Determinants of Coffee Farmers’ Participation in Sustainability Standards and Certication Common Code for Coffee Community (4C)
No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
Sustainable standards and certification can encourage coffee farmers to adopt good agricultural practices (GAP), achieving coffee production that is economically, socially and environmentally sustainable. The Common Code for Coffee Community (4C) is a standard and certification scheme currently exists in Robusta coffee production center in Lampung Province. However, sustainable standard and certification become less relevant without farmers’ participation. Farmers’ participation in standards and certification has been relatively low and studies on the issue are relatively rare. This study aims to analyze the determinants of farmer’s participation in 4C Standards and Certification. The study was conducted in West Lampung and Tanggamus Ragency, Lampung Province from February to May 2019. The total number of respondents was 120 people (4C certified farmers and non-certified farmers) surveyed with a systematic-random-sampling method. Data was analyzed using heckprobit regression. The results showed that farmer participation in 4C was determined by the selling price of coffee, farmers’ side job, farmers' preference to replace coffee with other commodities, and the farmers’ group activity. The results indicated that 4C and coffee stakeholders at national scale need to consider policies on how to improve coffee price, optimizing the farmer organizations, and the added-value of coffee production.
Standar dan sertifikasi berkelanjutan dapat mendorong petani kopi menerapkan praktik pertanian yang baik (good agricultural practices/GAP) sehingga produksi kopi berkelanjutan dapat tercapai secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Common Code for Coffee Community (4C) merupakan standar dan sertifikasi berkelanjutan yang hadir di sentra produksi kopi Robusta di Provinsi Lampung. Namun, standar dan sertifikasi berkelanjutan menjadi kurang relevan bila petani tidak berpartisipasi di dalamnya. Sampai saat ini tingkat partisipasi petani kopi dalam standar dan sertifikasi berkelanjutan relatif masih rendah dan jarang penelitian-penelitian yang fokus mengkaji hal ini. Tujuan penelitian adalah mengetahui determinan partisipasi petani dalam standar dan sertifikasi berkelanjutan 4C. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus, mulai bulan Februari sampai Mei 2019. Total responden 120 orang (petani sertifikasi 4C dan petani non-sertifikasi) disurvey dengan metode sampling acak sistematis (systematic random sampling). Data dianalisis menggunakan regresi heckprobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan partisipasi petani dalam standar dan sertifikasi berkelanjutan 4C adalah harga kopi, pekerjaan sampingan petani selain bertani/berkebun, keinginan petani untuk beralih komoditi dari kopi ke lainnya, dan keaktifan kelompok tani. Implikasi-implikasi dari hasil penelitian adalah stakeholder 4C maupun stakeholder perkopian nasional perlu mempertimbangkan kebijakan terkait peningkatan harga kopi, pengembangan fungsi organisasi petani, dan penciptaan nilai tambah bagi hasil produksi kopi petani.
Standar dan sertifikasi berkelanjutan dapat mendorong petani kopi menerapkan praktik pertanian yang baik (good agricultural practices/GAP) sehingga produksi kopi berkelanjutan dapat tercapai secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Common Code for Coffee Community (4C) merupakan standar dan sertifikasi berkelanjutan yang hadir di sentra produksi kopi Robusta di Provinsi Lampung. Namun, standar dan sertifikasi berkelanjutan menjadi kurang relevan bila petani tidak berpartisipasi di dalamnya. Sampai saat ini tingkat partisipasi petani kopi dalam standar dan sertifikasi berkelanjutan relatif masih rendah dan jarang penelitian-penelitian yang fokus mengkaji hal ini. Tujuan penelitian adalah mengetahui determinan partisipasi petani dalam standar dan sertifikasi berkelanjutan 4C. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus, mulai bulan Februari sampai Mei 2019. Total responden 120 orang (petani sertifikasi 4C dan petani non-sertifikasi) disurvey dengan metode sampling acak sistematis (systematic random sampling). Data dianalisis menggunakan regresi heckprobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan partisipasi petani dalam standar dan sertifikasi berkelanjutan 4C adalah harga kopi, pekerjaan sampingan petani selain bertani/berkebun, keinginan petani untuk beralih komoditi dari kopi ke lainnya, dan keaktifan kelompok tani. Implikasi-implikasi dari hasil penelitian adalah stakeholder 4C maupun stakeholder perkopian nasional perlu mempertimbangkan kebijakan terkait peningkatan harga kopi, pengembangan fungsi organisasi petani, dan penciptaan nilai tambah bagi hasil produksi kopi petani.
Keywords
Bias; certifications; coffee farmers; good agricultural practices; heckprobit regression; standars; sustainable, , Berkelanjutan; bias; praktik pertanian yang baik; petani kopi; regresi heckprobit; sertifikasi; standar,