Assessment Tool for Laboratories and Antimicrobial Resistance Surveillance System (ATLASS)-(Alat Penilaian untuk Laboratorium dan Sistem Surveilans Resistensi Antimikroba)
dc.contributor.author | Desmayanti, Liys | |
dc.date.accessioned | 2020-03-28T05:30:38Z | |
dc.date.available | 2020-03-28T05:30:38Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.description.abstract | Antimicrobial Resistance (AMR) telah menjadi ancaman global, terutama untuk kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan yaitu potensi munculnya bakteri yang kebal terhadap antibiotik (superbug), karena penggunaan antibiotik yang tidak bertanggung jawab. FAO PBB telah mengembangkan Alat Penilaian untuk Laboratorium dan Sistem Surveilans Resistensi Antimikroba (ATLASS). Alat ini dirancang untuk mengidentifi kasi hambatan, memetakan kapasitas dan jaringan analisis laboratorium, dan menentukan faktor-faktor apa yang dapat ditingkatkan untuk memungkinkan laboratorium memiliki kemampuan analitis yang andal dalam pengujian AMR dan menjadi laboratorium referensi baik di tingkat nasional dan regional di sektor pertanian, lingkungan, dan produksi pangan. Misi ATLASS ini sudah dilakukan mulai tahun 2017 di 2 (dua) laboratorium UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu Balai Pengujian Mutu dan Sertifi kasi Produk Hewan (BPMSPH) dan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifi kasi Obat Hewan (BBPMSOH). Selain itu, pada tahun 2018 juga dilakukan penilaian ATLASS di Balai Besar Veteriner Wates. Dalam penilaian ATLASS, aspek penilaian dibagi atas tata kelola laboratorium (governance), unit epidemiologi (epidemiology unit), jaringan laboratorium (laboratory Network), komunikasi (Communication), dan kegiatan yang berkeberlanjutan (Sustainability). Hasil penilaian diterjemahkan dalam Progressive Improvement Pathway yaitu alur peningkatan kapasitas laboratorium yang progresif, dimana kapasitas dibagi atas beberapa tingkatan yaitu tidak memiliki kapasitas (level 1/no capacity), kapasitas terbatas (level 2/limited capacity), kapasitas yang dikembangkan (level 3/developed capacity), kapasitas yang ditunjukkan (level 4/demonstrated capacity), dan kapasitas berkelanjutan (level 5/sustainable capacity). Dari hasil Penilaian ATLASS yang dilakukan di BPMSPH dan BBPMSOH menunjukan bahwa kapasitas kedua laboratorium tersebut dalam melakukan pengujian dan surveilans AMR berada di level 2 (limited capacity) dan sudah ada beberapa aspek dalam penilaian ATLASS yang sudah dapat ditingkatkan ke level 3 (developed capacity) yaitu peningkatan kapasitas peralatan laboratorium, teknik evaluasi hasil pengujian Antimicrobial Susceptibility Test (AST), dan perlu dilakukan uji profi siensi. Hasil penilaian ATLASS untuk BBVet Wates masih berada di Level 1 (No capacity), dimana aspek yang perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkat ke level 2 (Limited Capacity) yaitu dengan meningkatkan dan memperbaiki mekanisme sampling, meningkatkan kapasitas peralatan laboratorium untuk pengujian AST, penggunaan panel bakteri sesuai dengan kelompok bakteri yang diuji, dan harus melakukan uji profesiensi. | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8980 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.subject | Resistensi | en_US |
dc.subject | Antimikroba | en_US |
dc.subject | Antibiotik | en_US |
dc.subject | Laboratorium | en_US |
dc.subject | AMR | en_US |
dc.subject | Surveilans AMR | en_US |
dc.title | Assessment Tool for Laboratories and Antimicrobial Resistance Surveillance System (ATLASS)-(Alat Penilaian untuk Laboratorium dan Sistem Surveilans Resistensi Antimikroba) | en_US |
dc.type | Article | en_US |