Verifikasi Metode Penetapan Kebutuhan Pupuk pada Padi Sawah Irigasi

dc.contributoren-US
dc.creatorAbdulrachman, Sarlan; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi
dc.creatorAgustian, Nurwulan; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi
dc.creatorSembiring, Hasil; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi
dc.date2009-12-29
dc.date.accessioned2019-02-26T03:00:08Z
dc.date.available2019-02-26T03:00:08Z
dc.descriptionDalam 10 tahun terakhir Badan Litbang Pertanian telah mengeluarkan beberapa pedoman penetapan kebutuhan pupuk untuk padi sawah. Selain ditujukan agar pemakaian pupuk lebih efisien, pedoman pemupukan tersebut juga diharapkan dapat menggantikan rekomendasi pupuk yang masih bersifat umum. Beberapa pedoman pengelolaan hara spesifik lokasi (PHSL) yang diverifikasi antara lain: (1) PHSL-1, dosis pupuk ditetapkan berdasarkan alat bantu BWD dan PUTS, (2) PHSL-2, dosis pupuk N, P, dan K disesuaikan dengan target hasil yang dinginkan, (3) Permentan No. 40/OT.140/4/2007, dan (4) PP (Praktek Petani) sebagai pembanding. Pada petak PHSL-1 ditempatan enam sub petak (+Zn, +S, -N, -P, -K, dan +NPK) masing-masing berukuran 5 m x 5 m. Sub-sub petak tersebut dimaksudkan untuk menetapkan efisiensi pemupukan N dan memperoleh informasi tentang kemampuan suplai hara N, P, K, Zn, dan S bagi tanaman padi di masing-masing lokasi. Penelitian dilaksanakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nangro Aceh Darusalam, dan Sumatera Utara. Rancangan percobaan adalah acak kelompok dengan enam ulangan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Respon tanaman padi terhadap cara penentuan kebutuhan pupuk bervariasi menurut lokasi. Produktivitas padi meningkat dari yang terendah 3,99 t/ha menjadi 5,90 t/ha dan yang tertinggi dari 6,12 t/hamenjadi 7,28 t/ha. Respon terbesar diperoleh dari pemberian N,menyusul P dan K; (2) PHSL-2 unggul di tujuh lokasi dari 12 lokasi yang dijadikan tempat verifikasi, PHSL-1 unggul di empat lokasi dan Permentan unggul di satu lokasi; (3) Efisiensi N meningkat dengan penggunaan BWD dan PUTS untuk P dan K; (4) Sampai saat ini, P dan K tidakmutlak dibutuhkan tanaman padi di lokasi penelitian, kecuali di Mojolaban yang sudah menunjukkan respon terhadap pemberian Zn dan di Rogojampi terhadap pemberian S; (5) Pada umumnya petani masih menggunakan pupuk N terlalu tinggi sehingga kurang efisien.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2619
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6777
dc.languageeng
dc.publisherPuslitbang Tanaman Panganen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2619/2258
dc.rightsCopyright (c) 2015 Buletin Iptek Tanaman Panganen-US
dc.sourceIptek Tanaman Pangan; Vol 4, No 2 (2009): Desember 2009en-US
dc.source1907-4263
dc.titleVerifikasi Metode Penetapan Kebutuhan Pupuk pada Padi Sawah Irigasien-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: