 2017
dc.contributor.author | Berek, Hilda Susiyanti Debora | |
dc.date.accessioned | 2020-03-26T11:00:29Z | |
dc.date.available | 2020-03-26T11:00:29Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.description.abstract | Parasit gastrointestinal merupakan parasit yang dapat menginfeksi saluran gastrointestinal baik manusia maupun hewan. Parasit tersebut dapat hidup di seluruh bagian tubuh, tetapi kebanyakan siklus hidupnya berada di usus. Infestasi parasit bila dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan usus dan mengakibatkan penebalan pada dinding-dinding usus, lebih lanjut ternak yang terinfestasi cacing akan diare yang mengakibatkan kehilangan cairan tubuh dan akan berakhir dengan kematian. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat sejauh mana tingkat infestasi dan penyebaran cacing parasit gastrointestinal pada sapi Bali di wilayah NTT. Selama pelaksanaan surveilans berhasil dikumpulkan sebanyak 1.145 sampel dari 22 kabupaten/kota dalam wilayah NTT. Sampel yang diambil berupa feses sapi segar dan dilakukan pemeriksaan dan perhitungan telur cacing/ookista koksidia per gram feses (EPG) dengan menggunakan metode uji apung dan uji sedimentasi di Laboratorium Pengujian dan Penyidikan Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT. Hasil pengujian menunjukkan prevalensi parasit gastrointestinal pada Sapi Bali di Provinsi NTT mencapai 9,96%, dimana dari 1.145 ternak sapi yang diambil fesesnya sebanyak 114 ekor sapi positif terinfeksi parasit gastrointestinal. Dari 114 sampel yang positif, didapatkan telur cacing yang berasal dari 3 kelompok cacing parasit usus yaitu Kelas Nematoda terdiri atas Strongylus sp (54,54 %) ; Kelas Trematoda terdiri atas Fasciola sp (15,15 %), Paramphistomum sp (11,11 %) ; dan Kelas Cestoda terdiri atas Moniezia sp (1,01 %) ; serta dari Kelas Protozoa ditemukan Eimeria sp (18,18 %). Infestasi parasit gastrointestinal pada Sapi Bali di wilayah NTT tergolong dalam 2 kategori yaitu untuk telur cacing Moniezia sp termasuk dalam infeksi sedang karena telur yang dihasilkan sampai 640 butir per gram feses sapi, sedangkan untuk telur cacing lainnya masih tergolong dalam infeksi ringan karena telur yang dihasilkan < 500 butir telur per gram feses sapi. | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8892 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.subject | Parasit | en_US |
dc.subject | Gastrointestinal | en_US |
dc.subject | Infestasi | en_US |
dc.title | Pemeriksaan dan Identifikasi Parasit Gastrointestinal pada Sapi Bali di Nusa Tenggara Timur Tahun 2017 | en_US |
dc.type | Article | en_US |