Analisis Wilayah Nodal Berdasarkan Analisis Hierarki Wilayah di Kabupaten Malang: Nodal Area Analysis based on Regional Hierarchical Analysis in Malang Regency
No Thumbnail Available
Date
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Politeknik Pertanian Bogor
Abstract
Description
The development of the Malang Regency area with the largest population in East Java needs to be considered. The existence of a regional hierarchy by assessing aspects of the population as well as the existing facilities and infrastructure in each sub-district is able to see the center of growth and optimize the potential of the region, especially in the agricultural sector. and infrastructure for each sub-district, determine the capital and hinterland areas, and plan regional development with an agribusiness system approach. The research method uses data collection techniques and secondary data analysis sourced from BPS (Central Bureau of Statistics) and the Ministry of Education and Culture. The results of the regional hierarchical analysis show that Singosari District occupies the highest hierarchy as the core or center of regional development, with various factors such as population, number of facilities, transportation, and historical value. The hinterland area is divided into three divisions based on the comparative analysis of the population and the number of facilities and infrastructure in each sub-district. Determination of regional development centers with this analysis, focused on each agribussines subsystem with an emphasis on superior products of each region and creative marketing as well as optimizing regional development plans that are tailored to the region itself.
Pengembangan wilayah Kabupaten Malang dengan populasi penduduk terbesar di Jawa Timur perlu diperhatikan. Adanya hierarki wilayah dengan menilai aspek jumlah penduduk serta sarana dan prasarana yang ada di masing-masing kecamatan mampu melihat pusat pertumbuhan dan mengoptimalkan potensi wilayahnya terutama dalam sektor pertanian. Tujuan penulisan adalah untuk menetapkan hierarki wilayah nodal Kabupaten Malang berdasarkan data jumlah penduduk dan data jumlah sarana dan prasarana setiap kecamatan, menetapkan wilayah ibukota dan hinterland serta merencanakan pengembangan wilayah dengan pendekatan sistem agribisnis. Metode penelitian menggunakan teknik pengumpulan data dan analisis data sekunder yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil dari analisis hierarki wilayah menunjukkan bahwa Kecamatan Singosari menempati hieraki tertinggi sebagai inti atau pusat pengembangan wilayah, dengan berbagai faktor seperti penduduk, jumlah sarana, transportasi dan memiliki nilai historis. Wilayah hinterland dibagi menjadi tiga pembagian berdasarkan komparasi hasil analisis jumlah penduduk dan jumlah sarana dan prasarana yang ada dimasing-masing kecamatan. Penentuan pusat pengembangan wilayah dengan analisis tersebut, difokuskan pada tiap subsistem agribisnis dengan menitikberatkan produk unggulan tiap daerah dan pemasaran kreatif serta mengoptimalkan rencana pengembangan wilayah yang disesuaikan dengan wilayah itu sendiri.
Pengembangan wilayah Kabupaten Malang dengan populasi penduduk terbesar di Jawa Timur perlu diperhatikan. Adanya hierarki wilayah dengan menilai aspek jumlah penduduk serta sarana dan prasarana yang ada di masing-masing kecamatan mampu melihat pusat pertumbuhan dan mengoptimalkan potensi wilayahnya terutama dalam sektor pertanian. Tujuan penulisan adalah untuk menetapkan hierarki wilayah nodal Kabupaten Malang berdasarkan data jumlah penduduk dan data jumlah sarana dan prasarana setiap kecamatan, menetapkan wilayah ibukota dan hinterland serta merencanakan pengembangan wilayah dengan pendekatan sistem agribisnis. Metode penelitian menggunakan teknik pengumpulan data dan analisis data sekunder yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil dari analisis hierarki wilayah menunjukkan bahwa Kecamatan Singosari menempati hieraki tertinggi sebagai inti atau pusat pengembangan wilayah, dengan berbagai faktor seperti penduduk, jumlah sarana, transportasi dan memiliki nilai historis. Wilayah hinterland dibagi menjadi tiga pembagian berdasarkan komparasi hasil analisis jumlah penduduk dan jumlah sarana dan prasarana yang ada dimasing-masing kecamatan. Penentuan pusat pengembangan wilayah dengan analisis tersebut, difokuskan pada tiap subsistem agribisnis dengan menitikberatkan produk unggulan tiap daerah dan pemasaran kreatif serta mengoptimalkan rencana pengembangan wilayah yang disesuaikan dengan wilayah itu sendiri.
Keywords
nodal region; region hierarchy., wilayah nodal; hierarki wilayah.