Pemanfaatan Fungi Pelapuk Putih sebagai Aktivator Delignifikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dalam Proses Pembuatan Pulp Biomekanis
dc.contributor.author | Goenadi, D.H. ...[at al] | |
dc.contributor.other | Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor | en_US |
dc.date.accessioned | 2021-03-23T02:44:06Z | |
dc.date.available | 2021-03-23T02:44:06Z | |
dc.date.issued | 1997-11 | |
dc.description.abstract | Sebagai bagian dari rangkaian penelitian berjangka tiga tahun tentang perakitan teknologi pembuatan pulp biomekanis dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS), penelitian pada tahun pertama ini ditekankan pada isolasi dan seleksi fungi pelapuk putih (FPP) potensial asli dari kebun kelapa sawit. Kegiatan penelitian meliputi: (a) karakterisasi FPP hasil isolasi dari beberapa kebun kelapa sawit dan (b) pengaruh jenis FPP terhadap mutu pulp TKKS. Tujuan penelitian adalah memilih isolat FPP yang efektif sebagai penghancur lignin di dalam TKKS untuk pulp yang diproses secara semi kimia-mekanis. Isolasi FPP diiakukan dengan pengambilan contoh TKKS yang melapuk dari beberapa kebun di Sumatera Utara (Adolina dan Pagar Merbau), Lampung (Bekri dan Rejosari), dan Jawa Barat (Kertajaya). Isolat potensial dipilih menurut keunggulannya atas isolat baku dalam hal produksi enzim. Dalam kegiatan kedua, diteliti lima isolat hasil seleksi, yakni Adolina (A) 2, Pagar Merbau (PM) 1, Bekri (B) 18, Rejosari (R) 4, dan Kertajaya (K) 14, dan dua isolat acuan, yaitu Phanerochaete chrysospohum dan Pleurocybella porrigens. Ditumbuhkan dalam medium cair sari kentang-dekstrosa, isolat tersebut diinokulasikan ke TKKS yang dicacah dengan ukuran 2,5 cm sebanyak 5% (v/b). Setelah inkubasi selama 30 hari, cacahan TKKS diproses menjadi pulp dengan teknik semi kimiamekanis. Kadar lignin-Klason ditetapkan pada 15 dan 30 hari setelah inokulasi, sedang uji fisik diiakukan pada lembaran pulp. Dari 63 isolat yang diperoleh pada percobaan pertama, lima di antaranya dipilih karena menghasilkan enzim fenoloksidase dan laccase yang lebih intensif pada medium agar kayu yang dimodifikasi setelah 14 hari dan selulase yang rendah. Setelah 15 hari, inokulasi FPP menghasilkan penurunan lignin yang nyata. Cacahan TKKS yang diinokulasi dengan isolat B18 dan K14 menghasilkan pulp dengan wama yang lebih gelap tetapi rendemen pulpnya lebih tinggi, yaitu masingmasing42,1 dan 41,4%. | en_US |
dc.identifier.isbn | 979-95360-0-6 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12157 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia | en_US |
dc.subject | Biopulping, fungi pelapuk putih, fenoloksidase, laccase, TKKS. | en_US |
dc.title | Pemanfaatan Fungi Pelapuk Putih sebagai Aktivator Delignifikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dalam Proses Pembuatan Pulp Biomekanis | en_US |
dc.type | Article | en_US |