Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptans): The Effect of Rabbit Urine Organic Fertilizer on The Growth of Land Kale Plants (Ipomoea Reptans)

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Politeknik Pertanian Bogor
Abstract
Description
The use of organic fertilizer is one solution to solve the problem of lack of nutrients in the soil, taking into account the sustainability aspect. Rabbit droppings are obtained from rabbit breeders at P4S Agro Cendekia Bangunrejo. The study was conducted in July 2021 at P4S Agro Cendekia Bangunrejo. Liquid organic fertilizer is made by two different methods namely Y1 (a mixture of 10 liters of rabbit urine, 150 grams of brown sugar and 0.2 liters of EM3) with a fermentation time of 7 days and a pH of 7.5 and Y2 (a mixture of 10 liters of rabbit urine, 150 grams of brown sugar, 0.2 liters of EM3 and bamboo root) with a fermentation time of 6 days and a pH of 7.3. There are three treatments, namely P1 as an experimental control (without the provision of liquid organic fertilizer), P2 is given liquid organic fertilizer Y1, P3 is given liquid organic fertilizer Y2. Each treatment was randomly taken as many as 5 samples to be used as the object of the study. The parameters of the growth of kale plants analyzed after 10 hst (days after planting) are plant height, number of leaves, length of roots and number of roots. From the research data obtained, the highest average plant height is in the P2 treatment with a value of 8.12 cm. The average number of leaves is the largest in the P2 treatment as many as 5 stems.  The average length of the highest root is in P3 at 8.46 cm. The average number of roots obtained in the P2 treatment is 29 branches. Liquid organic fertilizer of rabbit urine affects the growth of kale plants.   Keywords: Growth, growth of rabbit urine, rabbit urine  
Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan minimnya unsur hara di dalam tanah, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan. Kotoran kelinci didapatkan dari peternak kelinci di P4S Agro Cendekia Bangunrejo. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2021 di P4S Agro Cendekia Bangunrejo. Pupuk organik cair dibuat dengan dua metode yang berbeda yaitu Y1 (campuran 10 liter urin kelinci, 150 gram gula merah dan 0,2 liter EM3) dengan waktu fermentasi selama 7 hari dan pH 7,5 serta Y2 (campuran 10 liter urin kelinci, 150 gram gula merah, 0,2 liter EM3 dan akar bambu) dengan waktu fermentasi selama 6 hari dan pH 7,3. Terdapat tiga perlakuan yaitu P1 sebagai kontrol percobaan (tanpa pemberian pupuk organik cair), P2 diberi pupuk organik cair Y1, P3 diberi pupuk organik cair Y2. Masing-masing perlakuan diambil secara acak sebanyak 5 sampel untuk dijadikan objek penelitian. Parameter pertumbuhan tanaman kangkung yang dianalisis setelah 10 hst (hari setelah tanam) yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan jumlah akar. Dari data penelitian yang didapatkan yaitu rata-rata tinggi tanaman tertinggi ada pada perlakuan P2 dengan nilai sebesar 8,12 cm. Rata-rata jumlah daun terbanyak ada pada perlakuan P2 sebanyak 5 batang.  Rata-rata panjang akar tertinggi ada pada P3 sebesar 8,46 cm. Rata-rata jumlah akar terbanyak diperoleh pada perlakuan  P2 sebanyak 29 cabang. Pupuk organik cair urin kelinci berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.   Kata kunci : Pertumbuhan, pertumbuhan urin kelinci, urin kelinci  
Keywords
biourin, efek urin kelinci, pertumbuhan, biourine, effect of rabbit urine, growth
Citation