Effect of Mycorrhiza and NPKmg Fertilizers on Growth and Production of Arabica Coffee
No Thumbnail Available
Date
2015-07-23
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
Mycorrhiza is a biological agent that could improve the efficiency of chemical fertilizers (inorganic) due to it can increase the availability of soil nutrients. The study aimed to evaluate the effectiveness of mycorrhiza and NPKMg fertilizers on growth and yield of coffee plants in the field. The research was carried out at KP. Pakuwon, Sukabumi, West Java, from January 2013 to November 2014. The treatments that examined in this study were 3 levels of mycorrhiza application (M0, without mycorrhizal fungi; M1, application of 200 spore/tree; and M2, application of 400 spore/tree), and 4 dosage of NPKMg fertilizers (F1, recommended dose, RD; F2, ¾ RD; F3, ½ RD, and F4, ¼ RD). The treatments were arranged in a ramdomized block design with 3 replications, and the plot size consisted of 4 coffee plants. The recommended dose of fertilizer is 140 g NPKMg/tree/years (40 g urea, 50 g SP-36, 30 g KCl, and 20 g kieserit). NPKMg fertilizers were applied two times, whereas mycorrhiza was given two months after the first application of NPKMg fertilizers. The observed parameters were vegetative characters (plant height, stem diameter, number of branch) and generative character (coffee yield) as well as the infection rates of mycorrizha on roots. The results showed that application of 400 spores of mycorrhizal fungi and 105 g NPKMg/tree/year exhibited the best growth of coffee plants until 15 months after planting (MAP). However, that combination was not significantly affected coffee production. Moreover, application of 200 and 400 spores of mycorrhizal fungi/tree combined with all dosage of NPKMg fertilizers revealed the same infection rates of mycorrizha on roots.
Mikoriza merupakan agens hayati yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia (anorganik) karena dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah. Penelitian bertujuan mengevaluasi efektivitas mikoriza dan pupuk NPKMg terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kopi muda di lapangan. Penelitian dilaksanakan di KP. Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat, mulai Januari 2013 sampai November 2014. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan mikoriza 3 taraf: tanpa mikoriza, 200 spora/pohon, dan 400 spora/pohon; dan pemberian pupuk NPKMg, 4 dosis (dosis rekomendasi, ¾, ½, dan ¼ dosis rekomendasi). Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok, 3 ulangan dengan ukuran petak 4 pohon. Dosis rekomendasi adalah pemberian pupuk NPKMg sebanyak 140 g/pohon/tahun (40 g urea, 50 g SP-36, 30 g KCl, dan 20 g kieserit). Pupuk NPKMg diberikan dalam 2 tahap, sedangkan mikoriza diaplikasikan dua bulan setelah pemberian pupuk NPKMg yang pertama. Parameter yang diamati meliputi karakter vegetatif (tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah cabang) dan generatif (hasil kopi) serta tingkat infeksi mikoriza pada akar kopi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kombinasi mikoriza 400 spora dan 105 g NPKMg per pohon/tahun menghasilkan pertumbuhan tanaman kopi terbaik sampai umur 15 bulan setelah tanam, tetapi belum berpengaruh terhadap produksi kopi. Pemberian inokulum mikoriza sebanyak 200 dan 400 spora/pohon memperlihatkan tingkat infeksi mikoriza yang sama pada akar kopi pada semua pemberian dosis pupuk.
Mikoriza merupakan agens hayati yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia (anorganik) karena dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah. Penelitian bertujuan mengevaluasi efektivitas mikoriza dan pupuk NPKMg terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kopi muda di lapangan. Penelitian dilaksanakan di KP. Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat, mulai Januari 2013 sampai November 2014. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan mikoriza 3 taraf: tanpa mikoriza, 200 spora/pohon, dan 400 spora/pohon; dan pemberian pupuk NPKMg, 4 dosis (dosis rekomendasi, ¾, ½, dan ¼ dosis rekomendasi). Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok, 3 ulangan dengan ukuran petak 4 pohon. Dosis rekomendasi adalah pemberian pupuk NPKMg sebanyak 140 g/pohon/tahun (40 g urea, 50 g SP-36, 30 g KCl, dan 20 g kieserit). Pupuk NPKMg diberikan dalam 2 tahap, sedangkan mikoriza diaplikasikan dua bulan setelah pemberian pupuk NPKMg yang pertama. Parameter yang diamati meliputi karakter vegetatif (tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah cabang) dan generatif (hasil kopi) serta tingkat infeksi mikoriza pada akar kopi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kombinasi mikoriza 400 spora dan 105 g NPKMg per pohon/tahun menghasilkan pertumbuhan tanaman kopi terbaik sampai umur 15 bulan setelah tanam, tetapi belum berpengaruh terhadap produksi kopi. Pemberian inokulum mikoriza sebanyak 200 dan 400 spora/pohon memperlihatkan tingkat infeksi mikoriza yang sama pada akar kopi pada semua pemberian dosis pupuk.
Keywords
Kopi Arabika; mikoriza; pupuk