Pengaruh Kultivar dan Ukuran Umbi Bibit Bawang Bombay Introduksi terhadap Pertumbuhan, Pembungaan, dan Produksi Benih
No Thumbnail Available
Date
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
Pembungaan bawang Bombay memerlukan suhu rendah, 5-12°C. Di daerah tropika, untuk terjadi pembungaan, umbi benih divernalisasi pada suhu 10°C selama 2 bulan. Untuk terjadi inisiasi pembungaan suhu rendah berinteraksi dengan faktor lain di antaranya faktor genetik, umur fisiologi, dan ukuran umbi benih. Penelitian pembungaan bawang Bombay pada kondisi agroekosistem tropika Indonesia, dilakukan di dataran tinggi Lembang, Jawa Barat, 1.250 m dpl. Penelitian bertujuan (1) mendapatkan ukuran umbi bibit yang sesuai untuk memperoleh hasil umbi, bunga, dan biji bawang Bombay introduksi yang tertinggi dan (2) mengkaji jenis serta konsentrasi giberelin alami untuk menstimulasi inisiasi pembungaan bawang Bombay introduksi. Percobaan dilaksanakan menggunakan rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama kultivar bawang Bombay introduksi yaitu kultivar No. E-537, dan No. Z-512. Anak petak ukuran umbi bibit, yaitu >40 g per umbi, 25-40 g per umbi, dan <25 g per umbi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa produksi biji total tertinggi berasal dari bawang Bombay introduksi kultivar No. Z-512 ukuran >25 g. Inisiasi pembungaan distimulasi oleh sintesis de novo giberelin alami dengan jenis dan konsentrasi bergantung pada kultivar dan ukuran umbi bibit yang digunakan. Semakin besar ukuran umbi bibit (>25 g per umbi) semakin tinggi konsentrasi giberelin alami yang dihasilkan dan semakin tinggi pula pembungaan dan hasil biji. Jenis giberelin alami yang disintesis oleh bawang Bombay kultivar No. E-537 yaitu GA3, GA7, dan GA45, dan dari kultivar No. Z-512 yaitu GA3, GA21, dan GA45. Hasil produksi umbi bawang Bombay tertinggi berasal dari kultivar No. E-537. Ukuran umbi bibit >25->40 g per umbi tidak berpengaruh terhadap produksi umbi kedua kultivar.Low air temperature of 5-12°C is needed to stimulate flower initiation of onion, while in tropical regions it can be done by vernalizing the onion mother bulbs at 10°C for 2 months. Flower initiation was stimulated by low temperature interacts with several factors, such as genetic, physiological age, and size of mother bulbs. The experiment was conducted at high altitude Lembang, Bandung 1,250 asl. The aims of this study were (1) to find out the proper size of the onion mother bulbs in order to get the highest yield of flowers, seed, and bulb, (2) to study kind of natural gibberellins and their concentrations which stimulate flower initiation of introduced onion cultivars. A split plot design with 3 replications was set up in the field. The main plot was two introduced onion cultivars i.e. cultivar No. E-537, and No. Z-512. The subplot was size of onion mother bulbs i.e. >40 g, 25-40 g, and <25 g per bulb. Research results revealed that the highest total seed yield was gained from cultivar No. Z-512 with the size of mother bulb of more than 25 g. Flower initiation was stimulated by de novo natural gibberellin with kind and concentration depend on cultivars and the size of mother bulb. The bigger mother bulb size (>25 g) the higher the concentration of natural gibberellin and the higher the flowers/umbels and seed yield produced. Kind of natural gibberellins sintesized by onion cultivar No. E-537 were GA3, GA7, and GA45, while from cultivar No. Z-512 were GA3, GA21, and GA45. The highest onion bulb yield was gained from cultivar No. E-537. The mother bulb size >25->40 g did not affect the total onion bulb yield for both cultivars.
Keywords
Allium cepa L.; Mother bulb size; Flowering; Seed production