KAJIAN SISTEM USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KALIMANTAN TENGAH

dc.contributoren-US
dc.creatorN. Ahmad, Salfina; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Jl. G. Obos Km 5 Kotak Pos 122 Palangkaraya
dc.creatorD, Deddy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Jl. G. Obos Km 5 Kotak Pos 122 Palangkaraya
dc.creator;, Siswansyah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Jl. G. Obos Km 5 Kotak Pos 122 Palangkaraya
dc.creatorK.S. Swastika, Dewa; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Jl. A. Yani 70 Bogor
dc.date2014-08-12
dc.date.accessioned2018-05-25T02:13:35Z
dc.date.available2018-05-25T02:13:35Z
dc.date.issued2014-08-12
dc.descriptionPengkajian Sistem Usaha Ternak Sapi Potong dilaksanakan di Desa Sumber Rejo, Kabupaten Barito Selatan,Kalimantan Tengah pada tahun anggaran 2002. Pengkajian ini bertujuan untuk mengintroduksikan teknologipeningkatan produktivitas sapi potong dan sapi bibit melalui perbaikan pakan dan penanggulangan penyakit ternakserta pengembangan hijauan makanan ternak (HMT). Pengkajian dilaksanakan secara on farm research di lahanpetani dengan melibatkan sebanyak 32 petani yang terdiri dari 16 petani yang menerapkan teknologi introduksi dan 16orang yang menerapkan teknologi yang biasa dilakukan petani (existing technology). Pada pengkajian usahapenggemukan dan pembibitan digunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan, yaitu teknologiintroduksi dan teknologi petani sebagai kontrol. Teknologi yang diintroduksikan terdiri dari beberapa komponen yaitupemberian pakan hijauan; pakan konsentrat dan pakan aditif. Selain perbaikan pakan, juga dilakukan penanggulanganpenyakit parasit cacing dengan pemberian obat cacing nematoda (Monil ®) dan cacing trematoda (Dovenix ®),antibiotika Terramycine® LA dan multivitamin-mineral, disertai dengan perbaikan sanitasi kandang dan ternak.Sedangkan untuk teknologi petani, sapi hanya diberi pakan rumput lokal, tanpa penanggulangan penyakit dan sanitasi.Variabel yang diamati pada usaha penggemukan dan pembibitan selama 5 bulan adalah rata-rata pertambahan bobotbadan harian (PBBH) dan penggunaan input serta perolehan output. Sapi yang digemukkan dengan teknologiintroduksi mengalami peningkatan PBBH secara sangat nyata. Rata-rata PBBH sapi Bali meningkat dari 296 menjadi528 gr/ekor/hari dan sapi PO meningkat dari 381 menjadi 697 gr/ekor/hari. Pada sapi induk bunting 3-4 bulanmenjelang melahirkan yang dikelola dengan teknologi introduksi mengalami peningkatan PBBH secara sangat nyata.Rata-rata PBBH pada sapi Bali meningkat dari 398 menjadi 625 gr/ekor/hari dan sapi PO meningkat dari 525 menjadi801 gr/ekor/hari. Rata-rata berat lahir pedet yang dihasilkan dari induk dengan teknologi introduksi lebih tinggi daripada pedet dari induk kontrol.Kata kunci : penggemukan, pembibitan, sapi Bali, sapi PO, bioplus, lahan kering.The assessment was conducted in Sumber Rejo village, South Barito district, Central Kalimantan in 2002.This assessment was aimed to develop a package of improved technology of beef fattening and cows breeding byimprovement of feed and diseases control. The assessment was conducted collaboratively with farmers, involving 32cooperators and consisting of 16 farmers with introduced technology and the other 16 farmers with existingtechnology. Components of introduced technology were fed with green forage, concentrate and feed supplement. Foranimal diseases control, anthelminthic drugs for nematode worm (Monil ®) and trematode worm (Dovenix ®),antibiotic drug and multivitamin-mineral, and improved the sanitation of housing and cattle. While the farmers’technology was fed with native grass only, without animal diseases control. Parameters observed for 5 months wereaverage daily gain (ADG) of cattle and farmer’s income. Steers with introduced technology was significantly highercompared to that of control. ADG of Bali steers improved from 296 to 528 gr/head/day and PO steers from 381 to 697gr/head/day. ADG of pregnant cows 3-4 months before calves with introduced technology was significantly highercompared to farmers’ technology. ADG of Bali cows improved from 398 to 625 gr/head/day and PO cows from 525to 801 gr/head/day. The average natal body weight of calves with introduced technology was higher than those offarmers’ technology.Key words : fattening, breeding, Bali cattle, Ongole-cross cattle, bioplus, dry land.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpengkajian/article/view/1509
dc.identifier10.21082/jpptp.v7n2.2004.p%p
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/1881
dc.languageeng
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpengkajian/article/view/1509/1290
dc.source2528-0791
dc.source1410-959X
dc.sourceJurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian; Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004en-US
dc.titleKAJIAN SISTEM USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KALIMANTAN TENGAHen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
KAJIAN SISTEM USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KALIMANTAN TENGAH.pdf
Size:
139.52 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: