Pengaruh Inkubasi Bahan Organik yang Diperkaya dengan Mimba Terhadap Keparahan Penyakit Rebah Kecambah
No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
Abstract
Description
Penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani Kühn merupakan salah satu penyakit me-rugikan pada tanaman kapas. Jamur ini dapat bertahan sebagai saprofit di tanah dengan bahan organik se-bagai sumber energinya, sehingga keberadaan bahan organik terkadang dapat meningkatkan populasi R. solani meskipun aktivitas mikroba di sekitarnya juga meningkat. Namun penambahan bahan organik yang mengan-dung senyawa fungisidal seperti mimba diharapkan mampu menekan populasi R. solani. Penelitian ini ber-tujuan mengevaluasi pengaruh inkubasi bahan organik yang berasal dari pupuk kandang atau serbuk rajungan yang diperkaya dengan mimba terhadap keparahan penyakit rebah kecambah akibat R. solani. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat yang disusun berdasarkan rancangan faktorial dalam kelompok dengan tiga ulangan yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah sumber bahan organik yang berasal dari (1) pupuk kandang ayam (PKA) atau (2) sapi (PKS) atau (3) serbuk kulit rajungan (SKR) diperkaya dengan serbuk biji mimba (SBM) dengan perbandingan 3:1. Bahan organik kemudian dicampur dengan tanah berpasir dengan perbandingan 9:1 (b/b), sebagai kontrol adalah tanah ber-pasir tanpa bahan organik. Faktor kedua adalah masa inkubasi bahan organik yang terdiri atas 1, 2, dan 3 bulan. Satu unit perlakuan adalah satu bak plastik berisi 5 kg tanah yang ditanami 25 biji kapas. Inokulasi 5 biji kapas yang terinfestasi R. solani ke dalam tanah dilakukan bersamaan dengan aplikasi bahan organik. Keparahan penyakit rebah kecambah dihitung pada hari ketujuh dan ke-14 setelah tanam dan populasi mikroba di tanah (bakteri, aktinomisetes, dan jamur) dihitung pada 1, 2, dan 3 bulan setelah aplikasi bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan inkubasi PKA+SBM atau PKS+SBM selama 2–3 bulan dapat mengu-rangi infeksi R. solani dan kejadian penyakit rebah kecambah pada tanaman kapas yang disebabkan oleh R. solani karena meningkatnya populasi mikroorganisme (jamur, bakteri, dan aktinomisetes). Namun, penam-bahan SKR+SBM baik diinkubasi 1, 2, maupun 3 bulan belum meningkatkan populasi mikroba secara nyata dan tidak dapat mengurangi keparahan penyakit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin lama masa inkubasi, dekomposisi bahan organik yang berasal dari PKA atau PKS+SBM menjadi lebih sempurna. Kondisi tersebut dapat menekan kejadian penyakit rebah kecambah melalui penekanan populasi R. solani akibat peningkatan populasi mikroba tanah. Dengan demikian, penambahan PKA+SBM atau PKS+SBM dapat digunakan untuk mengendalikan R. solani asalkan sudah diinkubasi 2–3 bulan sebelum ditanami kapas. Damping off caused by Rhizoctonia solani Kühn is an important disease on cotton. The fungus survives as a saprophyte in soil with organic matter as its source of energy. Hence, the presence of organic matter could increase population of R. solani instead of the soil microbial activities in the vicinity. And yet, addition of organic matter with fungicidal activity such as neem was expected decrease population of R. solani. This study aimed to determine the effect of incubation period of some organic matters (farmyard manure or crab shell enriched with neem seed powder) on severity of damping off of cotton caused by R. solani. The organic matter was mixed with sandy soil at 9:1 (w/w). The test was arranged in factorial blocked design with three replicates. The first factor was source of organic matters i.e: (1) chicken manure: neem seed powder (nsp) 3:1; (2) cow manure: (nsp) 3:1; (3) crab shell powder: (nsp) 3:1; and (4) sandy soil without organic matter. The second factor was incubation period of the organic matter before cotton sowing (1, 2, and 3 months). Inoculation of five R. solani infested cotton seeds was done along with incorporation of organic matter. Damping off severity was counted at 7 and 14 days after sowing; population of soil microorganisms (bacteria, actino-mycetes, and fungi) was estimated 0, 1, 2, and 3 months. Incubation chicken manure+nsp or cow manure+ nsp for 2–3 months reduced damping off severity due to R. solani infection since population of microor-ganisms (fungi, bacteria, and actinomycetes) increased. However, addition of crab shell+nsp incubated for 1, 2, or 3 months did not increase population of soil mikrobes significantly and did not reduce disease severity. This result of this study indicated that the more duration period of incubation, the more farmyard manure decomposed hence, damping off severity declined through reduction of population of R. solani due to increasing population of soil microbes. So, addition of farmyard manure could control R. solani as long as it has been incubated for at least 2–3 months before sowing.
Keywords
Rhizoctonia solani, kapas, pupuk kandang, mimba, mikroba ; Rhizoctonia solani, cotton, manure, neem, microbe