KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays) DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH PADA MUSIM KEMARAU
Loading...
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Lahan marjinal pasca penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung
memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologi yang buruk. Kegiatan reklamasi dan
revegetasi telah banyak dilakukan dilahan tersebut dengan penanaman tanaman
kehutanan. Sehingga perlu adanya alternatif untuk melakukan penanaman komoditas
yang adaptif dan mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya seperti tanaman
jagung. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan varietas jagung yang adaptif pada
lahan bekas tambang timah. Pengkajian dilakukan di lahan bekas tambang timah di
Desa Perlang, Kabupaten Bangka Tengah pada bulan Juni hingga September 2015(
musim kemarau ). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan
perlakuan varietas jagung yaitu: varietas Srikandi Kuning (P1); Bisma (P2) dan Lamuru
(P3), masing-masing perlakuan diulang 3 (tiga) kali. Data dianalisis dengan analisis
sidik ragam. Apabila uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata,
maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5%. Hasil
pengkajian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan varietas tidak berbeda nyata
terhadap komponen pertumbuhan yaitu tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), dan
jumlah daun (helai), namun terlihat pertumbuhan varietas Srikandi Kuning cenderung
lebih baik. Pada komponen produksi menunjukkan bahwa Srikandi Kuning berbeda
nyata terhadap Bisma pada bobot tongkol (g) dan bobot 1000 biji namun tidak berbeda
nyata dengan Lamuru. Perlakuan tidak berbeda nyata terhadap berat kering tajuk (g),
diameter tongkol (cm), panjang tongkol (cm), jumlah baris biji/tongkol (buah), jumlah
biji tiap baris/tongkol (buah) dan produktivitas (t/ha). Srikandi kuning layak
dikembangkan di lahan bekas tambang timah dengan R/C ratio sebesar 2,86.
Description
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk provinsi yang mengembangkan
komoditas jagung namun luas panen jagung sejak tahun 2011 hingga 2015 terus
mengalami penurunan dari 277 ha hingga 181 ha akibat adanya konversi lahan
pertanian. Hal tersebut berakibat terhadap penurunan produksi jagung dari 815 ton
hingga 666 ton (BPS, 2016). Perluasan areal tanam jagung perlu dilakukan untuk
mengatasi kebutuhan jagung sebagai pakan ternak, namun ketersediaan lahan subur di
Kepulauan Bangka Belitung sangat terbatas sehingga perluasan areal tanam perlu
dilakukan pada lahan-lahan sub optimal, salah satunya adalah lahan bekas tambang
timah. Pemanfaatan lahan bekas tambang timah terkendala kemasaman, hara yang
rendah dan daya memegang air rendah sehingga hanya tanaman kehutanan yang adaptif,
namun tanaman kehutanan tidak memberikan hasil ekonomi yang cepat bagi masyarakat
sekitar sehingga perlu adanya inovasi teknologi dengan penanaman komoditas bernilai
ekonomi tinggi seperti jagung.
Keywords
lahan bekas tambang, Kepulauan Bangka Belitun, varietas jagung.