EVALUASI KETAHANAN SUMBER DAYA GENETIK KACANG HIJAU TERHADAP HAMA PENGGEREK POLONG (Maruca testulalis Gejer)

dc.contributor.authorKoswanudin, Dodin
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanianen_US
dc.date.accessioned2019-08-07T02:31:21Z
dc.date.available2019-08-07T02:31:21Z
dc.date.issued2017-10
dc.descriptionKacang Hijau (Vigna radiata L.) termasuk komoditas tanaman pangan yang memiliki kandungan protein nabati tinggi. Menurut Trustinah et al. (2014) kacang hijau memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya, yaitu berumur genjah atau berumur pendek (55 – 65 hari), toleran kekeringan dan dapat ditanam pada daerah yang kurang subur sehingga potensial dikembangkan pada lahan sub-optimal. Rata-rata produktivitas hasil tanaman kacang hijau di tingkat nasional sekitar 0,9 t/ha yang jauh lebih rendah dari potensi hasilnya yang mencapai 1,6 t/ha (Tim Prima Tani, 2006). Serangan hama merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas. Chhabra et al. (1988) melaporkan bahwa tanaman kacang hijau diserang sekitar 30 hama penting yang dapat menurunkan kualitas tanaman kacang hijau. Hama ini menyerang seluruh bagian tanaman kacang hijau sejak tanaman tumbuh sampai panen. Diantara hama penting kacang hijau tersebut adalah: lalat bibit (Ophyomia phaseoli), ulat jengkal (Plusia chalsites), kepik hijau (Nezara viridula), kepik coklat (Riptortus linearis), penggerek polong (Maruca testulalis dan Etiella spp.) dan kutu (Thrips sp.) (Hilman, et al., 2004).en_US
dc.description.abstractPenelitian dilakukan di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada bulan April sampai Agustus 2015, SDG yang dievaluasi 150 aksesi, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Petak percobaan 2 m x 2 m, benih kacang hijau ditanam sebanyak 2 biji/lubang tanam dengan jarak tanam dalam baris 20 cm x 40 cm. Pemupukan pada saat tanam denga dosis Urea 100 kg + TSP 200 kg + KCl 100 kg/ha. Tanaman dipelihara dengan dilakukan penyiangan, pengairan dan pada fase vegetatif dilakukan pengendalian hama lalat bibit dan hama daun dengan insektisida. Paramater yang diamati meliputi daya tumbuh dilakukan pada waktu 7 hari setelah tanam, persentase kerusakan polong dan biji, populasi larva, diamati pada waktu panen. Hasl penelitian menunjukkan sebanyak sebanyak 4 (empat) aksesi meliputi kultivar 2034 PLM 446, 2035 PLM 446, PAPI No. 1867 dan VC.6153B-19 (kerusakan polong 13,7 – 19,9% dan kerusakan biji 0,3 – 12,6%). SDG kacang hijau yang tahan tersebut dapat digunakan sebagai sumber gen dalam pemuliaan konvensional dan bioteknologi.en_US
dc.identifier.isbn978-602-6954-16-9
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7283
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectketahanan, M. testulalis, kacang hijauen_US
dc.titleEVALUASI KETAHANAN SUMBER DAYA GENETIK KACANG HIJAU TERHADAP HAMA PENGGEREK POLONG (Maruca testulalis Gejer)en_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
58. evaluasi ketahanan SDG Kc Hijau_Dodin.pdf
Size:
410.83 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: