Pengaruh Kerapatan Akar, Pupuk, dan Kedalaman Muka Air Tanah terhadap Emisi CO2 dari Tanah Gambut pada Perkebunan Kelapa Sawit
No Thumbnail Available
Date
2013-07-01
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
Abstract
Description
Abstrak. Emisi gas karbondioksida (CO2) dari tanah gambut di perkebunan kelapa sawit berasal dari respirasi mikroba (heterotrofik) dan dari respirasi yang berhubungan dengan aktivitas akar tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kombinasi pengaruh kerapatan akar, pupuk, dan variasi kedalaman muka air tanah terhadap emisi CO2 pada perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit umur 15 tahun di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi pada bulan Januari 2012. Emisi CO2 diukur secara langsung dengan cara menempatkan sungkup gas pada beberapa jarak tertentu dari batang kelapa sawit. Contoh tanah diambil untuk keperluan analisis kimia dan kerapatan akar. Pengukuran kedalaman muka air tanah dilakukan pada saat pengukuran emisi CO2 dilangsungkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi CO2 total memiliki korelasi linear terhadap kerapatan akar halus (R2 ≥ 0,9), pH dan konsentrasi hara makro (R2 ≥ 0,7) kecuali unsur N, dan kedalaman muka air tanah (R2=0,9). Dari ketiga variabel ini, kedalaman muka air tanah dan konsentrasi hara makro merupakan variabel yang berhubungan erat dengan respirasi heterotrofik. Untuk itu pengaturan kedalaman muka air tanah seminimal mungkin dan peningkatan efisiensi pemupukan diharapkan dapat menurunkan emisi dari respirasi heterotrofik tanpa mengorbankan hasil tanaman. Abstract. Carbon dioxide (CO2) emissions from peat soils under oil palm plantations are generated by microbial (heterotrophic) respiration and root-related activities and root respiration. This research aimed to study the influence of root density, fertilizer, and water table depth on CO2 emissions at oil palm plantation. Field research was conducted in peat land under 15-year old oil palm plantation in Muaro Jambi District, Jambi Province in January 2012. The CO2 emission was measured directly by placing gas chambers at several distances from the centre of oil palm trunk. Peat samples were carried out for both soil chemical and roots density analyses, while water table depth for each chamber were measured during CO2 measurements. Research result showed that CO2 emission was linearly correlated with fine root density (R2 ≥ 0.9), soil pH and macro nutrient concentration (R2 ≥ 0.7) except for N, and water table depth (R2=0.9). From these three factors, it seems that water table depth and macro nutrient concentration mostly influence heterothrophic respiration. Therefore, keeping water table as shallow as possible and increasing nutrient efficiency would reduce CO2 emission without sacrificing crop yield.