VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN NPK MAJEMUK SAAT R 3
dc.contributor.author | Novia Nissa, Rizki | |
dc.contributor.author | Nurmiaty, Yayuk | |
dc.contributor.author | Ermawat | |
dc.contributor.other | Balai Pengkajian Teknologi Pertanian | en_US |
dc.date.accessioned | 2019-08-07T03:26:19Z | |
dc.date.available | 2019-08-07T03:26:19Z | |
dc.date.issued | 2017-10 | |
dc.description | Kedelai (Glycine max. [L]. Merill) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi bagi sebagian penduduk Indonesia. Kedelai banyak dimanfaatkan dalam bahan industri makanan seperti tempe, tahu, kecap, susu kedelai, dan lain-lain. Kebutuhan kedelai nasional meningkat setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (2015) kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,54 juta ton per tahun sedangkan produksi kedelai Indonesia hanya mampu mencapai 998.870 ton biji kering per tahun. Kebutuhan kedelai yang tinggi tidak diimbangi dengan pasokan kedelai dari dalam negeri sehingga Indonesia perlu mendatangkan kedelai dari luar negeri. Berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai nasional dilakukan melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi. Melalui program intensifikasi yaitu dengan menerapkan program panca usaha tani. Berdasarkan program tersebut salah satu yang dicanangkan untuk peningkatan produksi tanaman yaitu dengan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul karena merupakan penentu batas atas produktivitas suatu usahatani. Budiastutik et al. (2010) menyatakan bahwa 60% - 65% peningkatan produktivitas suatu usaha tani ditentukan oleh faktor penggunaan benih varietas unggul bermutu. | en_US |
dc.description.abstract | Benih kedelai tidak tahan disimpan lama menyebabkan ketersediaan benih berkurang, dengan pemberian pupuk susulan NPK majemuk yang tepat diharapkan viabilitas benih kedelai tetap tinggi sehingga benih memiliki daya simpan yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk susulan menghasilkan viabilitas benih yang lebih tinggi daripada kontrol dan mengetahui dosis optimum pupuk pada viabilitas benih kedelai pasacasimpan 5 bulan. Penelitian menggunakan RKTS dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari lima taraf dosis pupuk yaitu 0 (d 0 ), 25 (d 1 ), 50 (d 2 ), 75 (d 3 ), dan 100 (d 4 ) kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk susulan saat R 3 menghasilkan viabilitas benih yang lebih tinggi dibandingkan kontrol berdasarkan persentase perkecambahan, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang tajuk, panjang akar primer, dan bobot kering kecambah normal, sedangkan daya hantar listrik rendah.Respon viabilitas benih terhadap dosis pupuk susulan 25 kg/ha sampai 100 kg/ha masih linier pada semua variabel. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-602-6954-16-9 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7295 | |
dc.publisher | Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian | en_US |
dc.subject | Kedelai, pupuk Susulan, R 3, viabilitas | en_US |
dc.title | VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING1 PASCASIMPAN 5 BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN NPK MAJEMUK SAAT R 3 | en_US |
dc.type | Book | en_US |