Analisa Hasil Diagnosa Penyakit Reproduksi Sapi pada Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi Tahun 2015, 2017, dan 2018

dc.contributor.authorSuhardi
dc.contributor.authorSudarsono, Indarto
dc.contributor.authorNuryadi
dc.date.accessioned2020-03-29T14:32:33Z
dc.date.available2020-03-29T14:32:33Z
dc.date.issued2019
dc.description.abstractSelama tiga tahun, tahun 2015, 2017, dan 2018, BBVet Wates mendapat tugas untuk melaksanakan kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi (gangrep) pada sapi dan kerbau. Target masingmasing tahun secara berurutan sejumlah 203.850 ekor, 167.676 ekor dan 141.400 ekor, untuk Provinsi JawaTengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Realisasi target tersebut dapat dicapai oleh BBVet Wates, bahkan pada dua tahun pertama realisasi target mencapai 101%. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penyakit reproduksi utama yang dijumpai atau dilaporkan pada pelaksanaan gangrep selama tiga tahun tersebut. Hasil diagnosa gangrep di lapangan menunjukkan bahwa lebih dari10 macam penyakit reproduksi yang ditemukan.Tetapi dua diagnosa yang yang sering ditemukan oleh para dokter hewan di lapangan yaitu diagnosa hypofungsi ovarium dan silent heat. Kedua diagnosa itu selalu mendominasi baik di tahun 2015, 2017 dan 2018. Pada tahun 2015 diagnosa hipofungsi ovaria sebesar 38,51 % dan silent heat 22,73%. Tahun 2017 hipofungsi ovaria 31,83% dan silent heat 39.13%, sedangkan pada tahun 2018 diagnosa hipofungsi ovaria sebesar 31,10 % dan kasus silent heat 33,95%. Hasil diagnose gangrep dari tahun 2015 mengindikasikan bahwa banyak sapi yang bermasalah pada ovariumnya, dimana hal ini membutuhkan terapi dan penanganan yang serius. Sebaliknya pada tahun 2017 dan 2018 diagnosa hipofungsi ovarium lebih rendah dibandingkan dengan diagnosa silent heat , dimana hal ini mengindikasikan bahwa kondisi reproduksi sapi lebih baik dari tahun 2015. Silent heat terjadi pada kondisi siklus reproduksi dan ovulasi yang sudah normal, akan tetapi belum menampakkan gejala birahi yang nyata, karena masih minimya hormon estrogen yang dikeluarkan oleh folikel ovarium. Melihat perbandinagan diagnosa di atas menjelaskan bahwa di tahun 2017 dan 2018 kondisi reproduksi sapi betina se wilayah kerja BBVet Wates lebih baik dari pada tahun 2015. Peran dari kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi dapat memperbaiki tampilan reproduksi sapi betina.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/9035
dc.language.isoiden_US
dc.publisherDirektorat Kesehatan Hewanen_US
dc.subjectHipofungsi ovariumen_US
dc.subjectSilent heaten_US
dc.titleAnalisa Hasil Diagnosa Penyakit Reproduksi Sapi pada Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi Tahun 2015, 2017, dan 2018en_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Prosiding 2019-556-561.pdf
Size:
796.33 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
Article
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: