Kearifan tradisional petani karo: ditinjau dari kemampuan pemanfaatan sumber daya genetik sayuran
dc.contributor.author | Simatupang ...[at al], Sortha | |
dc.contributor.other | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian | en_US |
dc.date.accessioned | 2021-03-10T07:17:48Z | |
dc.date.available | 2021-03-10T07:17:48Z | |
dc.date.issued | 2013-12 | |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan menguraikan berbagai bentuk kearifan tradisional yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya genetik sayuran oleh petani Karo. Petani Karo sebagai pemulia tradisional sayuran untuk menghasilkan sayuran yang lebih berkualitas yang mempunyai nilai tambah dalam penjualan harga sayur dari desa tersebut. Penelitian dilakukan di desa Keling, Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian menggunakan metoda survey eksploratif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuisioner terhadap 20 orang responden, wawancara dengan petani dari desa lain, pedagang, tokoh masyarakat dan pengamatan di lapangan. Hasil penelitian mendapatkan bahwa petani dalam menentukan komoditas sayur yang ditanam ialah berdasarkan sayur yang bernilai ekonomis tinggi dan berumur pendek. Sayur tersebut antara lain wortel, bunga kol, bawang perei, dan daun selederi (daun sop). Kearifan tradional yang berkaitan dengan aspek pemanfaatan sumber daya genetik lokal, yaitu meliputi kemampuan melakukan penyilangan sayur kol bunga bertangkai panjang dengan kol bertangkai pendek. Seleksi massal wortel sehingga sayur dari dari lokasi ini harganya selalu lebih tinggi dibanding dari desa lain. Selain itu mereka sepakat, melakukan proteksi terhadap varietas sayuran yang diperbanyak secara vegetative, seperti bawang prei. Petani dari daerah tersebut dilarang menjual bibit sayur bawang prei ke desa lain, bahkan sekalipun itu keluarga kandung sendiri. Bagi yang melanggar aturan dikenakan sanksi. Hal ini telah terjadi puluhan tahun sejak sayuran tersebut diperkenalkan bangsa Eropah yang datang ke daerah tersebut.Adapun persepsi masyarakat tehadap kemampuan mereka positif, hal ini ditunjukkan dengan penghargaan terhadap harga jual sayur dari daerah ini relative lebih mahal disbanding dari desa lain di sekitarnya, demikian juga harga jual benih sayur seperti wortel, kol bunga. Demikian juga tidak ada yang memboikot penduduk desa tersebut karena tidak mau menjual benih bawang perei yang dianggap sebagai produk andalan dari desa tersebut. | en_US |
dc.identifier.isbn | 0123456789 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/11939 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | BB Biogen | en_US |
dc.subject | Sayur, kearifan tradisional, pemanfaatan sumber daya genetik, petani Karo. | en_US |
dc.title | Kearifan tradisional petani karo: ditinjau dari kemampuan pemanfaatan sumber daya genetik sayuran | en_US |
dc.type | Article | en_US |