VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merill) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL
dc.contributor.author | Daryati | |
dc.contributor.author | Nurmiaty, Yayuk | |
dc.contributor.author | Ermawati | |
dc.contributor.other | Balai Pengkajian Teknologi Pertanian | en_US |
dc.date.accessioned | 2019-08-07T07:13:34Z | |
dc.date.available | 2019-08-07T07:13:34Z | |
dc.date.issued | 2017-10 | |
dc.description | Kedelai merupakan sumber protein yang dapat dijadikan salah satu pengganti pangan alternatif selain padi. Menurut Badan Pusat Statistika (2015), produksi kedelai tahun 2014 sebanyak 955,00 ribu ton biji kering atau meningkat sebanyak 175,01 ribu ton (22,44%) dibandingkan dengan tahun 2013. Produksi kedelai tahun 2015 diperkirakan sebanyak 998,87 ribu ton biji kering atau meningkat sebanyak 43,87 ribu ton (4,59 %) dibandingkan dengan tahun 2014. Permintaan kebutuhan kedelai di Indonesia cukup tinggi. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak diikuti dengan produktivitas yang dihasilkan, sehingga impor kedelai dari luar negeri hanya tersedia untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan kedelai serta dapat menekan impor kedelai yaitu dengan penggunaan benih bermutu, salah satu upaya untuk mendapatkan benih yang bermutu yaitu dengan pemupukan yang tepat. Kurangnya akan ketersedian unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, khususnya pada saat fase R3(awal pembentukan polong) mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat, sehingga tanaman membutuhkan unsuh hara lebih dalam proses pengisian biji yang dapat menghasilkan biji yang bernas serta memiliki viabilitas benih yang baik. | en_US |
dc.description.abstract | Usaha untuk memenuhi kebutuhan serta menekan impor kedelai dengan penggunaan benih bermutu. Benih bermutu dapat didapatkan dengan pemupukan susulan yaitu pada saat awal pembentukan polong (R3). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui benih kedelai dari hasil pemupukan susulan pascasimpan empat bulan memiliki viabilitas lebih tinggi daripada benih tanpa pemupukan susulan, (2) mengetahui dosis optimum pupuk susulan NPK majemuk saat R3 dalam menghasilkan viabilitas benih yang baik pascasimpan empat bulan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan dosis pupuk NPK majemuk (16:16:16) diaplikasikan saat R3 (mulai pembentukan polong), diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pemupukan susulan menghasilkan viabilitas benih yang lebih baik pascasimpan empat bulan daripada tanpa pemupukan susulan, berdasarkan semua variabel. (2) pemberian dosis pupuk susulan NPK majemuk masih meningkatkan viabilitas benih secara linier, berdasarkan tolok ukur persentase perkecambahan benih, kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, panjang tajuk kecambah normal, panjang akar primer kecambah normal, dan bobot kering kecambah normal serta menurunkan daya hantar listrik. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-602-6954-16-9 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7340 | |
dc.publisher | Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian | en_US |
dc.subject | viabilitas, pupuk susulan, benih kedelai | en_US |
dc.title | VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merill) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN 4 BULAN ASAL | en_US |
dc.type | Book | en_US |