Pemanfaatan Jamur Metharizium Anisopliae Berasal Dari Isolat Brontispa Longissima Mengendalikan Larva (Oryctes Rhinoceros) Secara Invitro

dc.contributor.authorNasution, Lita
dc.contributor.authorCemda, Abdul Rahman
dc.contributor.authorIsnaini, Soni
dc.contributor.authorAfrillah, Muhammad
dc.contributor.authorFilsa, Pindi
dc.contributor.otherPoliteknik Pembangunan Pertanian Medanen_US
dc.date.accessioned2022-07-21T04:38:38Z
dc.date.available2022-07-21T04:38:38Z
dc.date.issued2021-12
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui virulensi jamur entomopatogen Metharizium anisopliae isolat Brontispa longissima dengan konsentrasi yang berbeda untuk mengendalikan larva hama kumbang tanduk O. rhinoceros pada tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, USU pada Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Adapun perlakuannya sebagai berikut : M0 (Tanpa pemberian jamur), M1 (Jamur M. anisopliae dengan konsentrasi 20 gr x 100 -1 ml aqua pro injection), M2 (Jamur M. anisopliae dengan konsentrasi 40 gr x 100 -1 ml aqua pro injection), M3 (Jamur M. anisopliae dengan konsentrasi 60 gr x 100 -1 ml aqua pro injection.). Parameter yang diamati meliputi persentase mortalitas larva umbang tanduk O. rhinoceros, jumlah kerapatan konidia M. anisopliae, gejala kematian larva O. rhinoceros secara visual, dan waktu kematian larva O. rhinoceros. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa persentase mortalitas larva hama O. rhinoceros terhadap perlakuan berbeda tidak nyata pada 1-5 Hari Setelah Aplikasi (HSA), berbeda nyata pada 6 Hari Setelah Aplikasi (HSA) dan berbeda sangat nyata pada 7-14 Hari Setelah Aplikasi (HSA). Persentase mortalitas larva Oryctes rhinoceros tertinggi terdapat pada perlakuan M1, M2 dan M3 sebesar 100% terlihat pada hari ke-13 dan ke-14 sedangkan persentase mortalitas terendah terdapat pada perlakuan M0 yaitu 24%, jumlah kerapatan konidia tertinggi terlihat pada jamur M. anisopliae dengan konsentrasi 60 gr x 100-1 ml aqua pro injection dengan pengenceran 102 dengan kerapatan konidia sebanyak 6,05 x 108. Gejala kematian larva O. rhinoceros yang terinfeksi jamur M. anisopliae yaitu larva mengeras dan akan muncul koloni jamur berwarna hijau tua disekitar tubuh larva dan waktu yang dibutuhkan jamur M. anisopliae untuk menyebabkan kematian awal adalah 2 hari setelah aplikasi (HSA) yaitu pada perlakuan M2 dan M3. Setelah itu kematian 4 hari setelah aplikasi (HSA) pada perlakuan M1. Kedua Jamur Fusarium sp dan Trichophyton sp efektif dimanfaatkan sebagai pengendali serangan larva O. rhinoceros skala laboratorium/invitro.en_US
dc.identifier.issn2715-9493
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/16565
dc.language.isoiden_US
dc.publisherPoliteknik Pembangunan Pertanian Medanen_US
dc.relation.ispartofseriesVolume 15;Nomor 2 Tahun 2021
dc.subjectResearch Subject Categories::H Protection of plants and stored products/Perlindungan Tanamanen_US
dc.titlePemanfaatan Jamur Metharizium Anisopliae Berasal Dari Isolat Brontispa Longissima Mengendalikan Larva (Oryctes Rhinoceros) Secara Invitroen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
101-Article Text-906-3-10-20220209.pdf
Size:
875.98 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: