Effect of Indole Butyric Acid (IBA) and Napthalene Acetic Acid (NAA) to the Success Rate of Nutmeg Plant Grafting
No Thumbnail Available
Date
2011-11-30
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Description
One of the problems with the nutmeg plant is still using generative propagation. Although it has a high success rate but it will genetically segregate and some of them become male plants. Efforts to overcome these problems is through multiplication by grafting. Research with the aim to obtain the dose right IBA and NAA with highest success rate of grafting nutmeg plants in garden station (GS) Pakuwon using a completely randomized design (CRD) with four replications. The treatments tested by giving auxin IBA and NAA on plant seed nutmeg grafting as follows: (1) IBA 250 ppm, (2) IBA 500 ppm, (3) IBA 750 ppm, (4) NAA 250 ppm, (5) NAA 500 ppm, (6) NAA 750 ppm and (7) control (without auxin). The results showed that the level of grafting success rate nutmeg influenced by the provision of IBA and NAA. Provision of IBA and NAA at a dose of 500 ppm produced the highest grafting success rate respectively 37.33 and 43,03%.
Salah satu permasalahan pada tanaman pala adalah perbanyakan yang masih menggunakan biji. Walaupun mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi perbanyakan melalui biji akan menghasilkan keturunan yang tidak sama dengan induknya dan ada sebagian yang jantan. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui perbanyakan secara grafting. Penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan dosis IBA dan NAA yang tepat agar diperoleh hasil grafting tanaman pala yang maksimal dilakukan di kebun percobaan (KP) Pakuwon menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat ulangan. Perlakuan yang diuji adalah pemberian auksin IBA dan NAA pada benih tanaman pala yang digrafting sebagai berikut : (1) IBA 250 ppm, (2) IBA 500 ppm, (3) IBA 750 ppm, (4) NAA 250 ppm, (5) NAA 500 ppm, (6) NAA 750 ppm dan (7) kontrol (tanpa auksin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan grafting pala dipengaruhi oleh pemberian IBA dan NAA. Pemberian IBA dan NAA masing-masing dengan dosis 500 ppm menghasilkan tingkat keberhasilan grafting tertinggi masing-masing sebesar 37,33 dan 43,03%.
Salah satu permasalahan pada tanaman pala adalah perbanyakan yang masih menggunakan biji. Walaupun mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi perbanyakan melalui biji akan menghasilkan keturunan yang tidak sama dengan induknya dan ada sebagian yang jantan. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui perbanyakan secara grafting. Penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan dosis IBA dan NAA yang tepat agar diperoleh hasil grafting tanaman pala yang maksimal dilakukan di kebun percobaan (KP) Pakuwon menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat ulangan. Perlakuan yang diuji adalah pemberian auksin IBA dan NAA pada benih tanaman pala yang digrafting sebagai berikut : (1) IBA 250 ppm, (2) IBA 500 ppm, (3) IBA 750 ppm, (4) NAA 250 ppm, (5) NAA 500 ppm, (6) NAA 750 ppm dan (7) kontrol (tanpa auksin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan grafting pala dipengaruhi oleh pemberian IBA dan NAA. Pemberian IBA dan NAA masing-masing dengan dosis 500 ppm menghasilkan tingkat keberhasilan grafting tertinggi masing-masing sebesar 37,33 dan 43,03%.