Tingkat Penerimaan Konsumen Pada Nugget Ampas Susu Tempe Di Sulawesi Selatan

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Proses pembuatan susu tempe menghasilkan limbah padat berupa ampas. Biasanya ampas jarang dikonsumsi karena dipandang memiliki nilai ekonomis yang rendah, mudah rusak dan tidak dapat disimpan lama. Oleh karena itu perlu suatu teknologi pengolahan ampas susu tempe yang dapat memberikan nilai ekonomis dan manfaat yaitu memperpanjang masa simpan. Olahan yang dimaksud adalah nugget. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan nugget ampas susu tempe dengan penambahan daging sapi, ayam dan udang. Pengkajian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu A1 = ampas susu tempe dengan penambahan daging sapi; A2 = ampas susu tempe dengan penambahan ayam; A3= ampas susu tempe dengan penambahan udang dan A4= tanpa penambahan (100% ampas susu tempe). Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan. Tingkat penerimaan konsumen dapat dilihat dari uji organoleptik dengan skala penilaian dari 1 hingga 5 yaitu (1= sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3 = agak suka, 4 = suka, 5 = sangat suka). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ampas susu tempe masih memiliki kadar air 73,46%, kadar abu 0,56%, serat kasar 11,71%, protein 11,98%, lemak 2,88% dan karbohidrat 11,17%. Tingkat penerimaan untuk nugget yang paling disukai dari warna adalah nugget dengan penambahan daging sapi, aroma yang paling disukai adalah nugget dengan penambahan daging sapi, rasa yang disukai adalah nuggetdengan penambahan ayam dan tekstur yang paling disukai adalah tanpa penambahan daging (100% ampas susu tempe).
Description
Keywords
Kedelai, Pasca panen, Susu tempe
Citation