Respons Tanaman Bawang Merah terhadap Pemupukan Fosfat pada Beberapa Tingkat Kesuburan Lahan (Status P-Tanah)
No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK. Pemupukan sebaiknya didasarkan pada kebutuhan tanaman akan unsur hara dan kandungan hara dalam tanah, agar diperoleh hasil yang optimal. Tujuan penelitian ialah untuk mendapatkan dosis optimal pupuk P pada dua varietas bawang merah pada beberapa tingkat kesuburan tanah (status P-tanah). Penelitian dilakukan di Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, dari bulan Mei sampai dengan Desember 2008. Rancangan percobaan yang digunakan ialah split-split plot design dengan tiga ulangan. Petak utama ialah varietas bawang merah, terdiri atas varietas Bangkok dan Kuning. Anak petak ialah kandungan/status P-tanah (Bray 1), terdiri atas rendah (<15 ppm P2O5), sedang (16–25 ppm P2O5), dan tinggi (>26 ppm P2O5). Anak-anak petak ialah dosis pupuk P (P2O5), terdiri atas 0, 60, 120, 180, dan 240 kg/ha. Pupuk N dan K diberikan sebagai pupuk dasar dengan dosis N 150 kg/ha dan K2O 150 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara varietas, status P-tanah, dan dosis pupuk P terhadap luas daun, bobot umbi segar, dan bobot umbi kering eskip per tanaman, serta serapan P tanaman bawang merah. Pada status P-tanah rendah dan sedang, dosis optimal pupuk P untuk varietas Bangkok dan Kuning masih belum diketahui, karena kurva respons hubungan antara dosis pupuk P dan hasil umbi kering eskip masih linier. Pada status P-tanah tinggi, hubungan antara dosis pupuk P dan hasil umbi kering eskip varietas Bangkok ataupun Kuning bersifat kuadratik. Hasil umbi kering eskip maksimal diperoleh dengan dosis pupuk P sebesar 126,50 kg/ha P2O5 untuk varietas Bangkok dan 0 kg/ha P2O5 untuk varietas Kuning. Makin tinggi dosis pupuk P yang diberikan, maka makin tinggi pula residu pupuk P terdeteksi dalam tanah. Implikasi hasil penelitian ialah kebutuhan pupuk P yang optimal pada bawang merah berbeda bergantung pada status P-tanah dan varietas yang digunakan.ABSTRACT. Sumarni, N, Rosliani, R, Basuki, RS, and Hilman, Y 2012. Response of Shallots Plant to Phosphat Fertilization on Several Soil Fertility Levels (Soil-P Status). To achieve an optimum yield, fertilization should be applied based on plant nutrient requirement and soil nutrient content. This experiment was carried out at Screenhouse of Indonesian Vegetable Research Institute from May to December 2008, to find out the optimum dosage of P fertilizer for two shallots varieties on several soil fertility levels (soil-P status). A split-split plot design with three replications was set up for this experiment. Main plots were shallots varieties i.e.: Bangkok and Kuning. Subplots were three soil-P statuses i.e.: low (<15 ppm P2O5), medium (16–25 ppm P2O5), and high (>26 ppm P2O5). Sub-subplots were five levels of P fertilizer dosage of 0, 60, 120, 180, and 240 kg/ha P2O5. Nitrogen fertilizer of 150 kg/ha and K fertilizer (K2O) of 150 kg/ha were applied to all. The results showed that there were interaction effect among varieties, soil-P status, and P fertilizer dosages influencing leaf area, fresh, and dry weight of bulb yield, and P uptake by shallots plant. The optimal dosage of P fertilizer for Bangkok and Kuning varieties on low and medium of soil-P status was still unknown yet, since the relation response curve of relationship between P fertilizer dosages and dry bulb yield was still linear. Meanwhile, in high of soil-P status, the response curve was quadratic for both Bangkok and Kuning varieties. The maximum dry bulb yield was obtained by 126.50 kg/ha P2O5 for Bangkok and 0 kg/ha P2O5 for Kuning. The higher of P fertilizer dosage applied, the higher of residual of P fertilizer detected in soil. The optimum dosage of P fertilizer for shallots production was different depend on variety and soil-P status.
Keywords
Allium ascalonicum; Pupuk fosfat; Hasil umbi; Tingkat kesuburan lahan