Surveilans Avian Inluenza (AI) di Pasar Unggas Hidup di Wilayah Kerja Balai Veteriner Subang Tahun 2016
dc.contributor.author | Sunarno | |
dc.date.accessioned | 2020-03-26T07:40:41Z | |
dc.date.available | 2020-03-26T07:40:41Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.description.abstract | Dinamika virus AI di Indonesia menunjukkan adanya perubahan yang signifikan seperti infeksi awal oleh virus clade 2.1.1, perkembangan menjadi clade 2.1.2 dan 2.1.3, mutasi virus, perubahan patogenesitas, fenomena escape mutant, reassortant sampai dengan introduksi jenis baru dari clade 2.3.2 dan HxNx. Untuk memonitor perkembangan virus AI di lapangan diperlukan suatu alat/tool, yaitu longitudinal surveilans di pasar unggas hidup (Live Birds Market Surveilans). Hal tersebut di dasarkan atas pertimbangan bahwa di pasar unggas hidup merupakan tempat berkumpulnya bermacam macam jenis unggas sehingga adanya mix infection dan reassorbment virus sangat tinggi. Kegiatan surveilans dilakukan oleh dinas setelah mendapatkan pelatihan oleh B-Vet Subang bekerjasama dengan FAO. Wilayah yang diambil sampel terdiri atas 13 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat dan 3 kabupaten/kota di Propinsi Banten. Tujuan dari surveilans ini untuk memonitor kemajuan pengendalian AI secara nasional, memonitor sirkulasi virus AI dan mendeteksi awal dari munculnya virus influenza baru. Petugas sampling pasar (PSP) melakukan profiling pasar, penentuan pasar sesuai kriteria untuk diambil sampel. Satu pasar diambil sampel satu pool terdiri atas swab telenan, kain lap, pisau, meja display, bak sampah, ember dan mesin pencabut bulu. Sampel sampel tersebut diuji dengan menggunakan teknik Reverse Transcriptase Real Time PCR (RRT-PCR) dan sesuai tahapan alogaritma pengujian. Sampel yang diperoleh dari hasil surveilans di beberapa pasar unggas hidup di Propinsi Jawa Barat dan Banten sebanyak 512 sampel. Sampel tersebut diuji menggunakan RRT-PCR. Pengujian yang lain untuk mendapatkan isolat adalah uji isolasi virus menggunakan telur bertunas. Dari hasil pengujian RRT-PCR diperoleh hasil bahwa 30 sampel positif H5N1 clade 2.3.2.1 dan 6 sampel positif H9N2. Hasil isolasi virus diperoleh hasil bahwa sampel - sampel tersebut positif AI untuk clade 2.3.2.1, namun untuk H9N2 tidak bisa tumbuh di telur bertunas kemungkinan virus sudah mati. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar unggas hidup memang merupakan faktor yang sangat penting terjadinya wabah AI di Indonesia. | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8867 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.subject | AI | en_US |
dc.subject | Pasar unggas hidup | en_US |
dc.title | Surveilans Avian Inluenza (AI) di Pasar Unggas Hidup di Wilayah Kerja Balai Veteriner Subang Tahun 2016 | en_US |
dc.type | Article | en_US |