Status dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Jambu Mete
No Thumbnail Available
Date
2000
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah
Abstract
Walau bukan tanaman asli Indonesia, jambu mete telah beradaptasi secara luas. Tanaman ini menyerbuk silang dan perkembangannya umumnya menggunakan benih. Oleh karena itu, di sentra pengembangan ada kemungkinan terbentuknya landrace yang merupakan variasi genetik. Koleksi plasma nutfah jambu mete asal berbagai daerah di Indonesia dan introduksi telah ditanam di kebun-kebun percobaan, antara lain di Cikampek, Muktiharjo, dan Asembagus sejak 1970 sampai 1998. Jumlah koleksi terdiri dari 52 kultivar dan sebagian di antaranya telah dikarakterisasi dan dievaluasi, terutama sifat produksinya. Hasil evaluasi produksi menunjukkan bahwa beberapa nomor koleksi mempunyai potensi produksi tinggi, tetapi rata-rata ukuran gelondong masih tergolong kecil. Dari observasi terhadap jambu mete introduksi diperoleh bahwa kultivar Segayung mempunyai ukuran gelondong besar yaitu 9-13 g/butir. Pemanfaatan plasma nutfah dalam pemuliaan tanaman jambu mete masih belurn banyak karena langkanya ketersediaan data hasil evaluasi. Untuk mendapatkan varietas unggul jambu mete diperlukan waktu yang cukup panjang. Dalam pemanfaatan plasma nutfah lebih lanjut maka evaluasi terhadap ketahanan hama/penyakit, toleransi kekeringan, dan mutu buah/gelondong perlu dilakukan.
Description
Keywords
Annacardium occidentale, plasma nutfah, karakterisasi, koleksi, pemanfaatan.