Investigasi Kematian Ternak Ruminansia Akibat Antraks di Kecamatan Ponjong Gunungkidul Januari 2020
dc.contributor.author | Ruhiat, Endang | |
dc.contributor.author | Susanta, Dwi Hari | |
dc.contributor.author | Wibawa, Hendra | |
dc.contributor.author | Poermadjaja, Bagoes | |
dc.contributor.author | Handoko, Anton | |
dc.contributor.author | Ludiro, Agung | |
dc.contributor.author | Triana, Nanik | |
dc.contributor.author | Nugraha, Devi Ardi | |
dc.contributor.other | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.date.accessioned | 2022-03-13T22:20:58Z | |
dc.date.available | 2022-03-13T22:20:58Z | |
dc.date.issued | 2020 | |
dc.description.abstract | Telah terjadi kematian sapi dan kambing pada tanggal 16 sampai dengan akhir Desember 2019 di Dusun Ngrejek Wetan dan Ngrejek Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Kematian ternak tersebut terjadi secara beruntun dalam waktu yang berdekatan. Investigasi dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Wates (BBVet) dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul pada tanggal 3 dan 4 Januari 2020. Investigasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kematian ternak, mengetahui pola penyebaran penyakit dan identifikasi faktor risiko yang berperan dalam menimbulkan kejadian penyakit tersebut. Desain studi yang digunakan yaitu kasus kontrol. Definis kasus yang ditetapkan yaitu sapi dan kambing dengan gejala klinis kejang-kejang, ambruk dan dipotong paksa dengan hasil uji laboratorium terhadap sampel tanah dari lokasi penyembelihan positif Bacillus anthracis. Sedangkan unit epidemiologinya yaitu peternak. Metode uji laboratorium yang dilakukan yaitu uji ‘gold standard’ yaitu dengan metode kultur pada media agar darah dan pewarnaan polychrome petheylen blue sedangkan analisa data dilakukan secara deskriptif dan analitik. Jumlah ternak yang mati sebanyak 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing. Sampel yang diuji berupa sampel tanah yang diperoleh dari lokasi pemotongan dan penguburan ternak. Mortalitas ternak sebesar 4,5% (level dusun). Hasil perhitungan odds ratio (OR) faktor risiko jenis ternak, jenis pakan, pengetahuan, perlakuan terhadap ternak sakit yang dipotong dan jika ternak mati dilaporkan tidak memiliki hubungan bermakana dan signifikan terhadap terjadinya kasus antraks. Kematian ternak disebabkan agen penyakit bakteri B. anthracis. Sumber infeksi berasal dari ternak baru (kambing) yang dibeli di pasar hewan tanpa dilakukan tindakan karantina terlebih dahulu dan faktor risiko penyebaran antraks terbatas disebabkan adanya aktivitas peternak/masyarakat yang melakukan penyebelihan ternak sakit dan mati mendadak tanpa pengawasan petugas berwenang (dokter hewan). | en_US |
dc.identifier.issn | 2087-1279 | |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15297 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Direktorat Kesehatan Hewan | en_US |
dc.subject | Antraks | en_US |
dc.subject | Gold Standar | en_US |
dc.subject | Polychrome Metheylen Blue | en_US |
dc.subject | Odds Ratio | en_US |
dc.title | Investigasi Kematian Ternak Ruminansia Akibat Antraks di Kecamatan Ponjong Gunungkidul Januari 2020 | en_US |
dc.type | Article | en_US |