Karakterisasi 8 Genotip Pepaya di Padang Pariaman
No Thumbnail Available
Date
2012-12
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
IAARD Press
Abstract
Penelitian bertujuan mendapatkan data pertumbuhan vegetatif dan generatif awal 8 hibrida pepaya F1 dan 1 varietas pembanding di Desa Ampang Parit, Padang Sago, Padang Pariaman, Sumatera Barat bulan Maret-Nopember 2011. Penelitin ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap. Perlakukan terdiri 8 genotip pepaya F1 hasil silangan dan 1 pembanding yang diulang 3 kali dengan masing-masing perlakuan 10 tanaman. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah ruas, umur berbunga, panjang tulang daun, total kadar klorofil, lebar daun, tinggi bunga pertama. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pertumbuhan pada beberapa karakter vegetatif dan generatif awal setiap genotip. Pada tinggi tanaman dari 9 genotip terdapat perbedaan yang nyata. Genotip 1 x d dan 3 x 1 memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan genotip lainnya, sedangkan 4 x d memiliki pertumbuhan tanaman yang lebih pendek. Diameter batang genotip Penang lebih besar (7,96 cm) dibanding 8 genotip lainnya, sedangkan genotip 2 x D memiliki diameter batang paling kecil (4,26 cm). Genotip 4 x D memiliki rasio tinggi tanaman dengan jumlah ruas paling besar dibanding 8 genotip lainnya, sedangkan genotip 1 x 3
memiliki rasio tinggi tanaman paling kecil. Jumlah daun berkisar antara 20,98 sampai 31,59. Genotip 1 x d memiliki jumlah daun paling banyak, sedangkan 2 x d x 1 memiliki jumlah daun paling sedikit. Lebar daun antara 46,13 cm-58,04 cm. Genotip 1xd memiliki daun yang paling lebar sedangkan 2xdx1 memiliki daun paling sempit dibandingkan genotip lainnya. Genotip 3 x 1 memiliki panjang tangkai daun paling panjang 36.16 cm, sedangkan genotip 4xd memiliki panjang tangkai daun paling pendek 23,02 cm. Genotip 1x4 memiliki kadar klorofil paling tinggi dibanding genotip lainnya, sedangkan genotip 1 x 3 memiliki kadar klorofil paling rendah 2,06. Genotip 3 x 1 memiliki tinggi bunga pertama paling tinggi dibandingkan genotip lainnya (90,38 cm), sedangkan
genotip 2 x 1 memiliki tinggi bunga pertama paling rendah. Informasi awal seperti genotip yang memiliki rasio tinggi tanaman dengan jumlah ruas dan tinggi letak bunga pertama biasanya akan diikuti oleh terbentuknya buah pertama yang rendah. Letak buah pertama yang rendah memberikan gambaran bahwa genotip tersebut diduga lebih genjah dan lebih awal menghasilkan produksi buah.
Description
Keywords
Adaptabilitas, pertumbuhan, papaya.