Pengaruh Perbedaan Konsentrasi dan Temperatur Penyimpanan Antigen Brucella Abortus terhadap Kualitas Uji Rose Bengal
dc.contributor.author | Hartanti, Febri | |
dc.date.accessioned | 2020-03-28T12:41:46Z | |
dc.date.available | 2020-03-28T12:41:46Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.description.abstract | Brucellosis merupakan penyakit yang penting, bersifat zoonosis dan menimbulkan banyak kerugian. Gejala yang muncul cenderung subklinis sehingga sulit dideteksi. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting. Rose Bengal Test merupakan salah satu uji skrining brucellosis yang digunakan dalam pengujian. Konsentrasi antigen maupun temperatur penyimpanan sangat mempengaruhi kualitas Rose Bengal Test. Rose Bengal Test memiliki beberapa versi yang berbeda-beda di seluruh dunia, tergantung pada status epidemiologi Brucella suatu negara, immunoassays yang digunakan, spesies hewan diuji dan interpretasi seri/paralel dari hasil serologis yang diadopsi. Menurut OIE, konsentrasi antigen yang dipakai adalah 8% dan temperatur 20 - 80. Dalam proses produksi sudah mengikuti aturan tersebut, namun Rose Bengal Test tersebut sering disimpan oleh konsumen tidak sesuai petunjuk. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui prosentase konsentrasi antigen yang sesuai dengan kondisi saat ini dan stabilitas antigen pada berbagai temperatur penyimpanan. Antigen disiapkan dengan melakukan kultur Brucella abortus strain 1119 pada Potato Agar dan diinaktivasi dengan pemanasan 800 selama 90 menit. Setelah diputar menggunakan sentrifuse berpendingin 3000 rpm selama 90 menit, dibuat konsentrasi antigen 6%, 8%, 10% dan 12% serta disimpan dalam 3 jenis penyimpanan yaitu lemari pendingin, ruangan, dan frezeer. Antigen diuji dengan pengenceran serum kontrol positif (100 IU – 1.000 IU) sesuai konsentrasi antigen. Pengujian stabilitas antigen dilakukan dengan uji fi sik, uji variasi, uji identitas dan uji potensi serta uji serum sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi antigen yang lebih dari 8% lebih jelas aglutinasinya dengan nilai kesesuaian 6% (0,69), 8% (0,86), 10% (0,88) dan 12% (0,89). Hasil uji fi sik, uji variasi, uji identitas dan uji potensi menunjukkan bahwa antigen yang disimpan dalam lemari pendingin lebih stabil dibandingkan yang disimpan dalam ruangan maupun freezer (P = 0,000 < P 0,005). Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsentrasi antigen yang sesuai sama dengan atau lebih dari 8% dan disimpan di lemari pendingin (20 - 80 merupakan temperatur penyimpanan yang bagus. | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/9003 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.subject | Brucellosis | en_US |
dc.subject | Rose bengal test | en_US |
dc.subject | Konsentrasi antigen | en_US |
dc.subject | Temperatur | en_US |
dc.title | Pengaruh Perbedaan Konsentrasi dan Temperatur Penyimpanan Antigen Brucella Abortus terhadap Kualitas Uji Rose Bengal | en_US |
dc.type | Article | en_US |