VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT AWAL BERBUNGA (R 1 )
dc.contributor.author | Erna Sari, Sinta | |
dc.contributor.author | Nurmiaty, Yayuk | |
dc.contributor.author | Nurmauli, Niar | |
dc.contributor.other | Balai Pengkajian Teknologi Pertanian | en_US |
dc.date.accessioned | 2019-08-07T03:33:16Z | |
dc.date.available | 2019-08-07T03:33:16Z | |
dc.date.issued | 2017-10 | |
dc.description | Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) termasuk dalam tanaman pangan yang dikonsumsi melalui proses pengolahan. Kebutuhan kedelai akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah masyarakat atau penduduk. Menurut Badan Pusat Statistika pada tahun 2015 produksi kedelai diperkirakan mencapai 998.870 ton biji kering atau meningkat sebanyak 43,87 ribu ton (4,59%) dibandingkan dengan tahun 2014. Konsumsi masyarakat di Indonesia mencapai 2,54 juta ton biji kering kedelai, sehingga kebutuhan kedelai masih defisit sebanyak lebih dari 1 juta ton biji kering kedelai. Dengan demikian diperlukan suatu cara untuk meningkatkan produksi kedelai seperti dengan program intensifikasi ataupun ekstensifikasi. Benih kedelai yang digunakan yaitu benih kedelai Varietas Dering-1. Varietas tersebut merupakan varietas kedelai yang toleran terhadap kekeringan (Balitkabi, 2012). Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan budidaya tanaman. Penggunaan benih bermutu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman. Mutu benih yang mencakup mutu fisik, fisiologis dan genetik dipengaruhi oleh proses penanganannya dari produksi sampai akhir periode simpan (Sadjad, 1980). | en_US |
dc.description.abstract | Kebutuhan kedelai akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga diperlukan suatu usaha seperti penggunaan benih bermutu dan pemberian pupuk susulan. Salah satu kendala dalam penyediaan benih bermutu adalah penyimpanan. Pemberian pupuk susulan saat awal berbunga dapat mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbandingan viabilitas benih kedelai asal pemupukan susulan dan tanpa pupuk susulan pascasimpan 5 bulan (2) mengetahui pengaruh dosis optimum pada benih asal pemupukan susulan dengan dosis 25 sampai 100 kg/ha saat R 1 dapat menghasilkan viabilitas yang lebih tinggi pada benih kedelai Varietas Dering-1 pascasimpan 5 bulan. Penelitian menggunakan RKTS yang diulang tiga kali. Rancangan perlakuan tunggal yaitu dosis pupuk susulan NPK majemuk yang terdiri dari 5 taraf, 0 kg/ha (d 0 ), 25 kg/ha (d 1 ), 50 kg/ha (d 2 ), 75 kg/ha (d 3 ) dan 100 kg/ha (d 4 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) benih kedelai asal pemupukan susulan (25 sampai 100 kg/ha) menghasilkan viabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pupuk susulan (0 kg/ha) (2) benih kedelai asal pemupukan susulan saat R 1 pascasimpan 5 bulan menghasilkan respon viabilitas benih terhadap dosis pupuk susulan 25 sampai 100 kg/ha masih linear berdasarkan persentase perkecambahan, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang kecambah normal, panjang akar kecambah normal, bobot kering kecambah normal, dan daya hantar listrik. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-602-6954-16-9 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7296 | |
dc.publisher | Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian | en_US |
dc.subject | kedelai, pupuk susulan, R 1 , viabilitas | en_US |
dc.title | VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN SAAT AWAL BERBUNGA (R 1 ) | en_US |
dc.type | Book | en_US |