DERAAN KEKERINGAN PADA TANAMAN UBIJALAR
dc.contributor | en-US | |
dc.creator | Rahayuningsih, St. A.; BALITKABI | |
dc.date | 2014-11-26 | |
dc.date.accessioned | 2018-06-04T07:22:32Z | |
dc.date.available | 2018-06-04T07:22:32Z | |
dc.description | Isu perubahan iklim secara global merupakan salah satu tantangan bagi para ahli di bidang masing-masing yang berkaitan dengan iklim. Bidang pertanian menerima dampak yang banyak meresahkan petani. Kekeringan yang berkepanjangan mengakibatkan turunnya produksi pangan lebih dari 22%, bahkan di Papua penurunan produksi pangan lebih dari 50%. Sejak terjadi bencana kekeringan pada tahun 1997 yang berkelanjutan mengakibatkan, kematian yang tinggi pada pertanaman ubijalar (Ipomoea batatas (L.) Lam). Namun masih terdapat kultivar yang tersisa yang diharapkan merupakan kultivar yang secara genetis toleran terhadap deraan kekeringan. Sebagai reaksi terhadap bencana kekeringan telah dilakukan pengujian ketahanan ubijalar terhadap deraan kekeringan dan hasilnya sangat beragam antarkultivar. Hasil evaluasi ketahanan plasma nutfah ubijalar asal Papua yang telah dilakukan tahun 1998 telah diperoleh 14 kultivar yang toleran terhadap kekeringan dan mampu menghasilkan umbi pada perlakuan kekeringan. Penelitian ketahanan terhadap kekeringan di Balitkabi terus berlanjut hingga sekarang, namun indikator morfologis dan fisiologis belum dapat diketahui secara pasti. Pada kultivar ubijalar tertentu kelayuan tajuk dapat digunakan sebagai indikator peka terhadap kekeringan, pada kultivar lain indikator ketahanan ditunjukkan dengan sifat perakaran. Kandungan prolin kultivar ubijalar yang meningkat pada kondisi terdera kekeringan belum dapat digunakan sebagai indikator toleransinya terhadap deraan kekeringan walaupun pada jenis tanaman tertentu peningkatan kadar prolin dapat digunakan sebagai ketahanan terhadap kekeringan. Pada kultivar ubijalar yang peka terhadap kekeringan produksi umbi dapat turun lebih dari 50–70 % terhadap kondisi normal, sedang kultivar yang toleran penurunan produksi di bawah 20%. Dengan menanam kultivar yang toleran terhadap deraan kekeringan kerugian petani dapat ditekan. | en-US |
dc.format | application/pdf | |
dc.identifier | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bulpa/article/view/1751 | |
dc.identifier | 10.21082/bul palawija.v0n20.2010.p%p | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/4153 | |
dc.language | eng | |
dc.publisher | Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi | en-US |
dc.relation | http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bulpa/article/view/1751/7603 | |
dc.source | 1693-1882 | |
dc.source | Buletin Palawija; No 20 (2010): Buletin Palawija No 20, 2010 | en-US |
dc.title | DERAAN KEKERINGAN PADA TANAMAN UBIJALAR | en-US |
dc.type | info:eu-repo/semantics/article | |
dc.type | info:eu-repo/semantics/publishedVersion |