Motivasi Petani dalam UsahataniBawang Putih (Allium sativum) di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar
No Thumbnail Available
Date
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Pelatihan Pertanian Jambi
Abstract
Description
This study aims to analyze: (1) the motivation of farmers in garlic cultivation; (2) factors that influence farmer motivation; (3) the relationship between the factors that influence motivation and motivation of farmers in garlic crop farming. The basic method used is a quantitative method with survey techniques. The determination of the research location was carried out deliberately in Tawangmangu District, Karanganyar Regency. Sampling using proportional random sampling technique and respondents were taken as many as 50 farmers. Data analysis used the Spearman Rank Correlation Test ( ) with the IBM SPSS Statistics program. The results showed that: (1) social needs dominate the level of motivation of farmers in garlic farming; (2) motivating factors are age in the early elderly category, low formal education, high land area, very low income, very high experience, low social environment, low economic environment, high farmer group institutions, and low government / private support; (3) There is a very significant relationship between income, social, and economic factors with the motivation of farmers in garlic crop farming. There is a significant relationship between the factors of land area, farmer group institutions and government / private support with farmer motivation in garlic crop farming. There is no significant relationship between the factors of age, education and experience with the motivation of farmers in garlic crop farming in Tawangmangu District, Karanganyar Regency.
Penelitian ini bertujuan menganalisis : (1) motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih; (2) faktor yang mempengaruhi motivasi petani; (3) hubungan antara faktor yang mempengaruhi motivasi dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih. Metode dasar yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik survei. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dan responden di ambil sebanyak 50 petani. Analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman ( ) dengan program IBM SPSS Statistics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kebutuhan sosial mendominasi tingkat motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih; (2) faktor pembentuk motivasi yaitu umur dalam kategori lansia awal, pendidikan formal rendah, luas lahan tinggi, pendapatan sangat rendah, pengalaman sangat tinggi, lingkungan sosial rendah, lingkungan ekonomi rendah, kelembagaan kelompok tani tinggi, dan dukungan pemerintah/swasta rendah; (3) Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara faktor pendapatan, lingkungan sosial, dan lingkungan ekonomi dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan, kelembagaan kelompok tani dan dukungan pemerintah/swasta dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor umur, pendidikan dan pengalaman dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini bertujuan menganalisis : (1) motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih; (2) faktor yang mempengaruhi motivasi petani; (3) hubungan antara faktor yang mempengaruhi motivasi dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih. Metode dasar yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik survei. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dan responden di ambil sebanyak 50 petani. Analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman ( ) dengan program IBM SPSS Statistics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kebutuhan sosial mendominasi tingkat motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih; (2) faktor pembentuk motivasi yaitu umur dalam kategori lansia awal, pendidikan formal rendah, luas lahan tinggi, pendapatan sangat rendah, pengalaman sangat tinggi, lingkungan sosial rendah, lingkungan ekonomi rendah, kelembagaan kelompok tani tinggi, dan dukungan pemerintah/swasta rendah; (3) Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara faktor pendapatan, lingkungan sosial, dan lingkungan ekonomi dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan, kelembagaan kelompok tani dan dukungan pemerintah/swasta dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor umur, pendidikan dan pengalaman dengan motivasi petani dalam usahatani tanaman bawang putih di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
Keywords
Farmer, Farming, Motivation of Farmers, Garlic, Petani, Usahatani, Motivasi Petani, Bawang Putih